Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Roket soviet menggiurkan

General motors dan general electric hendak menyewa roket uni soviet untuk peluncuran satelit buatannya. diduga pemerintah as keberatan, karena tak ingin rahasia teknologi as jatuh ke tangan uni soviet.

24 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPENTINGAN bisnis dan politik tak selamanya seiring sejalan. Dan itu yang sekarang terjadi di AS. Dua perusahaan raksasa, General Motors dan General Electric, giat merayu pemerintahnya untuk mencabut larangan peluncuran satelit AS dengan roket Rusia. Soalnya, banyak satelit telekomunikasi buatan kedua perusahaan ini yang terpaksa menganggur di bumi gara-gara musibah Challenger, tahun lalu. Rayuan kedua General mendapat reaksi keras dari pemerintah Reagan. "Demi kepentingan nasional, izin ini tak akan dikeluarkan," kata Robert Mantel, juru bicara kementerian luar negeri AS. "Soalnya, kami tak ingin rahasia teknologi AS jatuh ke tangan Rusia," tambahnya. Tapi bagi pembuat satelit AS, masalah harga yang relatif rendah memang bisa jadi alasan paling kuat. "Yang kami perlukan adalah pelayanan terbaik dengan harga terendah," kata seorang juru bicara mereka. Alasan ini masuk akal. Biaya untuk meluncurkan satelit Palapa B2R Indonesia yang ditawarkan AS dan Eropa ternyata di atas 50 juta dolar, sementara Rusia memasang tarif 40 juta dolar. Lagi pula, roket Proton Soviet mungkin roket paling andal saat ini. Tahun lalu saja Uni Soviet sukses melakukan 91 peluncuran roket yang mengorbitkan 114 satelit. Tahun ini pun tak ada yang kena musibah. Bandingkan dengan AS yang tahun lalu mengalami musibah Challenger, diikuti kegagalan roket Delta dan roket Titan. Maka, wajar kalau pengusaha AS tergiur oleh tawaran Soviet. Namun, tawaran ini terganjal larangan ekspor teknologi canggih ke blok Uni Soviet. Dalam larangan ini, jangankan satelit, komputer Apple model terkuno pun masuk di dalamnya. Uni Soviet sendiri tak tinggal diam. Untuk menembus larangan AS, Moskow menawarkan sistem pengamanan khusus. Satelit buatan AS, yang akan diluncurkan itu, boleh disegel dalam kemasan khusus dan tak akan dilihat oleh ahli Soviet, sampai saat pemuatannya ke wahana antariksa mereka. Tapi seorang pejabat tinggi kedubes AS di Jakarta meragukan, adakah tawaran manis Soviet ini akan diterima AS. "Jika perjanjian pembatasan senjata nuklir mencapai kesepakatan, baru hal ini bisa dipertimbangkan," katanya kepada TEMPO. Mengingat ruwetnya perundingan nuklir, agaknya pembuat satelit AS harus menunggu lama sebelum bisa menyewa roket Rusia. Bambang Harymurti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus