Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putin, sang Penyelamat 'Camarilla'

Presiden Rusia Boris Yeltsin kembali mengganti perdana menteri untuk keenam kalinya. Tetapi toh tidak ada perbaikan di Rusia.

8 Agustus 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Putin bukan Rasputin, penasihat spiritual tsar di Rusia masa lalu. Tapi keduanya memiliki aura yang sama: dingin, tertutup, dan agak menakutkan. Pada abad yang serba terbuka, casual dan gerabak-gerubuk akan menghadapi fase milenium ini. Sosok macam Vladimir Putin, perdana menteri baru Rusia yang baru saja diangkat Presiden Boris Yeltsin, masih terjebak dengan gaya jabatannya yang lama, Kepala Intelijen Federal KGB. Kejadiannya memang serba mendadak. Senin pekan silam, tiba-tiba saja, Presiden Rusia Boris Yeltsin memecat Perdana Menteri Sergei Stepanshin, yang baru menjabat tiga bulan. Ini adalah yang keempat kalinya dalam setahun Yeltsin memecat perdana menterinya. Dan penggantinya adalah sosok yang kurang populer tadi, Vladimir Putin, yang sebelumnya menjabat Kepala Intelijen Federal KGB. Dengan demikian, ini sudah keenam kalinya Yeltsin mengganti perdana menterinya selama delapan tahun berkuasa, dan sudah keempat kalinya ia mengganti orang yang menduduki jabatan itu sejak Rusia mengalami krisis ekonomi. Tapi inilah pertama kali Yeltsin menyebut-nyebut bahwa perdana menterinya itu adalah calon penggantinya untuk masa yang akan datang. Tidak ada alasan yang jelas mengapa Stepashin diganti. Yeltsin hanya menyatakan bahwa Putin cocok untuk posisi itu. Stepashin, yang biasanya terbuka, hanya berkomentar, "Putin orang yang berwibawa dan dapat dipercaya." Tapi ternyata perubahan-perubahan di tingkat atas tidak mempengaruhi rakyat biasa. Menurut seorang pengamat politik Rusia, rakyat Rusia memang semakin tak peduli pada proses politik di Kremlin, karena perubahan kabinet tidak memperbaiki nasib mereka. "Saya tidak peduli dengan politik, saya hanya butuh cari kopecks (uang). Mudah-mudahan saja Opa (sebutan untuk Yeltsin) tidak membuat kerusakan besar," tutur seorang penjual buah di stasiun kereta api Kiev. Toh, Yeltsin tidak peduli dengan suara dari bawah. Dia asyik bermain-main politik untuk mengamankan posisinya. Maklum, waktu Yeltsin berkantor di Kremlin tinggal beberapa bulan saja, sebelum pemilihan umum untuk presiden, pertengahan 2000. Apalagi popularitas Yeltsin sedang berada pada titik terendah selama hampir sembilan tahun memerintah, karena belum mampu memperbaiki ekonomi sejak krisis pertengahan 1997. Nilai rubel mencapai titik terendah, hingga ada satu saat mata uang itu tidak diperdagangkan sama sekali. Bahkan Duma—parlemen majelis rendah Rusia—sudah akan mengajukan mosi tidak percaya sejak pertengahan tahun lalu. Itu belum ditambah dengan isu korupsi Yeltsin dengan para kroninya. Berita bahwa ada 24 orang penting di Kremlin yang terlibat bisnis cuci uang di dua perusahaan di Swiss sudah terdengar sangat santer. Bahkan ada bau kuat bahwa Tatyana Dyachenco, anak perempuan Yeltsin yang gemar berbisnis dengan memanfaatkan fasilitas negara, terlibat dalam skandal itu (lihat Tatyana dan 'Keluarga'). Langkah pengamanan pertama Yeltsin adalah memenangkan suara untuk Putin di parlemen Duma yang bersidang Senin pekan ini. Untuk itu, Yeltsin harus mampu menggalang suara untuk memenangkan Putin. Tampaknya upaya Yeltsin akan berhasil karena kubu liberal yang proekonomi pasar seperti Anatoly Chubais, arsitek program swastanisasi Rusia 1990, menyatakan dukungan dia. Bahkan bekas PM Viktor Chernomyrdin berada di dalam kubu Yeltsin. Dari luar negeri, seperti biasa, Yeltsin mengutamakan dukungan Amerika Serikat. Sesaat setelah diumumkan sebagai pejabat perdana menteri, Putin langsung berbicara per telepon dengan Sandy Berger, asisten Presiden Bill Clinton bidang keamanan, selama 20 menit. Dalam percakapan itu, Putin meyakinkan bahwa dia siap melanjutkan kebijakan ekonomi yang sudah berjalan. Maklum, Rusia adalah salah satu pasien terbesar Dana Moneter Internasional (IMF), dan di masa lalu IMF pernah menunda pencairan dananya karena Rusia dinilai tidak mematuhi saran IMF. Lalu siapakah Putin, yang dianggap akan bisa menyelesaikan semua keruwetan ini? Baik publik Rusia maupun internasional tidak banyak yang tahu tentang laki-laki 46 tahun yang berwajah dingin itu. Itu tidak mengherankan karena lulusan Fakultas Hukum Universitas Leningrad ini langsung bekerja sebagai intel urusan luar negeri di KGB. Sebagai intel, layak kalau wajah Putin tidak akrab dengan media. Pengamat Barat menyebut Putin sebagai "birokrat yang tak berwarna". Yang pasti, Putin adalah orang yang sangat loyal pada Yeltsin, hingga ada istilah, "Yeltsin yang belanja, Putin yang menyelesaikan tagihannya". Gaya Putin menangani masalah terkenal tegas dan keras. Untuk menyelesaikan masalah kelompok militan Islam di Dagestan, sebuah provinsi di selatan Rusia, misalnya, Putin mematok waktu dua minggu. Pada hari pertama bertugas, Putin memerintahkan jet tempur Rusia masuk ke tempat-tempat persembunyian gerilyawan. Putin juga mengirim tentara siap perang untuk mengepung desa-desa di kawasan Dagestan yang berbatasan dengan negara bagian Chechnya. "Kita tidak bisa menoleransi keadaan seperti itu terjadi di wilayah Rusia," ujar Putin dengan tegas. Memang, aktivitas kelompok militan Dagestan yang meningkat akhir-akhir ini termasuk salah satu isu penting yang dibicarakan di Kremlin. Tapi pengamat Barat menyatakan bahwa Rusia telah bereaksi berlebihan terhadap konflik minor, sementara masalah yang lebih besar adalah perbaikan perekonomian. Dengan latar belakang intelijen, tampaknya sulit bagi Putin mengangkat perekonomian Rusia. Empat perdana menteri sebelumnya pun, Viktor Chernomyrdin, Sergei Kiriyenko, Yefgeny Primakov, dan Sergei Stepanshin, tak berhasil membuat perubahan apa pun. Malah setiap pergantian perdana menteri, nilai rubel, mata uang Rusia, justru turun dan investor menarik uangnya ke luar Rusia. Saat Putin naik takhta kekuasaan perdana menteri, pasar pun bereaksi negatif, rubel turun. Tapi mungkin ada satu hal yang bisa dilakukan Putin, dan belum tentu bisa dilakukan oleh Stephasin: pada masa yang akan datang ia bisa menyelamatkan Yeltsin dan kroninya dari ancaman pengadilan. Tampaknya ini yang jauh lebih penting bagi Opa Yeltsin dan para camarilla alias keluarga dan kroninya. Bina Bektiati (dari berbagai sumber)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus