KANTOR Dewan Nasional Perlawanan Iran di Auvers-sur-Ois., Paris disibukkan oleh rapat seminggu belakangan ini. Pimpinan organisasi penentang Ayatullah Khomeini itu, Masoud Rajavi, 6, seakan tak punya waktu senggang hingga minggu ketiga bulan ini. "Dewan ini adalah satu-satunya jalan demokrasi untuk mengganti Khomeini," katanya kepada TEMPO, Senin malam lalu. Anggota terbcsar dari Dewan ialah Mujahiddin Khalq yang dipimpin sendiri oleh Rajavi. Didirikan tahun 1965, Mujahiddin bertujuan menumbangkan kekuasaan SYah Iran. Reza Pahlevi. Ia kini menjadi kekuatan oposisi terbesar di Iran. Mujahiddin kalau perlu bisa bergerak secara militer baik di dalam maupun di luar Iran. Rajavi, sang pemimpin, lahir di Tabas Iran, tahun 1948. Ia tertarik akan politik setelah memasuki organisasi Gcrakan Liberal Iran yang waktu itu dipimpin Ayatullah Taleghani dan Mehdi Bazargan. Ketika kedua tokoh itu ditangkap rezim Syah - setelah melakukan pemberontakan 5 Juni 1963 - Rajavi aktif menyebarluaskan buku-buku yang ditulis kedua tokoh itu. Pada usia 19 tahun, Rajavi masuk gerakan Mujahiddin. Setahun kemudian mungkin karena kegesitan yang dia perlihatkan, Rajavi terpilih sebagai salah seorang dari 16 anggota yang ditugasi menyusun strategi Mujahiddin. Dan tahun 1970, Rajavi menjadi satu di antara beberapa pengikut Mujahiddin yang mendapat pendidikan politik serta latihan kemiliteran dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Dia kenal baik dengan Yasser Arafat. Tapi tatkala kembali ke Iran, Agustus 1971, Rajavi ditangkap rezim Syah. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada tokoh politik ini, yang pada waktu itu baru berusia 23 tahun. Tapi berkat tekanan tokoh-tokoh politik internasional, pemerintahan Syah meringankan jadi hukuman seumur hidup. Hampir delapan tahun dia mendekam di penjara. Sctelah berkobar revolusi Iran yang dipimpin Ayatullah Khomeini, 20 Januari 1979 Rajavi bebas kembali. Selama di penjara dia mengalami siksaan-siksaan berat. Baru 11 Februari 1979 untuk pertama kalinya Rajavi berjumpa dengan sang Imam, yang kemudian juga jadi musuhnva itu. Rajavi berkata, bahwa sejak itu sudah terlihat ketidaksamaan pandangan antara dia dan Khomeini, baik tentang Islam maupun Iran. Tetapi kuliah-kuliah yang dia selenggarakan pada hari-hari pertama kemenangan revolusi ternyata menarik banyak peminat. Pidatonya di Teheran dan beberapa kota lain didengarkan oleh sampai 200.000 pengunjung. Dia populer. Dalam usia 32 tahun, Januari 1980, Masoud Rajavi turut mencalonkan diri menjadi presiden Iran. Tapi namanya dicoret oleh Khomeini. Setelah terjadi pembersihan besar-besaran terhadap kaum oposisi di Iran, 29 Juli 1981, Rajavi dan Bani Sadr, terbang ke Paris. Pemimpin yang organisasinya oleh Khomeini dicap sebagai Marxis dan tak bertuhan ini memperoleh pendidikan ilmu hukum dan ilmu politik dari Universitas Teheran. Tuduhan ini dibantah keras Rajavi yang mcncoba memperkenalkan lslam yang lebih adil, manusiawi, serta terbuka pada kemajuan ilmu dan teknologi. Kini dia menetap di Paris, dan menjadi menantu Bani Sadr. Istrinya yang pertama, beserta segenap keluarga dekatnya, dibunuh oleh rezim Syah tempo hari. Sejak itu ia seakan ditakdirkan selalu berdiri di garis oposisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini