Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi perintahkan pasukannya untuk melakukan serangan secara besar-besaran ke milisi Houthi di Sanna. Presiden dukungan koalisi Arab Saudi ini berjanji memberikan pengampunan atau amnesti bagi siapa saja yang keluar dari kelompok pemberontak itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hadi yang berbicara melalui siaran televisi Saudi, Al- Arabiya juga menyerukan babak baru perlawanan terhadap milisi Houthi. Milisi yang sebelumnya sekutu Ali Abdullah Saleh. Saleh kemudian tewas kemarin, 4 Desember 2017 setelah mengumumkan berkoalisi dengan Arab Saudi melawan Houthi.
Baca: Berbalik Dukung Saudi, Eks Presiden Yaman Tewas Ditembak Houthi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Krisis di Yaman, seperti dikutip dari Russia Today, belum akan berakhir jika mencermati klaim Houthi untuk terus bertempur. Perang Yaman yang dipicu Arab Spring di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah enam tahun lalu telah membuat Yaman sengsara.
Pemerintah dan Houthi Saling Tuding Langgar Gencatan Senjata
Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan sedikitnya 10 ribu orang tewas dalam konflik di Yaman selama hampir dua tahun terakhir. Seperti dilansir BBC, Selasa 17 Januari 2017, laporan ini disampaikan setelah Presiden Yaman Abdrabbuh Mansour Hadi bertemu dengan utusan PBB di Kota Aden.
Baca: Houthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden
Badan kemanusiaan PBB menyebut angka ini masih merupakan prediksi ringan dari laporan lembaga kesehatan yang selama ini memantau para korban perang. Tapi jumlah ini belum termasuk korban luka yang kemudian tewas di rumah sakit.
Koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman, Jamie McGoldrick, menambahkan jutaan warga Yaman kini dalam kondisi kelaparan parah.
"Ada 7 juta warga yang tidak tahu apakah masih bisa makan," ujar McGoldrick.
Baca: Iran Kirim Senjata ke Houthi Yaman Lewat Teluk
Sebanyak 80 persen dari 19 juta penduduk negara termiskin di Arab ini membutuhkan bantuan kemanusiaan segera.
Bersamaan itu, sekitar 3 juta penduduk Yaman terusir dari rumah mereka.
Konflik Yaman dimulai ketika Arab Saudi bersama koalisi negara-negara Sunni melakukan intervensi militer terhadap kelompok Syiah Houthi pada 25 Maret 2015. Saudi memerangi Houthi yang merebut kekuasaan dan ibu kota Sanaa dari Presiden Hadi.