Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam, mengatakan perjalanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN selama 60 tahun melahirkan berbagai pelajaran, terutama dalam hal kemandirian dan independensi. Menurut dia, ada tiga kejadian bersejarah bagi ASEAN yang paling berpengaruh bagi kawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, To Lam menyoroti krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an. Krisis tersebut, ujarTo Lam, menimbulkan pertanyaan eksistensial tentang efektivitas integrasi ekonomi regional. Saat itu beberapa pihak khawatir bahwa fokus ekonomi ASEAN akan beralih ke dalam negeri di bawah tekanan proteksionisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun, ASEAN memilih jalan yang berlawanan," kata To Lam dalam acara peringatan 30 tahun keanggotaan Vietnam di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, pada Senin, 10 Maret 2025.
Di tengah krisis tersebut, To Lam menyampaikan, ASEAN menyadari keterkaitan yang mendalam mengenai kondisi ekonomi kawasan. Ketika itu, sambung dia, ASEAN memilih untuk mempercepat integrasi di bawah Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN yang meningkatkan arus bebas barang, jasa, dan investasi.
To Lam menjelaskan upaya ini memungkinkan ASEAN untuk pulih sehingga akhirnya mengembangkan jaringan perjanjian perdagangan bebas yang mencakup 30 persen dari populasi dunia dan menyumbang 32 persen dari PDB global.
Selanjutnya, To Lam menyoroti kejadian bersejarah kedua, yakni keputusan ASEAN pada 2007 untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada 2015, lima tahun lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya.
To Lam menjelaskan bahwa saat itu ada keharusan mendesak untuk meningkatkan konektivitas ASEAN sejalan dengan meningkatnya globalisasi dan integrasi regional. Oleh sebab itu, jelas dia, ASEAN mengadopsi Piagam ASEAN pada 2008 yang menjadi kerangka hukum dan kelembagaan yang komprehensif untuk integrasi.
"Pembentukan resmi Komunitas ASEAN pada 31 Desember 2015 mewakili perubahan mendalam bagi ASEAN di seluruh pilar politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya," ujarnya.
Saat ini, To Lam menyampaikan, ASEAN menyatukan sepuluh negara anggota dalam komunitas yang beragam. Menurut dia, langkah ini berfungsi sebagai hubungan penting untuk integrasi regional dan global. Komunitas ASEAN, jelas dia, juga bertindak sebagai jembatan untuk dialog dan kolaborasi yang mendorong perdamaian dan pembangunan.
Lebih lanjut, To Lam menilai respons ASEAN terhadap pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi salah satu peristiwa penting. Dia mengungkap bahwa saat itu ASEAN mengerahkan sumber daya kolektif dan memiliki kepentingan pemersatu.
Di tengah tantangan ekonomi global ketika itu, To Lam mengatakan ASEAN telah berhasil menghadapinya, termasuk dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai 4,7 persen pada tahun ini.
"Solidaritas, kemandirian, kolaborasi, dan persatuan dalam keberagaman tetap berperan penting bagi ketahanan ASEAN di dunia yang tidak stabil," tuturnya.