Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia telah menghentikan impor sapi hidup dari empat fasilitas Australia setelah penyakit kulit LSD (lumpy skin disease) terdeteksi pada sejumlah kecil sapi beberapa saat setelah tiba, kata pemerintah Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat Australia bekerja sama dengan Indonesia meyakinkan pelaku pasar bahwa semua hewan yang diekspor dari Australia memenuhi persyaratan Indonesia, termasuk bebas dari LSD, kata Menteri Pertanian Australia Murray Watt dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, 30 Juli 2023.
Pengujian diagnostik cepat ternak mulai membantu memulihkan ekspor dari fasilitas yang terkena dampak, katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LSD, yang menyebabkan lepuh dan mengurangi produksi susu, adalah penyakit virus sangat menular yang menyerang sapi dan kerbau yang ditularkan melalui gigitan serangga tetapi tidak menimbulkan risiko bagi manusia.
Australia bebas dari LSD dan ekspor sapi ke Indonesia berlanjut dari fasilitas lain, kata Watt.
Mengingat keberadaan LSD di Indonesia, hasil positif pada sapi setelah mencapai Indonesia tidak terduga, kata Kepala Petugas Veteriner Australia Mark Schipp. LSD pertama kali dilaporkan pada ternak di Indonesia awal tahun lalu.
Indonesia adalah pasar terbesar untuk ekspor sapi hidup Australia, menyumbang sekitar 56% pada tahun 2021–22, menurut data, bernilai sekitar A$900 juta (Rp9 triliun). Ekspor ke Indonesia sangat diandalkan oleh Australia utara. Australia tidak merinci jumlah pengapalan yang akan terkena dampak keputusan Indonesia.
REUTERS
Pilihan Editor: Rapat Parpol di Pakistan Diserang Bom Bunuh Diri, 40 Orang Tewas