Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah "sudah kalah secara geopolitik" perangnya di Ukraina dan secara efektif menjadi negara bawahan China. Pernyataan kontroversial ini diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“De facto, Rusia kini mematuhi China dan telah kehilangan aksesnya ke Baltik. Invasi ke Ukraina juga mendorong keputusan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO,” kata Macron kepada surat kabar Opinion seperti dikutip Arab News Senin 15 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini tidak terpikirkan hanya dua tahun yang lalu. Jadi ini sudah merupakan kekalahan geopolitik,” kata Macron menjelang kunjungan Presiden Ukraina Volodoymyr Zelensky ke Paris oleh pada Minggu malam.
“Mari kita perjelas, Rusia tidak boleh memenangkan perang ini secara militer. Jadi terserah kita untuk melihat bagaimana membantu Ukraina dengan serangan balasan mereka, dan bagaimana mempersiapkan masalah jaminan keamanan dalam negosiasi yang pasti akan terjadi,” katanya.
“Saya selalu mengatakan bahwa pada akhirnya, arsitektur keamanan Eropa harus sepenuhnya mempertahankan Ukraina. Namun, juga harus mempertimbangkan non-konfrontasi dengan Rusia dan membangun kembali keseimbangan kekuatan yang berkelanjutan,” lanjutnya.
“Tapi masih banyak langkah yang harus diambil sebelum kita sampai ke sana,” katanya.
Pilihan Editor: Perang Ukraina: Rusia dan China Makin Lengket, Barat Kirim Rp 238 T dan Tank ke Kyiv
ARAB NEWS