Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 14 negara menolak resolusi gencatan senjata antara Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas. Salah satunya Tonga yang termasuk deretan negara dengan kekuatan lemah di dunia.
Sebelumnya, resolusi itu ditawarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dalam Sidang Majelis Umum hari kedua di New York, Amerika Serikat, Jumat malam, 27 Oktober 2023. Dalam sidang tersebut sebanyak 120 negara, termasuk Indonesia, menyetujuinya, dan 45 lainnya memilih abstain.
Menanggapi penolakan Tonga terhadap resolusi gencatan senjata tersebut. Berikut profil Negara Tonga.
Dilansir dari britannica.com, Tonga pertama kali dihuni sekitar 3.000 tahun silam oleh masyarakat Austronesia. Pada abad ke-10 Tonga diperintah oleh barisan raja dan ratu suci, Tu'i Tonga. Tonga kemudian menjadi negara dengan konstitusi modern pada 1875. Lalu mendapat pengakuan dari Jerman pada 1876, Inggris Raya (1879), dan Amerika Serikat (1888).
Tonga merupakan negara kepulauan di bagian tengah Samudera Pasifik Selatan dengan luas total 747 kilometer persegi. Wilayah Tonga meliputi 170 pulau yang dibagi menjadi tiga kelompok pulau utama, yakni Tongatapu di selatan, Ha'apai di tengah, dan Vava'u di utara. Ibu kotanya adalah Nuku'alofa yang berada di pulau Tongatapu.
Dikutip dari climateknowledgeportal.worldbank.org, Tonga berbatasan dengan Samoa, Fiji, dan Selandia Baru. Negara ini berdiri diatas zona subduksi lempeng tektonik India-Australia dan Pasifik, serta terletak di dalam Cincin Api. Inilah yang membuat sebagian besar wilayah Tonga terbentuk gunung kapur dan vulkanik.
Tonga memiliki iklim tropis. Kelembapan rata-rata tahunan di Tonga mencapai 77 persen. Kelembapan meningkat di wilayah yang jauh dari Khatulistiwa. Curah hujan tahunan rata-rata bervariasi dari 1.620 mm per tahun di Ha'apai hingga 2.450 mm di Niuafo'ou. Gugusan pulau di utara negara itu rentan terjadi topan yang biasanya terjadi antara Desember dan April.
Populasi Tonga pada 2020 sekitar 105.697 jiwa. 74 persen dari total populasi tinggal di pulau terbesar Tongatapu dengan luas 260 kilometer persegi. Sementara itu, warga Tonga memiliki keterkaitan genetik, budaya, dan bahasa dengan orang Samoa dan Polinesia lainnya. Ada juga sedikit campuran Melanesia yang berhubungan dengan Fiji. Perkawinan campuran dengan orang Eropa juga hal biasa, karena meningkatnya migrasi keluar orang Tonga sejak 1970-an. Bahasa Tonga diajarkan di sekolah. Bahasa Inggris juga dipelajari.
Perekonomian Tonga hampir sepenuhnya bergantung pada sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Bahkan Lebih dari 40 persen total luas lahan digunakan untuk keperluan pertanian. Kendati demikian, Tonga tetap mengandalkan impor untuk semua barang manufaktur dan lainnya.
Di bidang militer, Tonga memiliki pasukan yang terdiri dari Pengawal Kerajaan Tonga, Angkatan Darat (Marinir Kerajaan Tonga), Angkatan Laut Tonga, Sayap Udara. Dikutip dari cia.gov, Pasukan Pertahanan Tonga (TDF) baru dibentuk pada 1939, tepatnya awal Perang Dunia II. Pada 1943 Tonga dibantu Selandia Baru untuk membantu melatih sekitar 2.000 tentara Tonga yang bertugas di Kepulauan Solomon.
Jelang tak berapa lama, TDF dibubarkan pada akhir perang. Kemudian diaktifkan kembali pada 1946 sebagai Layanan Pertahanan Tonga (TDS). Pada 2013, nama TDS diubah menjadi Yang Mulia Angkatan Bersenjata Tonga (HMAF).
Personil militer Tonga berjumlah 500-700 personel pada 2023. Sebagian besar senjataan Tonga berasal dari inventaris dari Australia. Ada juga diterima dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa, terutama Inggris.
Kendati terbilang kecil, Tonga sempat berpartisipasi dalam Perang Dunia I sebagai bagian dari Pasukan Ekspedisi Selandia Baru. Pasukan Tonga juga pernah dikerahkan ke Irak pada 2004-2008. Kemudian ke Afghanistan untuk mendukung pasukan Inggris pada 2010-2014.
Selain itu, Tonga memiliki perjanjian "shiprider" dengan Amerika Serikat. Perjanjian ini mengizinkan petugas penegakan hukum maritim setempat untuk menaiki kapal Penjaga Pantai AS (USCG) dan Angkatan Laut AS (USN). Termasuk menaiki dan menggeledah kapal yang dicurigai melanggar undang-undang atau peraturan di wilayah yang ditunjuk Tonga.
Pilihan Editor: Setelah Ditentang Washington, Netanyahu: Israel Tidak Berusaha Menduduki Gaza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini