PRESIDEN Corazon Aquino menolak seruan komunis untuk membebaskan Rodolfo Salas (lihat Komandan yang Kandas) walaupun "pintu tetap terbuka untuk mencari jalan damai". Ini diungkapkan Rabu Dekan lalu. dua hari sesudah tokoh komunis itu tertangkap di Manila. Masa depannya suram, karena pemerintahan Cory telah memutuskan untuk mengajukan Salas ke pengadilan dengan tuduhan melakukan serangan bersenjata, merampok, serta membunuh pohsi, tentara dan penduduk sipil. Tuduhan dibuat berdasar rekomendasi pihak militer. Harus diakui penangkapan Salas merupakan pukulan keras terhadap komunis, terutama karena proses perundingan sedang dirintis. Manakala tarikulur antara pemerintah dan militer kian menajam, justru pemberontak kecolongan. Tidak heran jika Staf Umum NPA mencela keras penangkapan terhadap Salas, istrinya, Josefina Cruz, dan pengawalnya, Jose Concepcion. NPA menilai penangkapan itu disengaja pihak militer untuk menggagalkan perundingan. Pengacara dari NDF, sayap politik CPP, memastikan bahwa perundingan tetap berlanjut, walaupun Salas mendekam dalam tahanan. Kastaf AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) Jenderal Fidel Ramos menyatakan, semangat juang komunis pasti mengendur walaupun cuma sementara. Dalam wawancara tv Ramos yakin akan tampilnya tokoh baru di kalangan pemberontak komunis. Sementara itu, pihak militer tetap berusaha terus mengamankan negara, walaupun korban yang jatuh kian banyak. Terakhir jumlah kematian tentara 3:1 dengan komunis, sedangkan dua minggu lalu masih 2:1. Diperkirakan, selama Aquino berkuasa sudah 2.000 tentara tewas dalam berbagai bentrok senjata melawan komunis. Angka ini cenderung menanjak terus, sementara penyelesaian damai untuk mengakhiri pemberontakan komunis tersendat-sendat. Sebelum Cory memulai kunjungannya ke AS dua pekan silam, pemerintah menawarkan gencatan senjata 30 hari yang kontan ditolak komunis. Tawaran ini dianggap sebagai upaya licik, sekadar memperkuat pamor Cory di AS. Sekembali presiden wanita itu ke Filipina -- dengan oleh-oleh tambahan kredit sekitar US$ 800 juta berikut penciutan bunga untuk utang sebesar US$ 26 milyar -- tiba-tiba saja NDF mengusulkan gencatan senjata bersyarat selama 30 hari. Adapun dua syarat utama mereka ialah: tentara wajib mengosongkan wilayah yang dikuasai NPA dan laskar swasta bersenjata dihapuskan sama sekali. Tawaran ini belum ditanggapi pemerintah ketika tiba-tiba Salas ditangkap Senin pekan silam. Juru runding pemerintah Ramon Mitra berkata, penangkapan Salas tidak mempengaruhi perundingan, tapi juga tidak menolak usul komunis untuk "mencantumkannya dalam agenda perundingan." Sekalipun begitu, pihak komunis, yang selalu berubah sikap itu, mendadak tidak muncul pekan lalu hingga perundingan pun batal. Kedua juru runding komunis, Saturnino Ocampo dan Antonio Zumel, tidak kelihatan batang hidungnya, padahal mestinya hal itu tidak terjadi kalau mereka "benar-benar tulus menggarap penyelesaian damai," kata Laurel. Dari AS masih ada berita gembira buat Filipina. Senat, yang awal pekan silam menolak tambahan kredit US$ 200 juta bagi pemerintahan Cory, Jumat lalu akhirnya menyetujui dengan perbandingan suara 82 lawan 14. Adalah Dewan Perwakilan yang dengan seketika menyetujui tambahan kredit itu, tak lama setelah Cory selesai mengucapkan pidatonya yang sangat menyentuh di depan Kongres AS. Lagi sebuah sukses yang bisa memojokkan komunis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini