Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Para aktivis iklim berunjuk rasa dengan cara duduk dan menempelkan diri ke aspal jalan raya utama Ibu Kota Berlin, Jerman, Senin 7 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Reuters, unjuk rasa unik ini menyebabkan kemacetan lalu lintas karena diadakan di jam sibuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi ini dilakukan sebelas aktivis iklim dari lembaga Last Generation untuk mendesak dibuatnya undang-undang sampah makanan serta pengurangan emisi gas rumah kaca dari pertanian.
Mereka menempelkan diri ke aspal di Jalan Raya A100. Sebelum itu mereka juga membuang limbah makanan di jalanan. Dalam video, beberapa pengguna jalan keluar dari mobil kemudian menarik para aktivis dari jalanan untuk membuka jalan.
Namun setelah ditarik, mereka kembali ke jalanan, memblokir kembali kendaraan. Polisi juga tak berdaya untuk memindahkan para akvitis tersebut. Polisi kemudian membiarkan mereka menjalankan aksinya tepat di perempatan lampu lalu lintas.
Para aktivis Last Generation sebelumnya juga memblokir jalan untuk menuntut seruan serupa. Pada pekan lalu mereka juga menempelkan diri di aspal jalanan Kota Hamburg dan Stuttgart. Dalam pernyataan Last Generation mengungkap, aksi serupa juga akan digelar di kota-kota Jerman.
Seorang juru bicara kepolisian Jerman mengatakan, ada tiga aksi serupa di Berlin, tapi satu di antaranya berhasil digagalkan. Sejauh ini, lanjut dia, 27 aktivis ambil bagian dalam unjuk rasa itu, 11 di antaranya menempelkan diri di aspal.
Polisi Jerman masih menyelidiki unjuk rasa Last Generation serta mengidentifikasi para aktivis guna menentukan apakah mereka bisa didakwa atau tidak.
Dia tak menyebutkan berapa banyak yang sudah ditahan. Namun berdasarkan informasi di situs web Last Generation 50 anggotanya ditahan di berbagai kota dalam unjuk rasa yang berlangsung pada Jumat lalu.
"Dengan merencanakan untuk mencapai netralitas iklim pada 2045, Pemerintah Jerman melanggar kewajiban konstitusionalnya untuk melindungi kehidupan," kata seorang aktivis Last Generation, Carla Hinrichs.
Pada 2030, lanjut dia, suhu di Jerman mengalami kenaikan 1,5 derajat atau kenaikan rata-rata suhu global. Menurut Hinrichs, pemerintah tidak hanya melanggar hukum internasional tapi juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sebab, pemanasan global akan membuat miliaran penduduk dunia kelaparan.
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.