Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Respons Kemlu usai Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar dan Thailand

Kemlu menyebut sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay, Myanmar dalam keadaan baik pasca-gempa

28 Maret 2025 | 20.20 WIB

Korban gempa dievakuasi dari lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025. Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengonfirmasi jumlah korban tewas di Thailand akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang berpusat di Myanmar bertambah menjadi tiga orang dan sembilan puluh orang masih dinyatakan hilang. Reuters/Ann Wang
Perbesar
Korban gempa dievakuasi dari lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025. Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengonfirmasi jumlah korban tewas di Thailand akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang berpusat di Myanmar bertambah menjadi tiga orang dan sembilan puluh orang masih dinyatakan hilang. Reuters/Ann Wang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah Myanmar dan Thailand usai gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang kedua negara itu. Kemlu mengatakan bahwa titik gempa berjarak 13 kilometer arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myannmar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gempa itu terjadi pada Jumat, 28 Maret, sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Guncangan juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu, Judha Nugraha, mengungkap bahwa kini Kemlu tengah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon dan Bangkok.

"Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand," kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Jumat sore. 

Berkenaan dengan wilayah Myanmar, Kemlu mencatat bahwa titik gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay, salah satunya melumpuhkan Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region.

Kondisi ini juga membuat pemerintah Myanmar menetapkan status darurat bencana.

KBRI Yangon kini tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. 

"Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250 orang," ujar Judha. 

Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. 

Selain itu, bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi di Bangkok juga disiagakan. Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa. 

"Sejauh ini belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetap di Thailand sejumlah 2.379 orang," tutur Judha. 

Adapun KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menghimbau kepada para WNI untuk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubingi hotline jika menghadapi keadaan darurat, yakni hotline KBRI Yangon (+95 9 503 7055) dan hotline KBRI Bangkok (+65929031103). 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus