Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Senjata dan Nasib Alkatiri

26 Juni 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kursi nomor 11 pesawat AirNorth dari Dili, Timor Leste, ke Darwin, Australia, Rabu pekan lalu, kosong. Penumpangnya bekas Menteri Dalam Negeri Rogerio Tiago Lobato. Dia ditangkap tentara penjaga perdamaian Australia beberapa jam sebelum berangkat ke Bandar Udara Internasional Dili, Nicolau Lobato—nama diambil dari na-ma kakak Lobato yang menjadi pahlawan Timor Leste.

Lobato sudah diincar Polisi Federal Australia sejak Vicenti da Conceicao alias Railos, komandan kelompok milisi Fretilin, buka mulut. ”Sejak terungkapnya kasus pembagian senjata kepada warga sipil, nama Lobato masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) Interpol,” ujar seorang pejabat di Kejaksaan Agung Timor Leste.

Sehari setelah penangkapan, Lobato diseret ke Pengadilan Distrik Dili untuk dimintai keterangan. Menurut Jaksa Agung Lounginhos Monteiro, jaksa in-ter-na-sio-nal telah menjerat Lobato sebagai tersangka karena ber-usaha mengobarkan revolusi, konspira-si, dan membagikan senjata negara untuk penduduk si-pil.

Komandan Railos membeberkan proses pemben-tuk-an kelompok bersenjata di markas mereka, Desa Leotela, Distrik Liquica, Senin pekan lalu. ”Kami diberi senjata laras panjang dari jenis HK 33 seba-nyak 10 pucuk dengan amunisi 6.000 butir. Senjata-senjata itu diserahkan Lobato pada 8 Mei 2006 di Taman Makam Pahlawan Liquica,” ujarnya.

Kelompok Railos menerima tambahan delapan pucuk HK 33 pada 21 Mei 2006 di kawasan Maubara, Liquica. Senjata tersebut diserahkan Komandan Unit Patroli Perbatasan Inspektur Polisi, Antonio da Cruz. Milisi Railos ini juga menerima seragam satuan polisi khusus Timor Leste, lengkap dengan topi, sepatu, dan sabuk militer.

Menurut Railos, Perdana Menteri Mari Alkatiri terlibat- dalam distribusi senjata untuk milisi sipil. Railos pun siap di-pertemukan dengan Alkatiri untuk soal ini karena buktibukti pendukungnya sudah kuat. Menurut dia, pernah ada per-temuan di rumah Alkatiri, beberapa hari sebelum Kongres- Nasional II Partai Fretilin (18-20 Mei). ”Pada pertemuan sekitar 30 menit itu, Alkatiri memerintahkan Lobato membagikan senjata kepada kelompok kami. Kepada Lobato, Alkatiri berpesan agar pembagian senjata itu tidak di-ketahui Komandan Polisi Timor Leste Paulo Fatima Martins dan Presiden Xanana Gusmao. Alkatiri berpesan kepada Lobato agar bisa menyimpan rahasia itu,” kata Railos.

Senjata itu datang bersamaan dengan tibanya senjata serbu dari pemerintah Malaysia. Kelompok Railos kemudian menitipkan senjata-senjata tersebut ke rumah salah satu anggota milisi, Maukaro, yang terletak di belakang pasar- Liquica. ”Kami juga menempatkan anggota kami, Meta Dadulas, Sunu Moris dan Suar Lemorai untuk menjaga senjata-senjata itu,” tuturnya.

Penangkapan Lobato merupakan awal yang mungkin saja merembet ke Alkatiri. Jaksa Monteiro kini tengah menyelidiki asal senjata tersebut. Jaksa juga menemukan dokumen clearance, permohonan pembelian 4.000 senjata yang diajukan Cavalo Branco, perusahaan milik adik Alkatiri, Bader Alkatiri, kepada pemerintah Indonesia. Senjata serbu laras panjang mirip Styer itu diduga adalah SS-1r buatan PT Pindad Indonesia.

Tapi kepada Tempo, Direktur Utama PT Pindad, Budi Santoso, menyatakan tidak tahu ada senjata buatan perusahaan yang dipimpinnya ke Timor Leste. Budi hanya pernah berurusan dengan Timor Leste untuk jual-beli peluru pada 2005. ”Kerja sama itu legal karena berdasarkan kerja sama antara kedua negara. Jumlahnya tidak terlalu banyak, sekitar 200 hingga 300 ribu butir,” katanya.

Ke mana pun bukti mengarah, kasus pembelian senjata ini akan membawa Lobato ke meja hijau. Setelah Lobato, lalu siapa?

Ahmad Taufik, Alexandre Assis (Dili) dan Rana Akbari Fitriawan (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus