Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Pertahanan (menhan) Moshe Ya'alon mengatakan pernyataannya pekan lalu tentang Israel yang melakukan “pembersihan etnis” di Gaza tidak ditujukan kepada tentara namun kepada “politisi, yang dengan bangga berbicara tentang pembersihan etnis di Jalur Gaza”, menurut ke Channel 12 seperti dilansir Al Jazeera pada Senin 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya’alon, yang dikecam oleh banyak politisi Israel karena komentarnya, mempertahankan tudingannya, dengan mengatakan: “Saya berharap penampilan publik ini akan menghentikan pemerintah melakukan kejahatan perang, sekaligus memberikan tanggung jawab kepada para komandan [Israel].”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Ya'alon soal Israel melakukan "pembersihan etnis" di Jalur Gaza dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran Israel, Kan seperti dikutip Reuters. “Israel melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza,” kata Ya'alon.
Ya'alon, yang menjabat menteri pertahanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2013-2016, berbicara tentang rencana Israel untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza utara dan sebagai gantinya membangun pemukiman Israel di sana.
Dia mengatakan berbicara atas nama komandan Israel yang ditempatkan di Gaza utara yang sangat prihatin dengan situasi ini.
“Mereka berada dalam situasi yang mengancam jiwa, mereka menghadapi dilema moral,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka juga dapat menghadapi tuntutan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Pernyataannya dikutuk oleh Partai Likud konservatif pimpinan Netanyahu sebagai “kebohongan jahat”.
Anggota ultranasionalis pemerintah Israel telah berulang kali mengadvokasi kembalinya pemukim Israel ke Jalur Gaza namun hal ini diklaim bukan merupakan kebijakan resmi pemerintah.