Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sedahsyat 5 bom atom

Cosmos 954, satelit mata-mata uni soviet yang bertenaga nuklir mengalami kerusakan, lalu jatuh dan meledak di bagian barat kanada. para ahli mengkhawatirkan adanya pencemaran debu radio-aktif. (ln)

4 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG polisi berkuda, seuang patroli di Great Slave Lake, Wilayah Barat Laut Kanada, Selasa siang, 24 Januari lalu. Dilihatnya benda angkasa seperti 'bintang berekor' melintas di ufuk barat. Berkelebatan sepintas, lantas menghilang. Peristiwa tengah hari di padang tundra bersalju itu sempat menggegerkan dunia Barat sampai dua minggu kemudian. Soalnya, apa yang tampak seperti 'bintang berekor' di mata polisi berkuda itu jauh lebih berarti di layar radar AS dan Kanada: Sebuah satelit matamata Uni Soviet, yang sudah mengalami gangguan dalam lintasannya sejak Desember silam. Dikhawatirkan, satelit itu akan jatuh ke bumi - yang bukan wilayah Soviet. Ini berbahaya. Satelit berlintas polar yang hanya sebesar pesawat TV itu dijalankan oleh reaktor nuklir, dengan bahan bakar sebanyak 45 Kg Uranium 235. Seandainya sempat terbakar ketika melintasi atmosfir bumi, U 235 atau plutonium yang merupakan sisa reaksi nuklirnya dapat mencemari angkasa dengan debu radio-aktifnya yang sama hebatnya dengan lima bom Atom (8 Kg plutonium cukup untuk membuat satu bom atom). Makanya, ketika satelit itu sama sekali kehilangan tekanan dalamnya dan mulai anjlok ke bumi 6 Januari lalu, penasehat pertahanan Presiden Jimmy Carter, Zbigniew Brzezinski mulai gencar berkomunikasi dengan Dubes Uni Soviet di Washington D.C., Anatoli Dobrynin. Namun sampai 19 Januari, Dubes Dobrynin masih meneruskan pesan atasannya di Kremlin maupun pusat antariksa Soviet Baykonur, "tak ada bahaya ledakan nuklir." Lalu, terjadilah peristiwa yang menakutkan itu. Selasa jam 12 waktu setempat, satelit Cosmos 954 itu meledak di atas Pulau Queen Charlotte di lepas pantai barat Kanada, dan sisa-sisanya tne luncur sampai hancur di Great Slave Lake. Kepada pers Brzezenski maupun Menhan Kanada Barney Dawson, keduanya sudah senada: "tak ada alasan untuk histeris," sebab "daerah di mana satelit terbakar tak berpenduduk," dan "kemungkinan kecil sekali pencemaran akan terjadi." Dipotret Uni Soviet, sejak Desember 1967, Sur dah meluncurkan 10-l S satelit mata-mata bertenaga nuklir seri Cosmos tersebut. Jadi Cosmos 954 itu - yang pertama kalinya dilaporkan mengalami cedera--sudah yang ke-II atau bahkan yang ke-16. Reaktor nuklir satelit seri Cosmos itu, gunanya untuk menjalankan sistim radarnya yang perlu tenaga besar. Umur satelit begini, tadi-tadinya memang hanya dua bulan. Sesudah itu tenaganya habis. Selanjutnya satelit bekas itu dengan isyarat dari bumi pecah jadi tiga, sementara bagian yang bensin reaktor nuklir itu ditembakkan ke orbit tinggi, 620 mil (hampir 1000 Km) di mana sisa satelit itu akan terus berpusing-pusing selama S-10 abad sembari menghabiskan sisa pengaruh radio-aktifnya. Cosmos 954, diluncurkan dari Baykonur di negara bagian Kaakh, dekat laut Aral, 18 September 1977. Seperti para pendahulunya satelit mata-mata ini berlintasan polar. Artinya, tidak mengitari bumi di atas katulistiwa seperti satelit komunikasi Palapa atau Intelsat -- tapi memotong bidang katulistiwa dan melintasi kutub utara. Nah, seri (osmos ini mengorbit pada ketinggian 150 mil (hampir 300 Km) arah timur laut dengan sudut inklinasi 55ø. Dengan periode (waktu mengitari bumi) hanya 11 jam lebih, satelit itu dapat memandang tempat yang berbeda di muka bumi, beberapa kali sehari. Sebab setiap kali orbitnya telah bergeser sekitar 2.000 Km ke arah timur di garis katulistiwa. Dengan demikian setiap daerah AS--termasuk Hawaii, Guam dan Alaska--dapat dipotretnya. Hanya Kutub Selatan, Kanada paling utara, Skandinavia dan Greenland yang tak dijangkaunya. Nah, pada ronde yang naas itu, menurut sumber-sumber intelijen Barat, Cosmos 954 baru saja melintasi Samudera Pasifik dan sedang menuju Alaska ketika satelit itu menyentuh lapisan udara rapat dan mulai terbakar di atas Pulau Ratu Charlotte. Diakui oleh kantor berita resmi Uni Soviet, Tass, bahwa insiden itu terjadi "di luar daerah kontak radio dengan sistim pengendali Soviet." Dengan kata lain: para pengendali Cosmos di Baykonur tak mampu lagi mengamankan Cosmos 954 dengan menembakkannya ke orbit tinggi. Tapi mereka membantah bahwa satelit itu digunakan untuk memata-matai gerak-gerik Armada Angkatan Laut AS. Menurut Tass, Cosmos 954 adalah satelit "ilmiah," sebagai bagian dari program Uni Soviet "menyelidiki dan memanfaatkan ruang angkasa." Radiasi Ilmiah atau pun militer, Kanada dan AS tampaknya tak mau ambil risiko dengan pencemaran radio-aktifnya. Sebuah pesawat Hercules C-130 dengan sensor radio-aktif diterbangkan rendah di atas daerah Kanada, sementara di ketinggian pesawat pengintai U-2 dikerahkan untuk mencari jejak-jejak debu radio-aktif. Juga sisa- reruntuhan satelit atom itu berusaha ditemukan, sebab menurut perjanjian internasional Kanada wajib memulangkannya ke Uni Soviet. Tapi sementara reruntuhan satelit itu sampai minggu lalu belum ditemukan, pesawat Hercules Kanada itu menemukan radiasi di darat yang lebih tinggi dari pada derajat radiasi alamiah. Di luar kedua negara Amerika Utara yang sedang repot itu, kekhawatiran sudah mulai disuarakan oleh Jerman, Denmark, dan Jepang. Hein Kaminski, Direktur Observatorium Bochum di Jerman Barat mengatakan, bahwa ada ba ya awan debu radio-aktif yang sukar diramalkan akan terbang ke mana dan jatuh di mana. Di Kopenhagen, ahli antariksa Denmar Henrik Stub mengatakan bahwa "manuver pembuangan uranium dalam Cosmos 954 telah gagal." Dia juga mengingatkan kembali, bahwa tahun 1970, satelit Apollo-13 yang ditembakkan Amerika menuju bulan, telah meledak dan jatuh di Samudera Pasifik berikut muatan plutoniumnya. Juga Jepang telah menyampaikan protesnya, sebab dikhawatirkan bahwa satelit Cosmos 954 yang macet itu sempat melintasi atmosfir Jepang sebelum jatuh terbakar di atas Kanada. Tass, belum terdengar lagi komentarnya terhadap protes Jepang dan Eropa. Tapi dari Gedung Putih, seorang jurubicara kepresidenan Jill Schuker menandaskan bahwa AS akan mengajak Uni Soviet merundingkan cara-cara menghadapi insiden serupa di masa mendatang. Khususnya menghacapi sidang Komisi Antariksa PBB tahun ini yang diperkirakannya pasti akan memperdebatkan bahaya jatuhnya satelit-satelit bertenaga nuklir melalui atmosfir bumi. Betul juga. Dari Jenewa, para pengamat masalah nuklir mengungkapkan bahwa "memang tak ada larangan bagi satelit untuk membawa bahan bakar radio-aktif." Yang dilarang hanyalah: membawa senjata atom. Tapi dalam mukadimah Perjanjian Moskow 5 Agustus 1963, begitu mereka mengingatkan, AS, US dan Inggeris telah sepakat "mengakhiri pencemaran lingkungan hidup manusia dengan zat-zat radioaktif." AS sendiri, memang tak dalam posisi mengecam Uni Soviet. Sebab negeri itu pun punya satelit mata-matanya, seperti dari jenis Midas. Dan satelit mata-mata, umumnya lebih menyenangi lin tasan polar yang rendah (sampai 35 Km). Nah, kalau satelit begini masih diizinkan memakai tenaga nuklir--apalagi dalam era satelit kontra satelit seperti sekarang ini--untuk tenaga penggeraknya ditambah sumber enerji radarnya, maka bahaya pencemaran radioaktif di atmosfir akan tetap terbuka. Bahaya ini memang jauh lebih besar pada satelit militer ketimbang satelit komunikasi sipil. Sebab satelit komunikasi--yang umumnya berada di atas katulistiwa, pada ketinggian 36 ribu Km--tak perlu tenaga besar. Sembari membonceng pada tenaga gravitasi dan rotasi bumi sendiri, isyarat-isyarat telkom cukup diperkuat dengan tenaga matahari. Tapi, badan manakah di dunia mampu melarang atau menghapuskan penggunaan satelit militer bertenaga nuklir yang terbang rendah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus