Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba terpilih kembali pada Senin 11 November 2024 oleh Parlemen Jepang, meskipun koalisi pemerintahannya mengalami kekalahan pemilu terburuk dalam lebih dari satu dekade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesi khusus parlemen diadakan untuk memilih perdana menteri, sebuah proses yang secara tradisional dipandang sebagai formalitas di Jepang. Kali ini menandai pemilu pertama dalam tiga dekade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dan mitra juniornya, Komeito, bersama-sama kehilangan mayoritas di majelis rendah Parlemen.
Ada kemarahan pemilih atas pelanggaran keuangan yang dilakukan partai berkuasa setelah jaksa mendakwa 10 orang pada awal tahun ini, termasuk tiga anggota parlemen dan sejumlah asisten politik.
Skandal tersebut berkaitan dengan dana politik yang dihimpun melalui tiket acara partai.
Lusinan anggota parlemen LDP yang dipimpin Kishida diduga mengantongi keuntungan dari penjualan tiket sebagai imbalan atas pemalsuan laporan akuntansi wajib.
Tahun lalu, beberapa anggota parlemen dari LDP menghadapi tuduhan gagal melaporkan dana senilai ratusan juta yen (setara dengan jutaan dolar).
Uang yang tidak dilaporkan tersebut dikatakan telah disalurkan ke dana gelap yang tidak diawasi.
Pemilu ini digelar untuk memilih perdana menteri baru setelah dua kandidat teratas dari LDP yang berkuasa dan oposisi Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ) tidak berhasil mendapatkan dukungan minimum dari 233 anggota parlemen.
Ishiba dari LDP menghadapi Yoshihiko Noda dari CDPJ yang memiliki 148 suara anggota parlemen. Kemenangan Isihiba bersamaan dengan pengakuan Noda bahwa dirinya berselingkuh.
Situs tabloid Smart Flash memuat cerita tentang politisi berusia 55 tahun yang sedang menikmati minuman di bar anggur Shinjuku bersama seorang model, 16 tahun lebih muda darinya. Artikel tersebut memuat gambar Tamaki meninggalkan tempat itu dengan mengenakan hoodie abu-abu. Wanita itu dilaporkan pergi 20 menit kemudian.
“Isi laporan tersebut sebagian besar benar,” kata Tamaki. “Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus tidak hanya kepada keluarga saya tetapi juga kepada banyak orang di seluruh negeri yang mempunyai harapan tinggi terhadap saya.”
Ia menambahkan, “Istri saya pernah mengatakan kepada saya, 'Kamu tidak bisa melindungi negara jika kamu tidak bisa melindungi orang terdekatmu.' Saya akan mengingat kata-kata itu sekali lagi, merenungkan tindakan saya dan melakukan yang terbaik untuk bekerja dengan cara yang terbaik bagi kepentingan negara dan untuk mewujudkan kebijakan.”
Kabinet Ishiba mengundurkan diri secara massal pada Senin untuk membuka jalan bagi sesi khusus parlemen (Diet) selama empat hari guna melakukan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru.
Pemungutan suara baru untuk memilih kepala eksekutif ini dilakukan setelah Jepang mengadakan pemilu dini pada 27 Oktober yang menghasilkan parlemen gantung. Tidak ada partai yang meraih mayoritas di parlemen, yang terdiri dari 465 anggota itu.
LDP dan mitranya, Komeito, kehilangan mayoritas di parlemen, sementara CDPJ yang merupakan oposisi meraih peningkatan substansial, meskipun belum cukup untuk membentuk pemerintahan.
Ishiba terpilih sebagai perdana menteri ke-102 Jepang pada awal Oktober setelah memenangkan pemilihan kepemimpinan LDP pada September.
Seorang kandidat membutuhkan dukungan 233 anggota parlemen untuk memenangkan posisi perdana menteri.
LDP telah menguasai Jepang selama hampir setiap kali sejak dibentuk pada 1955. Partai ini mengalami kemunduran pertama pada awal 1990-an dan kemudian pada 2009, ketika terjungkal dari pemerintahan selama tiga tahun.
Pilihan Editor: Jepang Diselimuti Ketidakpastian Usai Pemilu
NEWSWEEK | KYODO | ANADOLU