Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ratusan Umat Yahudi Ditangkap Polisi New York Saat Protes Dukung Palestina

Polisi menangkap ratusan demonstran umat Yahudi yang memprotes serangan Israel di Palestina.

28 Oktober 2023 | 19.46 WIB

Orang-orang menghadiri demonstrasi untuk mengekspresikan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di New York City, New York, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Perbesar
Orang-orang menghadiri demonstrasi untuk mengekspresikan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di New York City, New York, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Eduardo Munoz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pengunjuk rasa telah ditangkap setelah melakukan aksi “duduk” di ruang utama Stasiun Grand Central New York, salah satu pusat transportasi utama kota tersebut. Mereka menuntut gencatan senjata dalam perang Israel Hamas di Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pengunjuk rasa, yang mengenakan kaos hitam bertuliskan 'Gencatan Senjata sekarang' dan 'Bukan atas nama kami', membentangkan spanduk yang menyerukan kebebasan bagi warga Palestina dan diakhirinya pemboman di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tidak ada lagi senjata. Tidak ada lagi perang. Gencatan senjata adalah hal yang kami perjuangkan,” kata mereka berteriak sambil meninju udara.

Spanduk digantung di tangga ruang tunggu dan di seberang papan keberangkatan. “Berduka atas kematian, dan berjuang mati-matian demi mereka yang masih hidup,” tulis salah satu pengunjuk rasa.

Departemen Kepolisian New York mengatakan telah menangkap sedikitnya 200 pengunjuk rasa pada rapat umum tersebut, yang menyebabkan penutupan sementara stasiun itu. Kelompok anti-perang Jewish Voice for Peace (JVP), yang mengorganisir demonstrasi menyebutkan jumlah orang yang ditangkap lebih dari 300 orang.

Foto dan video menunjukkan polisi berada di kantor polisi bersama puluhan pengunjuk rasa yang tangannya diikat ke belakang. JVP mengatakan ribuan orang telah mengambil bagian dalam “aksi duduk darurat”.

“Ratusan Yahudi dan sekutunya ditangkap dalam pembajakan massal terbesar yang pernah dilihat NYC dalam dua dekade," kata kelompok itu dalam sebuah postingan di Instagram.

Para rabi Yahudi memulai acara tersebut dengan menyalakan lilin Sabat dan mendaraskan doa untuk orang mati, yang dikenal sebagai kaddish. “Meskipun Sabat biasanya merupakan hari istirahat, kami tidak dapat beristirahat sementara genosida terjadi atas nama kami,” kata Rabbi May Ye, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh penyelenggara.

“Kehidupan warga Palestina dan Israel saling terkait, dan keselamatan hanya bisa terwujud jika keadilan, kesetaraan, dan kebebasan bagi semua,” kata rabi tersebut.

Unjuk rasa di New York terjadi beberapa jam setelah Israel mengatakan militernya meningkatkan serangan udara dan darat terhadap wilayah Palestina yang terkepung di Gaza. Israel juga telah memutus jaringan komunikasi.

Kekerasan terbaru meletus setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menawan sekitar 200 warga Israel dan orang asing.

Israel menanggapinya dengan menyatakan perang dan melancarkan pemboman tanpa henti terhadap wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang. Setidaknya 7.326 warga Palestina tewas dalam serangan Israel itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus