Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden teng ?

Perubahan-perubahan yang terjadi di cina setelah meninggalnya mao ze dong. adanya isyu pencalonan presiden yaitu teng hsiao ping, 73. presiden akan dipilih oleh kongres rakyat nasional.

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK sekali perubahan yang terjadi sejak kepergian Mao: penangkapan atas "Komplotan empat", rehabilitasi eng Hsiao-ping, politik yang lebih pragmatis, pembangunan ekonomi, modernisasi dan lain-lain lagi. Bahkan muncul spekulasi yang berasal dari intelijen Taiwan bahwa lagu kebangsaan RRC pun akan diganti. Sejak minggu-minggu terakhir ini timbul isyu baru dari negara tersebut: bahwa setelah kurang lebih sepuluh tahun tak punya presiden, RRC sedang mempertilnbangkan untuk mengadakan kembali kedudukan itu. Kabar dari daratan Cina yang dibawa keluar oleh para pelancong dan laporan dari para wartawan yang berpangkalan di Peking mengatakan, para pemimpin RRC sekarang ini sedang sibuk memperdebatkan apakah kedudukan presiden istilah resminya dahulu ketua RRC - akan dipulihkan kembali. Diskusi dan debat itu konon dilakukan oleh seluruh aparat partai dari yang tertinggi (politbiro) sampai yang terendah seperti kelompok diskusi di pabrik-pabrik, jawatan pemerintah dan komune rakyat. Lebih Terbuka Pimpinan RRC telah sengaja membuka persoalan itu jadi isyu nasional yang diperdebatkan oleh 900 juta manusia. Ini, katanya, merupakan pemenuhan janji pemerintah untuk melakukan politik yang lebih terbuka dan lebih demokratis, setelah suasana ketertutupan dan kerahasiaan yang berlangsung lebih dari sepuluh tahun lamanya. Para peninjau di luar Cina sedang berusaha mengupas masalah menarik ini. Misalnya pemimpin yang mana saja yang menginginkan dihidupkannya kembali kedudukan Ketua RRC. Dan yang paling penting dari padanya adalah: siapa yang pantas menduduki jabatan itu. Jawaban yang tepat atas pertanyaan di atas akan memperoleh gambaran yang selama ini masih kabur atau merupakan teka-teki. Umpamanya: bagaimana polarisasi politik, ideologi dan ambisi pribadi tiap pemimpin sejak negeri itu ditinggal mati Mao dan pengikisan terhadap golongan radikal. Calon yang paling hanyak disebut menurut para pelancong yang kembali dari daratan Cina, tentu saja Teng Hsiaoping. Orang yang berumur 73 ini memainkan peranan penting dalam panggung politik Peking, sejak rehabilitasinya yang kedua kali beberapa bulan lalu. Sebagai salah satu dari empat wakil ketua partai dan beberapa wakil perdana menteri, Teng hanya dibawahkan oleh Hua Kuo-feng (Ketua partai dan perdana menteri) dan Yeh Chien-ying (wakil ketua partai dan menteri pertahanan). Kedudukan presiden telah lama kosong sejak Liu Shao-chi dipecat selama Revolusi Kebudayaan di tahun-tahun 60-an. Presiden pertama adalah almarhum Mao sendiri. Ia menyerahkan kedudukannya kepada Liu Shao-chi pada tahun 1958 seteLah kegagalan kampanye Lompatan Jauh ke Muka untuk memajukan ekonomi menurut konsep Maois. Tahun 1969, katanya Lin Piao sangat mendambakan kedudukan itu. Ini tentu saja membuat Mao berang dan berakhir dengan kematian Lin Piao. Akibat Yang Peka Sejak Kongres Partai Komunis Cina tahun 1975, secara resmi kedudukan presiden dihapuskan baik dari konstitusi partai maupun dari undang-undang dasar. Diadakannya kembali jabatan kepresidenan yang sedang digodok sekarang ini tentu saja akan membawa akibat yang agak sensitif. Misalnya saja timbulnya kembali pertentangan yang ada sejak lama di kalangan mereka yang menginginkan kedudukan tersebut. Soal lainnya yang akan timbul bagaimana hubungan antara ketua partai, perdana menteri dan presiden. Ini tentu saja harus diatur kembali dan juga berarti harus ada perub ahan undang-undang dasar negara dan konstitusi partai. Sejak beberapa tahun ini kedudukan kepala negara sebagai sirnbol dipegang oleh Ketua Kongres Rakyat Nasional. Kedudukan ini pun sekarang kosong, sejak Marsekal Chu Teh meninggal tahun lalu. Menurut berita yang berasal dari dinas rahasia Taiwan, isyu presiden ini timbul untuk pertama kalinya bulan September lalu dalam suatu rapat politbiro partai. Sekelompok anggota dalam badan itu menurut sumber tadi, menyokong Teng Hsiao-ping. Dan mereka mengusulkan agar kedudukan presiden diadakan kembali. Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional yang direncanakan untuk bersidang daLam musim semi tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus