Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Retno Marsudi Sebut Proposal Gencatan Senjata Biden untuk Hentikan Perang Gaza Bukan Isu Baru Buat Indonesia

Retno Marsudi mengatakan gencatan senjata di Gaza bukan isu baru bagi Indonesia, yang telah menyerukan hal tersebut "dari hari pertama".

3 Juni 2024 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyentil proposal terbaru yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk meredakan perang Gaza. Retno mengatakan bahwa gagasan gencatan senjata bukan merupakan isu baru bagi Indonesia, yang telah menyerukan hal tersebut sejak Israel menyerang Gaza tahun lalu.

Ia sekilas membahas proposal tersebut ketika memberikan kuliah umum bertajuk “Diplomasi Indonesia untuk Palestina: All Eyes on Rafah” di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada Senin, 3 Juni 2024.
 
“Teman-teman mahasiswa terutama yang dari HI (jurusan hubungan internasional) pasti mencermati baru-baru ini ada proposal yang dikeluarkan oleh Presiden Biden mengenai masalah gencatan senjata. Buat Indonesia, gencatan senjata ini is not a new issue (bukan isu baru). It is the issue yang dari hari pertama kita terus gaungkan,” katanya, dalam kuliah umum yang disiarkan langsung di kanal YouTube Fisipol UGM.
  
Sebelumnya, pada Jumat, 31 Mei 2024, Presiden Biden memaparkan kepada Hamas sebuah proposal gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase untuk meredakan perang Gaza. Ia menggambarkan proposal tersebut sebagai rencana yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang.
 
Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera Israel beserta tahanan Palestina, dan rekonstruksi Gaza. Rencana setebal empat halaman tersebut juga akan mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
 
Hamas untuk sementara menyambut baik inisiatif Biden, dan Israel telah menyepakati hal tersebut meski menggambarkannya sebagai “bukan kesepakatan yang bagus, tetapi kami sangat ingin para sandera dibebaskan.” Fase pertama rencana Biden akan berlangsung selama enam pekan. Tahap itu mencakup gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza, serta pembebasan sandera secara terbatas termasuk sandera perempuan, lanjut usia dan sandera yang terluka dengan imbalan pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
 
Biden menyebut fase kedua sebagai “pengakhiran permanen permusuhan”, dengan dilakukannya pembebasan semua sandera yang masih hidup – termasuk tentara laki-laki – dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza. Pada tahap ketiga, Biden mengatakan rencana “rekonstruksi besar-besaran” di Gaza akan dimulai dan sisa sandera yang terbunuh akan dikembalikan ke keluarga mereka masing-masing.
 
Dalam kesepakatan untuk membangun kembali Gaza, negara-negara Arab dan komunitas internasional juga akan berpartisipasi dengan “cara yang tidak memungkinkan bagi Hamas” untuk kembali mengangkat senjata, kata Biden. Dia menambahkan Washington akan bekerja dengan mitra-mitranya untuk membangun kembali rumah, sekolah dan rumah sakit di Gaza.
 
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 36.439 orang dan melukai 82.627 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
 
Kampanye militer itu dilakukan setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel. Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Gaza yang diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat yang diperintah oleh Otoritas Palestina (PA), sejak 1967. Kedua wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah kuasa Yordania.
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilihan editor: Retno Marsudi Kunjungi Kedubes Iran untuk Sampaikan Belasungkawa

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus