Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rubel dipotong

Pemerintah uni sovyet akan menarik peredaran mata uang 50 dan 100 rubel dalam tiga hari. dan penarikan simpanan uang di bank dibatasi. jumlah rubel yang ditukarkan hanya sebanyak satu bulan gaji.

2 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANNA Surgina, pensiunan berumur 78 tahun di Moskow, menghabiskan malam dengan menangis. Air matanya turun membayangkan tabungan yang dikumpulkan sepanjang hidupnya akan "disita" pemerintah Soviet. Itu setelah Surgina mendengar pengumuman yang disampaikan Presiden Mikhail S. Gorhachev, Selasa pekan lalu. "Mata uang 50 dan 100 rubel akan ditarik dari peredaran dalam tiga hari, dan penarikan simpanan uang di bank sama sekali dibatasi," begitu bunyi dekrit baru yang diumumkan pemimpin tertinggi Uni Soviet itu. Pemerintah hanya memberi kesempatan warganya untuk menukar 50 dan 100 rubelnya -- yang setara dengan 90 dan 180 dolar -- dalam tiga hari. Itu pun dengan syarat: jumlah rubel yang ditukarkan hanya sebanyak satu bulan gaji, atau paling tinggi 1.000 rubel. Sedangkan pengambilan simpanan di bank dibatasi hanya 500 rubel atau 890 dolar per bulan, sampai setengah tahun ini. Tapi penarikan cek tidak dibatasi. Tindakan itu, menurut Perdana Menteri Valentin Pavlov, "bertujuan untuk menahan suburnya pasar gelap dan mengekang inflasi yang tak terkendali." Ternyata, menurut rakyat kebanyakan, justru merekalah yang paling dirugikan. Maklum, kebanyakan buruh biasa menyimpan uang kontan. "Yang kayaknya, sih, tidak pegang uang kontan. Mereka langsung menabrak dolar atau membeli mobil secepatnya," kata seorang penjaga toko di Moskow. Nenek Anna Surgina, yang punya simpanan 1.000 rubel di bawah bantal, hanya bisa menukar 200 rubel -- jumlah pensiunnya sebulan. Sialnya, di pasar gelap 100 rubel hanya dinilai 5 dolar dari yang biasanya 180 dolar. "Dekrit itu sama dengan merampok rakyat dan menyita tabungan mereka," ujar Vytautas Landsbergis, Presiden Lithuania, pemimpin negeri yang tengah ditekan ancaman militer Soviet. Rakyat banyak pun panik. Lusinan orang di Riga, ibu kota Latvia, menyerbu hotel-hotel turis untuk menukar uang. Namun, yang kemudian terdengar adalah protes karena sang kasir menolaknya. Di Moskow, pusat-pusat perdagangan dijejali pembeli yang berusaha "menghabiskan" uang kertas hijau dan cokelat mereka. Namun, seperti di Toko Ryzhsky, Moskow, seorang penjual menolak lembaran 50 rubel. Dan ada pedagang yang menghargai 100 rubel sama dengan 10 atau 80 rubel. Di Moskow pun, konon, beberapa orang tua mati akibat serangan jantung, setelah antre berjam-jam di muka bank dan kantor pos, untuk menukar rubel. BSU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus