Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Komandan yang kandas

Rodolfo salas, 39, bekas ketua cpp (partai komunis filipina) merangkap komandan npa (tentara rakyat baru) di filipina. awal 1986 salas diganti benito tiamzon atas usul jose maria sison. (ln)

11 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Presiden Ferdinand Marcos memberlakukan UU Darurat, 1972 Rodolfo Salas, 39, kontan berubah sikap. Ia terjun dalam perjuangan bawah tanah, hingg kuliahnya di tingkat akhir Fakultas Teknik Universitas Filipina terbengkalai. Pada usia 25 tahun, Salas, yang bertubuh kecil dan tampak rapuh itu, ternyata segera memainkan peranan penting di kalangan CPP (Partai Komunis Filipina) dan sayap militernya NPA (Tentara Rakyat Baru). Beberapa serangan yang dilancarkannys antara tahun 1975 dan 1976 membuktikan bahwa ia adalah taktikus ulung. Sumber intel militer menyebut-nyebut aksi penyergapan Salas, yang menegaskan lima karyawan AL AS di Bataan (1975) pembantaian lima perwira AL Filipina (1977), dan serangan terhadap markas militer di Pampanga juga pada 1977. Tapi, sejak 197, Kumander Bilog, begitu nama akrabnya di kalangan NPA, tidak lagi ambil bagian dalam aksi-aksi militer. Padahal, ia sangat yakin bahwa hanya lewat perjuangan bersenjata, komunis bisa merebut kekuasaan. Ternyata, dalam satu "pemilihan" yang berlangsung di Bamban, Tarlac, Salas terpilih sebagai ketua CPP merangkap komandan NPA. Promosi ini terjadi tak lama setelah Ketua CPP Jose Maria Sison dan Komandan NPA Bernabe Buscoyne alias Kumander Dante tertangkap, berturut-turut tahun 1977 dan 1978. Hampir sepuluh tahun kemudian, medio 1986, dalam satu pembersihan yang mengguncang hierarki partai, Salas digeser. Strategi komunis, yang memboikot pemilu kilat Februari silam, dianggap gagal dan merugikan CPP. Untuk membayar kegagalan ini, Salas mesti mundur. Adalah Sison yang, kabarnya, menghendaki Salas diganti Benito Tiamzon. Pihak militer menunjukkan foto yang merekam suasana sidang pleno CPP beberapa bulan berselang di kawasan Gunung Trianos. Pada foto terlihat Sison, tokoh NPA Juanito Rivera, Salas, dan istrinya, Josefina Cruz. Informan militer menyatakan, Salas terlihat dua tiga kali di Metro Manila sebelum tertangkap di depan Rumah Sakit Umum Filipina, Senin pekan lalu. Dia tidak membawa senjata api, tapi memiliki SIM dan KTP atas nama Manuel Mercado. "Dia kelihatan lemah sekali," kata petugas intel wanita yang ikut menginterogasinya. "Salas berpakaian seperti petani dan ia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan." Salas alias Kumander Bilog memang baru menjalani operasi gondok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus