Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rincian Rencana Donald Trump Ingin Jadikan Gaza Sebagai Pusat Wisata Dunia

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyiapkan pelbagai rencana untuk menguasai Jalur Gaza setelah bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu. Ini rinciannya.

10 Februari 2025 | 15.21 WIB

Rincian Rencana Donald Trump Ingin Jadikan Gaza Sebagai Pusat Wisata Dunia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan menjadikan Jalur Gaza sebagai pusat wisata dunia. Hal itu ia utarakan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa, 4 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Trump mengumumkan bahwa AS akan mengambil alih dan mengelola Gaza, yang kemungkinan akan berlangsung selama beberapa waktu ke depan. "Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki sebidang tanah itu, mengembangkan dan menciptakan ribuan lapangan kerja dengan sesuatu yang akan luar biasa," kata Trump kepada para wartawan setelah pertemuan selama tiga jam dengan Netanyahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penduduk Palestina Diungsikan

Pada Kamis, 6 Februari 2025, Trump mengeklaim bahwa Israel akan menyerahkan Gaza kepada Amerika Serikat setelah perang berakhir. Penduduk di Gaza akan dipindahkan ke tempat lain, sehingga menurut Trump tak ada pasukan Amerika yang diperlukan lagi di lapangan.

Trump mengklarifikasi rencananya dalam komentar di platform web Truth Social miliknya. Ia pernah mengakui kemungkinan pasukan Amerika akan dikerahkan ke Gaza. "Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir," katanya seperti dikutip Reuters, Kamis, 6 Februari 2025.

Trump bersikeras bahwa warga Palestina tidak memiliki alternatif lain selain meninggalkan Gaza dan pergi ke suatu tempat yang "baik, segar, indah" tanpa prospek untuk kembali, dan sekali lagi meminta Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina yang diusir secara paksa, bersama dengan negara-negara lain yang tidak disebutkan namanya.

Sebut Gaza Berbahaya Untuk Ditinggali

Gaza, kata Trump, adalah "tempat penghancuran. Hampir semua bangunan telah runtuh. Mereka tinggal di bawah beton yang runtuh yang sangat berbahaya dan sangat berbahaya".

"Mereka bisa menempati daerah yang indah dengan rumah dan keamanan yang baik, dan mereka bisa menjalani hidup mereka dengan damai dan harmonis, daripada harus kembali," katanya menambahkan.

Presiden tidak mengesampingkan penggunaan pasukan AS untuk misi tersebut, dan menambahkan bahwa hanya kontrol AS yang dapat membawa "stabilitas besar ke bagian Timur Tengah". 

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut."

Diproyeksikan Untuk Warga Dunia

Ketika ditanya siapa yang akan tinggal di Gaza yang ia bayangkan, Trump berkata, "masyarakat dunia."

"Saya pikir kami akan menjadikannya sebagai tempat internasional yang luar biasa. Saya pikir potensi di Jalur Gaza sangat luar biasa," katanya. "Dan saya pikir seluruh dunia... akan berada di sana, dan mereka akan tinggal di sana. Warga Palestina juga. Orang-orang Palestina akan tinggal di sana."

Ketika didesak lebih lanjut, Trump mengatakan "sebagian besar warga Palestina" akan tinggal di sana, namun ketika ditanya apakah warga Palestina akan dapat kembali ke Gaza di bawah rencananya, ia tetap tidak berkomitmen.

Libatkan Pasukan Militer

Dalam upaya rekonstruksi Gaza, Gedung Putih menyebut bahwa Donald Trump tidak serta-merta menggelontorkan dana. Trump disebut akan tetap mengirim pasukan Amerika ke Gaza. Ia mengatakan Trump ingin mempertahankan pengaruh itu dalam negosiasi.

Kendati demikian, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, bersikeras bahwa usulan Trump tersebut bukanlah upaya untuk menciptakan konflik. "Apa yang dia tawarkan dengan sangat murah hati adalah kemampuan Amerika Serikat untuk masuk dan membantu pemindahan puing-puing, membantu pemindahan amunisi, membantu rekonstruksi, membangun kembali rumah dan bisnis dan hal-hal seperti ini sehingga kemudian orang dapat pindah kembali," kata Rubio.

Sita Planasari, Ida Rosdalina, dan Linda Lestari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Pejabat Arab Saudi Ejek Rencana Trump di Gaza: Relokasi Warga Israel ke Alaska dan Greenland!

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus