Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tim juri pada Senin, 10 Februari 2025, waktu setempat, akan mendengarkan kesaksian dari Hadi Matar, yang didakwa atas upaya pembunuhan pada novelis Salman Rushdie saat memberikan kuliah di New York, Amerika Serikat. Dalam persidangan di wilayah Chautauqua itu, Rushdie juga akan menjadi memberikan kesaksian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Matar berusaha menusuk Rushdie pada Agustus 2022 saat dia memberikan kuliah umum di New York. Dalam sejumlah rekaman video terlihat Matar, 26 tahun, bergegas naik ke atas panggung saat Rushdie diperkenalkan pada hadirin untuk memberikan tips soal dunia tulis-menulis.
Rushdie, 77 tahun, ditikam sebilah pisau beberapa kali dibagian kepala, leher dan tulang belakang, dan tangan kiri. Saat ini mata kiri Rushdie buta, liver dan ususnya mengalami kerusakan akibat dampak penusukan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Matar menyatakan tidak bersalah terhadap dakwaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan tingkat dua yang dilayangkan jaksa di distrik Chautauqua. Jika terbukti bersalah, Matar terancam hukuman 25 tahun penjara.
Rushdie menghadapi ancaman pembunuhan sejak 1988 atau setelah dia mempublikasi novelnya yang berjudul ‘The Satanic Verses’.
Rushdie membukukan kejadian upaya pembunuhan terhadapnya oleh Matar. Dalam buku itu, dia membayangkan berbincang dengan pelaku. Saat ditikam, Rushdie sangat yakin ketika itu dia bakal meninggal di atas panggung.
Rushdie dibesarkan dalam sebuah keluarga muslim di Kashmir. Dia berada dalam perlindungan Kepolisian Inggris pada 1989 stelah Pemimpin Iran tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini menyatakan buku karya Rushdie yang berjudul The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan sebagai penistaan. Khomeini lalu menerbitkan fatwa yang menyerukan pada umat muslim agar membunuh Rushdie dan siapapun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut. Pembunuhan pada Rushdie bahkan menjadi sayembara yang akan diganjar dengan hadiah jutaan dolar. Pada 1991 Hitoshi Igarashi asal Jepang penerjemah buku Rushdie, dibunuh.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Jepang Bantu Kapal Patroli untuk Menjaga Perairan Sekitar IKN
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini