Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Program 'Sinterklas' Chavez

Untuk mempertahankan kekuasaan, Chavez membangun rumah gratis bagi penduduk Venezuela.

3 September 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALANAN di Karakas, Ibu Kota Venezuela, mendadak sepi. Lalu-lalang kendaraan pun seketika berhenti. Banyak pengguna jalan raya memilih menepi, bergabung dengan kerumunan di pinggiran yang sedang mengerubungi pesawat televisi.

Ya, saat itu adalah Kamis malam. Waktu yang selalu ditunggu pemirsa televisi di Venezuela. Pukul 8 malam, tanda pertunjukan bakal dimulai. "Acara ini jadi favorit banyak orang," kata Emanuel, 32 tahun, pekerja konstruksi yang ikut mengerubungi televisi di sebuah kios rokok pinggir jalan Karakas, Kamis dua pekan lalu.

Sejak awal Januari lalu, saluran televisi milik pemerintah menayangkan program reality show, Bangun Rumah Ekstrem untuk Kaum Sosialis. Acara berisi membangun rumah gratis itu merupakan program yang diprakarsai tim sukses Presiden Hugo Chavez. Tujuannya, membagi-bagikan rumah, terutama kepada Chavitas, para pendukung Chavez.

Undian untuk menentukan orang yang mendapat rezeki dilakukan setiap pekan. Dua pemenangnya diliput langsung oleh stasiun televisi pemerintah dalam acara penyerahan hadiah. "Saya senang mendapat pemberian ini. Rumah ini buah dari sebuah keyakinan akan harapan," ujar Ramón Rondon, kakek berusia 64 tahun yang tinggal di kawasan kumuh Karakas, saat memamerkan dapur barunya di depan kamera televisi, Kamis malam itu.

Sesaat setelah Rondon menerima kunci rumah, ia bersorak sembari tak lupa berterima kasih kepada pemimpin besar mereka: Hugo Rafael Chavez Frias. "Ini adalah kemenangan revolusi," kata Rondon.

Program membangun rumah gratis untuk warga miskin di Venezuela sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu. Pemerintah berjanji mendirikan 200 unit rumah baru tahun ini. "Sebanyak 150 rumah sudah selesai tahun lalu," kata Chavez dalam sebuah siaran televisi.

Kemiskinan di negara berpenduduk 29 juta jiwa itu memang cukup parah. Ketiadaan tempat tinggal bagi kaum papa merupakan salah satu masalah utama. Berdasarkan data yang dilansir pemerintah, 11 persen warga Venezuela hidup di tenda-tenda, 20 persen lainnya tidur di tempat penampungan sosial milik pemerintah. "Rumah adalah kebutuhan utama. Pemerintah sedang mengusahakannya untuk mereka yang membutuhkan," kata Menteri Perumahan Venezuela Ricardo Molina.

Menjelang pemilihan umum pada Oktober mendatang, pemimpin Venezuela yang sudah 14 tahun memerintah itu gencar berkampanye. Membangun rumah gratis adalah salah satu program gacoannya. Selain itu, Chavez dan timnya masih memiliki beberapa program, seperti memberi subsidi 10 persen bagi pekerja miskin untuk membeli rumah serta membagikan kebutuhan pokok lain, juga pekerjaan. "Layaknya sinterklas yang datang membagi-bagikan hadiah pada malam Natal di tengah kondisi rakyat yang hidup nyaris tanpa atap," kata seorang pengamat politik Venezuela, Gustavo Coronel.

Tim sukses Chavez pun tak sungkan mengakui tujuan "program Sinterklas" mereka, yaitu demi kemenangan pemilihan umum 7 Oktober mendatang. "Kami lebih realistis dibanding hanya mengumbar janji," kata Adan Chavez, pemimpin tim sukses yang juga saudara kandung Presiden.

Harus diakui, tim sukses Chavez jeli. Berdasarkan hasil jajak pendapat terakhir yang keluar pada awal Agustus lalu, popularitas Chavez sudah melejit mengalahkan lawan politiknya, Henrique Capriles, sekitar 70 berbanding 20 persen. "Program ini benar-benar memupuk loyalitas," kata Adan.

Kubu oposisi jelas gerah dengan gempuran program Chavez ini. "Cara ini curang," kata Henrique Capriles dalam sebuah unjuk rasa. Sebulan lalu, tim kampanye Capriles mengungkap skandal dalam program perumahan Chavez. Pertama, sebagian lahan yang digunakan adalah rampasan dari para petani, dan banyak yang masih bermasalah dalam ganti rugi. Kedua, status perumahan yang diberikan bukan hak milik, melainkan pinjam pakai. Ketiga, program rumah gratis tidak merata.

Memang, bagi yang buntung, program Chavez pantas dicela. Namun, bagi yang beruntung seperti Natalia Valdivieso, perempuan 19 tahun, yang muncul adalah puja-puji. "Ia presiden terbaik yang pernah ada," katanya sembari bersantai di rumah gratis yang menghadap pantai di Pulau Margarita.

Sandy Indra Pratama (Miami Herald, New York Times, Venezuelan Analysis)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus