Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jet-jet tempur Rusia dan Suriah menyerang kota Idlib yang dikuasai pemberontak di Suriah utara pada hari Minggu, 1 Desember 2024. Presiden Bashar al-Assad telah berjanji menghancurkan pemberontak yang menyerbu kota Aleppo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, pasukan Rusia dan Suriah menghantam daerah pemukiman padat penduduk di pusat Idlib, kota terbesar di daerah kantong pemberontak dekat perbatasan Turki. Empat juta orang tinggal di tenda-tenda dan tempat tinggal sementara di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setidaknya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, menurut tim penyelamat di lokasi kejadian. Tentara Suriah dan Rusia menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan membantah menyerang warga sipil.
Pada hari Sabtu, jet Rusia dan Suriah mengebom kota-kota lain di provinsi Idlib. Pemberontak telah menguasai kota ini pekan lalu, dalam serangan paling berani selama bertahun-tahun dalam perang saudara.
Pada Jumat malam, pemberontak menyerbu kota Aleppo, sebelah timur provinsi Idlib sehingga memaksa tentara untuk dikerahkan kembali oleh rezim Assad selama bertahun-tahun. Dalam pernyataan yang dipublikasikan di media pemerintah, Assad mengatakan:, "Teroris hanya mengenal bahasa kekerasan dan dengan bahasa itulah kami akan menghancurkan mereka".
Tentara Suriah mengatakan puluhan tentaranya tewas dalam serangan di Aleppo.
Pada hari Minggu, militer mengatakan telah merebut kembali beberapa kota yang telah dikuasai pemberontak dalam beberapa hari terakhir. Para pemberontak adalah koalisi kelompok bersenjata sekuler arus utama yang didukung Turki bersama dengan Hayat Tahrir al-Sham, kelompok Islamis yang merupakan kekuatan militer oposisi yang paling tangguh.
Hayat Tahrir al-Sham ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, Rusia, Turki, dan negara-negara lain.
Di dalam kota Aleppo, sebagian besar jalan kosong. Banyak toko tutup pada hari Minggu karena penduduk yang ketakutan dan tetap tinggal di rumah. Masih ada banyak warga sipil yang meninggalkan kota, kata saksi mata dan penduduk.
Ahmad Tutenji, seorang pedagang di lingkungan makmur New Aleppo, mengatakan terkejut melihat betapa cepatnya tentara pergi. "Saya terkejut melihat bagaimana mereka melarikan diri dan meninggalkan kami."
Abdullah al Halabi, seorang pensiunan yang lingkungannya dibom di dekat daerah pusat Qasr al Baladi, mengatakan penduduk ketakutan akan terulangnya pemboman yang dipimpin Rusia yang menewaskan ribuan orang sebelum mengusir pemberontak satu dekade lalu.
Pada Minggu malam, 1 Desember 2024, menurut laporan media Arab yan dilansir dari Jerusalem Post, pasukan pemberontak menguasai Istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo. Pengambilalihan istana dilakukan setelah pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyerbu kota Aleppo sehari sebelumnya.
Istana tersebut direbut bersama dengan Akademi Militer Aleppo yang berada di dekatnya. Pasukan pemberontak juga mengklaim telah merebut sistem pertahanan udara Rusia.
Menurut Al Jazeera, pemberontak adalah pejuang dari kelompok bersenjata Hay'et Tahrir al-Sham. Mereka menyerbu kota Aleppo melalui serangan kilat, yang memaksa tentara Suriah mundur dari kota utara tersebut setelah delapan tahun berkuasa di sana.
Serangan pemberontak itu merupakan pertempuran paling sengit yang terjadi di Suriah barat laut sejak 2020, ketika Rusia dan Turki menyetujui kesepakatan untuk meredakan konflik. Saat itu pasukan pemerintah merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai pejuang oposisi.
Pasukan pemerintah telah menguasai Aleppo sejak 2016, hampir setahun setelah Rusia melakukan intervensi untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan udaranya melakukan serangan pada hari Minggu untuk mendukung tentara Suriah, menurut laporan kantor berita Rusia.