Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dilaporkan menolak permintaan Iran untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS di Teluk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sputnik melaporkan, 31 Mei 2019, mengutip sumber Bloomberg pada Kamis kemarin bahwa alasan Rusia menolak menjual S-400 karena khawatir bisa meningkatkan ketegangan regional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini, kementerian pertahanan Rusia belum memberikan komentar atas laporan permintaan Iran.
Baca juga: Saudi Genjot Industri Militer, Gandeng Barat
Pejabat itu mengatakan permintaan Iran ditolak oleh Presiden Rusia Vladimir Putin karena khawatir penjualan itu akan menambah ketegangan di Timur Tengah.
Laporan Bloomberg mengatakan reaksi Rusia terhadap permintaan Iran mencerminkan keseimbangan kekuatan yang halus di Teluk Persia, di mana pertikaian sedang terjadi antara Iran di satu sisi, dan AS bersama sekutu Arab di sisi lain.
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dan radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. topwar.ru
Dikutip dari TRT, laporan itu muncul ketika KTT darurat para pemimpin Arab digelar di kota Mekah, Arab Saudi pada hari Kamis untuk membahas serangan pesawat drone pada instalasi minyak di Arab Saudi dan serangan terhadap empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, di lepas pantai UEA awal bulan ini.
Ketegangan di Teluk antara AS dan Iran menjadi perbincangan panas pada awal bulan, ketika AS memberlakukan sanksi tambahan ke Iran dan mengirim gugus tempur kapal induk, skadron pesawat pengebom B-52 dan sistem pertahanan rudal Patriot. Langkah ini, menurut klaim Gedung Putih, adalah upaya menangkal ancaman Iran di Timur Tengah terhadap aset AS.
Iran membalas dengan menarik diri dari beberapa pokok kesepakatan nuklir Iran 2015, salah satunya menolak membatasi pengayaan uraniumnya.