Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ragam Respons Dunia Internasional atas Tembakan Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara

Temukan ragam respons dari berbagai negara terhadap tembakan rudal balistik antarbenua Korea Utara.

19 Februari 2023 | 21.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh antarbenua (ICBM) Hwasong-15 ke laut lepas pantai barat Jepang pada hari Sabtu, 18 Februari 2023, sebagai peringatan pada Korea Selatan dan Amerika Serikat yang berencana melakukan latihan perang gabungan. Rudal itu mencapai ketinggian maksimum 5.768 kilometer dan menempuh jarak sejauh 989 kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rudal ICBM hari Sabtu diluncurkan dari daerah Sunan dekat Pyongyang, kata militer Korea Selatan. Sunan adalah situs Bandara Internasional Pyongyang, tempat Korea Utara melakukan sebagian besar tes ICBM baru-baru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penembakan rudal pertama Korea Utara sejak 1 Januari terjadi setelah Pyongyang pada hari Jumat mengancam akan memberikan tanggapan yang "tegas dan kuat" ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat bersiap untuk latihan militer tahunan sebagai bagian dari upaya menangkis ancaman nuklir dan rudal yang meningkat dari Korea Utara.

Jepang: Rudal Korut Dapat Mencapai Daratan AS

Tokyo mengatakan rudal itu jatuh ke perairan di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang lebih dari satu jam setelah diluncurkan, menunjukkan senjata itu adalah salah satu rudal terbesar Pyongyang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan rudal itu tampaknya kelas ICBM, mengacu pada rudal balistik antarbenua. Dia mengatakan dalam pengarahan bahwa Jepang mengutuk keras peluncuran tersebut, menyebutnya sebagai ancaman bagi komunitas internasional.

Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada mengatakan rudal itu tampaknya memiliki jangkauan lebih dari 14.000 km,  cukup untuk mencapai daratan AS. Tokyo mengatakan tidak ada laporan kerusakan kapal atau pesawat.

Korea Selatan: Pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB

Korea Selatan mengecam peluncuran itu sebagai "pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB". Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi Pyongyang mengatakan pengembangan senjatanya diperlukan untuk melawan "kebijakan permusuhan" oleh Washington dan sekutunya.

Kepala staf gabungan mengatakan rudal itu terbang sekitar 900 km sebelum jatuh ke laut. Menyusul peluncuran hari Sabtu, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan dan setuju untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang. Komando Indo-Pasifik AS mengatakan bahwa komitmen AS untuk pertahanan Jepang dan Korea Selatan "tetap kuat".

"Meskipun kami telah menilai bahwa peristiwa ini tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel AS, atau wilayah, atau sekutu kami, kami akan terus memantau situasinya," kata pernyataan itu.

Latihan nuklir sekutu, yang disebut Latihan Tabletop Komite Strategi Pencegahan, dijadwalkan pada hari Rabu di Pentagon dan akan melibatkan pembuat kebijakan pertahanan senior dari kedua belah pihak, kata Kementerian Pertahanan Seoul.

Kedua negara juga merencanakan serangkaian latihan lapangan yang diperluas, termasuk latihan tembakan langsung, dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata alih-alih perjanjian damai penuh, membuat kedua pihak secara teknis masih berperang.

Korsel-Jepang-AS Gelar Latihan Militer Mendadak

Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat menggelar latihan militer mendadak pada Ahad 19 Februari 2023 sebagai buntut peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara. Dilansir FNN, jet tempur Angkatan Udara Bela Diri Jepang dan pesawat pengebom Angkatan Udara AS dijadwalkan untuk ambil bagian dalam latihan itu. Namun, semuanya bergantung pada kondisi cuaca, dan latihan bisa berlangsung paling cepat Ahad petang ini.

Dalam kesempatan terpisah, militer Korea Selatan seperti dilansir Reuters, juga mengumumkan latihan gabungan dengan Amerika Serikat yang melibatkan pesawat pembom strategis pada hari ini. Latihan ini juga sebagai tanggapan atas peluncuran rudal Hwasong-15.

Sebelumnya, Korea Utara menembakkan rudal dalam jumlah yang sangat banyak tahun lalu, termasuk ICBM yang mampu menyerang di mana saja di Amerika Serikat, sambil melanjutkan persiapan untuk uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.

Selain itu, Pyongyang juga membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM baru, sejalan dengan restrukturisasi militernya baru-baru ini, menurut rekaman video media pemerintah dari parade 9 Februari. Parade itu menampilkan lebih banyak ICBM daripada sebelumnya, termasuk kemungkinan senjata berbahan bakar padat baru, yang dapat membantu Korut mengerahkan misilnya lebih cepat jika terjadi perang.

Uji ICBM pada Sabtu, uji coba rudal pertama Korea Utara selama 2023, menunjukkan Kim Jong Un menggunakan latihan negara jiran sebagai kesempatan untuk memperluas kemampuan nuklir negaranya. Seorang ahli mengatakan Korea Utara mungkin berusaha mengadakan latihan operasional reguler yang melibatkan ICBM-nya.

Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara mengatakan peluncuran ICBM Hwasong-15 dilakukan “tiba-tiba” tanpa pemberitahuan sebelumnya atas perintah langsung Kim.

REUTERS | AL ARABIYA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus