Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI tengah makin hangatnya kontroversi mengenai pencalonan Paul Wolfowitz sebagai Presiden Bank Dunia, mantan Duta Besar untuk Indonesia (1986-1989) itu menerima Dini Djalal dari Tempo di kantor Wakil Menteri Pertahanan di Pentagon, Kamis pekan lalu. Berikut ini petikan dari perbincangan itu.
Banyak yang menyangsikan kemampuan Anda menjadi Presiden Bank Dunia.
Mereka kurang mengenal saya, terutama apa yang saya lakukan beberapa tahun terakhir. Saya pernah tinggal di negara berkembang dan melihat seperti apa kemiskinan itu. Saya saksikan juga pengaruh negatif korupsi dan minimnya akuntabilitas di banyak lembaga negara. Jadi, saya punya pengalaman langsung yang tak dimiliki presiden (Bank Dunia) sebelumnya. Ini sangat membantu dalam menjalankan tugas.
Bagaimana reaksi Anda saat mendengar pencalonan itu?
Saya tak pernah berpikir akan menjadi Presiden Bank Dunia. Saya kenal baik Jim Wolfensohn, sehingga tahu pencapaiannya yang menakjubkan. Ini posisi yang belum saya kuasai, dan butuh beberapa saat untuk beradaptasi. Tapi pekerjaan ini akan segera terkoneksi dengan sisi lain saya yang hirau terhadap upaya pengurangan kemiskinan, serta menyediakan peluang ekonomi bagi pertumbuhan dunia yang lebih baik, khususnya bagi anak-anak dan cucu kita.
Indonesia menjadi fokus utama?
Sayangnya tidak. Indonesia adalah negeri yang penting bagi Bank Dunia, begitu juga sebaliknya. Saya makin tahu kendala yang dihadapi Indonesia setelah tsunami. Tapi ini Bank Dunia, dan wilayah yang paling membutuhkan bantuan adalah Afrika. Jadi, fokus utama saya adalah Afrika, dengan tetap menjaga keseimbangan perhatian bagi Amerika Latin dan Asia. Tentu saja saya tak akan melupakan Indonesia. Jangan khawatir soal itu.
Ada komentar posisi Anda hanya perpanjangan tangan bagi kebijakan luar negeri AS, terutama untuk kampanye antiterorisme.
Saya percaya, seperti juga Presiden AS percaya, bahwa mengurangi kemiskinan adalah tujuan mulia. Karena itulah Presiden (AS) melipatgandakan anggaran bantuan dan menunjukkan komitmen besar untuk memerangi HIV/AIDS di Afrika. Kami memiliki kepentingan misi itu di Bank Dunia, bukan agar lembaga ini menjadi instrumen, tapi untuk memastikan bahwa hal itu dilakukan dengan benar.
Artinya, negara-negara yang menampung Al-Qaidah tak akan diabaikan?
Tidak. Satu hal yang mesti diperjelas, apa pun kebijakan AS untuk Bank Dunia akan diwakili oleh Direktur Eksekutif AS di Dewan Direksi. Jika menjadi Presiden Bank Dunia, saya menjadi pemimpin dari sebuah institusi multinasional dan bertanggung jawab terhadap semua anggota.
Anda bilang Bank Dunia harus memusatkan perhatian pada perubahan ekonomi ketimbang politik. Tapi di beberapa negara, 30 persen lebih dari bantuan dikorupsi. Untuk mengatasinya, tentu dibutuhkan penanganan politik.
Jika Anda bicara tentang akuntabilitas, transparansi, dan pemerintahan, kata apa pun yang Anda pilih untuk penanganan korupsi, akan mustahil untuk dipisahkan antara pertumbuhan ekonomi dan perubahan politikkorupsi merusak keduanya.
Ada indikasi bahwa Bank Dunia dan instansi lain tak cukup cermat mengamati dua isu ini pada tahun 1990-an. Padahal di Asia Timur, setelah 1997-1998 terlihat perhatian yang makin besar terhadap masalah ini. Dan lebih mudah mengidentifikasi sebuah masalah ketimbang jalan keluarnya. Anda tak bisa menyembuhkan penyakit ini dengan sempurna. Negara berkembang, seperti juga negara saya, memiliki problem ini.
Jika Anda terpilih, kelompok antiglobalisasi berkata bahwa ini bukti Bank Dunia dan IMF adalah alat imperialisme.
Orang-orang yang prihatin terhadap pertumbuhan ekonomi dunia akan cepat tahu bahwa hal itu juga keprihatinan saya. Tapi, bagi mereka yang memiliki agenda politik tertentu, tambahan satu fakta di depan mereka tak akan pernah mengubah pikiran mereka.
Apakah kelompok antiglobalisasi bisa menjadi mitra Anda?
Bagi yang memiliki pikiran terbuka, saya punya telinga terbuka. Saya ingin bicara dengan banyak pihak untuk mendapatkan banyak cara pandang. Setiap negara punya tantangan berbeda. Saya kira tak ada satu solusi yang cocok untuk segala jenis permasalahan.
Sebagai Presiden Bank Dunia, apakah Anda tetap dekat dengan Presiden Bush?
Saya akan berbicara kepada mereka sebagai wakil organisasi internasional. Tanggung jawab saya, dan kepada siapa saya melapor, akan berubah. Banyak yang bertanya, mungkinkah saya bisa melakukan penyesuaian itu. Jawabannya, ya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo