"CILI hari ini kembali ke demokrasi". Itulah judul berita utama yang dicetak dengan huruf segede jempol pada koran konservatif Cili Ultimas Noticias, Kamis pekan lalu. Hari itu negeri yang 16 tahun diperintah dengan tangan besi oleh rezim militer ini mengadakan pemilihan presiden. Pemilihan secara langsung yang pertama sejak 1973, dan hasilnya, Patricio Aylwin, pemimpin koalisi 17 partai oposisi, berhasil menjaring 55% suara. Persentase itu menyatakan bahwa Aylwin, 71 tahun, Maret mendatang sudah pasti bakal menggantikan Jenderal Augusto Pinochet. Perjuangan Aylwin, pemimpin Partai Kristen Demokrat, mulai menampakkan kemenangan setelah tahun silam ia berhasil mempersatukan partai-partai oposisi. Padahal, kelompok oposisi ini merupakan partai-partai kanan, tengah, dan kiri yang sulit diakurkan. Kemudian, pengacara dan bekas senator yang pintar bernegosiasi ini dinilai sukses menjadi juru bicara gabungan 17 partai oposisi melawan Pinochet, dalam rangka plebisit soal perpanjangan mandat Pinochet sebagai presiden. Seperti diketahui, Pinochet, 74 tahun, kalah telak. Maka, ia harus menyelenggarakan pemilihan presiden dalam tempo 1 tahun. Aylwin, tokoh politik yang suka tidur siang selama setengah jam ini, sangat antikomunis. Ia penentang keras pemerintahan Marxis Presiden Salvador Allende, yang berkuasa di Cili pada awal 1970-an. Itu sebabnya, pria yang murah senyum ini mula-mula mendukung kudeta militer Pinochet yang menjatuhkan Allende 16 tahun lalu. Tapi kemudian ia berubah, dan cepat berbalik menentang rezim militer. "Inilah kemenangan awal dalam proses melucuti rezim militer, dan menjadi jalan ke demokrasi sepenuhnya," ujar Clodomiro Almeyda, bekas menlu pemerintahan Allende. Tapi masih banyak pihak yang mengkhawatirkan Aylwin bakal mampu mengatasi keadaan, seandainya militer tetap ingin berkuasa. Dan kemungkinan itu bukannya mustahil. Pinochet, meski tahun depan harus menyerahkan kursi kepresidenannya kepada lawannya, masih tetap menjabat Pangab Cili sampai 8 tahun mendatang. Maka, kudeta militer masih bakal membayangi pemerintahan Aylwin kelak. Karena itu pula bila Aylwin, Jumat pekan lalu, mengingatkan pihak militer agar tunduk pada kekuasaannya, setelah ia memangku jabatan presiden. "Saya akan menggunakan kekuasaan saya sebagai presiden. Militer harus tunduk pada presiden," tutur Aylwin tegas. Penegasan Aylwin seolah menantang pernyataan Pinochet beberapa lama sebelumnya, agar pemerintahan baru tak mengadili anggota militer yang terlibat "kekejaman dan penyalahgunaan kekuasaan" di awal-awal pemerintahannya. Seperti diketahui, ketika menjatuhkan Allende pada 1973, Pinochet melancarkan "pembersihan" terhadap unsur-unsur kiri. Sekitar 1.500 orang diduga dibunuh, ratusan menghilang, dan ribuan disiksa. Selama ini Pinochet dikecam telah melanggar hak-hak asasi oleh berbagai pihak. Walau tak ingin berkonfrontasi dengan pihak militer Cili yang berkekuatan 125.000 tentara dan sangat terorganisasi rapi itu, Aylwin sudah berniat membeberkan kekerasan dan kekejaman pihak baju hijau, yang dilakukan selama rezim militer. Aylwin berulang kali menegaskan bahwa ia lebih suka jika Pinochet mau meninggalkan pos militernya. Dan sebagaimana negeri Amerika Latin umumnya, soal kemiskinan adalah tantangan berikut bagi ayah 5 anak dan kakek 11 cucu ini. Walau pertumbuhan ekonomi negeri berpenduduk sekitar 13 juta ini dinilai cukup baik, perbedaan kaya-miskin di negeri ini terlalu mencolok. Untunglah, dilihat dari satu segi, gaya hidup Aylwin, mungkin ia bisa diterima oleh mayoritas rakyatnya. Ia, misalnya, tinggal dalam rumah yang sama sejak 40 tahun lalu, dengan Leonora Oyarzundan, istrinya yang itu-itu juga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini