Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bung Karno Siapa Yang Punya ?

Waka bakin ali murtopo menjelaskan tentang keputusan presiden untuk memugar makam bung karno. pihak keluarga bung karno tidak setuju makam dipugar karena bertentangan dengan ajaran islam & wasiat almarhum. (nas)

4 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GEDUNG Gelora Manahan di Sala 24 Januari malam lalu gemuruh ketika Wakil Kepala Bakin Letjen Ali Murtopo mengatakan dia membawa pesan pribadi dari Presiden: "Pak Harto baik sebagai pribadi maupun sebagai Presiden telah memutuskan untuk memugar makam Bung Karno." Warga PDI yang malam itu menghadiri HUT PDI ke V juga menyambut pengumuman itu dengan teriakan: "Hidup Bung Karno" dan "Hidup Pak Ali." Menurut Ali Murtopo, Presiden bertekad melakukan pemugaran itu sekali pun tahu tindakan itu tidak populer dan akan dikritik. Kepada Koresponden TEMPO Hamid S. Darminto, Ali Murtopo menjelaskan bahwa menurut rencana makam-makam di sekeliling Bung Karno dan Ibundanya akan dipindahkan sehingga tinggal dua makam saja Di situ akan dibangun masjid dan tempat penjaga. Makam Bung Karno itu nantinya akan dilengkapi dengan nisan marmar besar yang bertuliskan: "Penyambung Lidah Rakyat-Pemimpin Bangsa Indonesia-Proklamator Indonesia-Bung Karno." Kapan pemugaran dimulai? "Segeralah," jawab Ali Murtopo. Belum terdengar kritik terhadap rencana itu. Malahan banyak yang berpendapat rencana pemerintah itu tindakan yang saat ini populer, seperti tercermin pada sambutan warga PDI. Sebuah hanan ibukota yang tidak ikut diistirahatkan menyebutnya sebagai "rencana yang mulia." Harian itu Benta Buana, beberapa hari sebelumnya melaporkan keberatan pihak keluarga ung Karno atas rencana pemugaran itu. Karena di samping mengingat surat wasiat Bung Karno, pemugaran itu juga dianggap bertentangan dengan agama Islam, yang melarang dibangunnya "cungkup" di atas makam almarhum. Cungkup Tapi dalam tajuknya, harian itu menulis bahwa Bung Karno sebagai pemimpin bangsa bukan hanya milik keluarganya, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia. "Dan pemerintah sebagai mandataris kedaulatan rakyat dan bangsa Indonesia mempunyai wewenang untuk melaksanakan pemugaran makam yang menjadi keinginan seluruh masyarakat." 19 Desember 1977, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, Joop Ave datang menyampaikan keputusan pemerintah kepada keluarga Bung Karno: Rencana pemugaran juga dijelaskan. Menurut rencana itu, makam Bung Karno akan dibuatkan cungkup (atap penutup). Pada makam akan diletakkan sebuah batu marmer dengan teks. Dalam kompleks makam akan dibangun: 1 monumen, 2 pintu gerbang, 1 mesjid, 1 pendopo/bangsal dan kemungkinan juga 1 bangunan untuk juru-kunci. Tapi, membenarkan laporan Buana, seorang putera Bung Karno menjelaskan: "Pihak keluarga tidak setuju kalau makam itu dipugar." Kata Guruh Sukarnoputera, yang baru pulang dari Mekah naik haji pada Eddy Herwanto dari TEMPO, membuat "rumah-rumahan" di atas makam tidak cocok dengan agama. Penghargaan pemerintah, menurut Guruh, akan lebih memadai kalau me: nuruti permintaan terakhir almarhum, dan "bukannya berbentuk fisik." Apa maksudnya yang persis, belum jelas. Tapi putera tertua Bung Karno, Guntur, dalam keterangannya kepada TEMPO menjelaskan bahwa "Surat Wasiat Almarhum Bung Karno" ada beberapa variasi. Pada garis besarnya, almarhum ingin dimakamkan di daerah Priangan, di bawah sebatang pohon yang rindang dengan aliran sungai di sekitarnya. Bung Karno juga ingin dimakamkan tanpa batu nisan, tetapi ditandai dengan sebuah batu kali sederhana dengan bertuliskan "Di sini beristirahat Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia." Sebelum dimakamkan, almarhum ingin agar jenazahnya diselimuti dengan panji Islam Muhammadiah atau panji-panji seluruh partai. Jawaban resmi keluarga Bung Karno yang berisi keberatan mereka atas rencana pemerintah menurut Guntur akansegera disampaikan kepada pemerintah. Bagaimana kalau pemerintah terus akan melaksanakan pemugaran itu, karena Bung Karno "bukan cuma milik keluarga"? "Sebaiknya kita wait and see dulu," jawab Guntur. Menteri Sekretaris Negara Sudarmono pekan lalu kepada pers menyatakan harapannya agar mudah-mudahan keluarga Bung Karno tidak keberatan atas rencana pemugaran ini. Guntur juga membenarkan bahwa keluarganya mempunyai rencana untuk memindahkan makam Bung Karno ke tempat lain, seperti yang diminta almarhum dalam surat wasiatnya. Agaknya alasan inilah yang menyebabkan keberatan mereka atas rencana pemugaran itu. Karena dengan pemugaran itu, bisa dianggap makam Bung Karno di desa Sentul Blitar itu akan merupakan makam yang permanen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus