Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Siapa Nahel Merzouk, Remaja 17 Tahun yang Memicu Kerusuhan di Prancis?

Kerusuhan di Prancis berkobar karena kematian remaja laki-laki keturunan Aljazair yang memicu kemarahan imigran.

3 Juli 2023 | 09.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Nahel Merzouk. istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan di Prancis dipicu kematian seorang remaja bernama Nahel Merzouk, di tangan polisi. Protes keras berlangsung selama berhari-hari di seluruh negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nahel Merzouk, 17 tahun, merupakan anak keturunan Aljazair dan Maroko. Ia ditembak oleh seorang petugas polisi saat sedang mengemudi mobil pada hari Selasa pekan lalu di Nanterre, di pinggiran Paris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Korban masih tinggal bersama ibunya Mounia, di lingkungan Vieux-Pont di Nanterre, sekitar 15 km dari pusat kota Paris, menurut surat kabar Prancis Le Parisien. Pada 2021, dia mendaftar pada kursus kelistrikan di lycee Louis Bleriot di dekat Suresnes.

Remaja itu juga anggota klub rugby Pirates of Nanterre dan menjadi bagian dari program integrasi untuk remaja yang memiliki masalah di sekolah. Program ini dijalankan oleh sebuah asosiasi bernama Ovale Citoyen.

Presiden Ovale Citoyen Jeff Puech dikutip oleh France24 mengatakan remaja itu "ingin berhasil" dan putus sekolah. Namun ia bukan bandit.

Ia juga tergabung di klub rugby. Dalam unggahan di Facebook, klub Rugby memberikan penghormatan kepada Nahel Merzouk dalam unggahan di Facebook awal pekan ini. Klub Rugby menulis, "The Pirates of Nanterre adalah sebuah keluarga dan kami berduka atas saudara kami. Beristirahatlah dalam damai Nahel".

Ibu Nahel Merzouk, yang diidentifikasi sebagai Mounia M, mengatakan kepada televisi France 5 awal pekan ini bahwa dia marah pada petugas. "Dia melihat seorang anak kecil berpenampilan Arab, dia ingin mengambil nyawanya," kata Mounia.

"Seorang petugas polisi tidak boleh menembaki anak-anak kita, mengambil nyawa anak-anak kita," ujar Mounia. 

Nahel Merzouk adalah penggemar rapper Marseille Jul. Ia muncul di salah satu video musik untuk lagu bernama Ragnar, yang diposting di YouTube pada bulan Mei. Nahel terlihat sebentar di samping rapper bingkai video.

Penembakan remaja tersebut, yang terekam dalam video, memicu kembali keluhan dari komunitas perkotaan yang miskin dari ras campuran, tentang kekerasan dan rasisme polisi. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah membantah adanya rasisme sistemik di lembaga penegak hukum di negara tersebut. 

Seorang penumpang yang merilis video di media sosial mengatakan ingin menegakkan kebenaran, karena banyak kebohongan di media sosial. Saat pemakaman Nahel berlangsung pada hari Sabtu, beberapa ratus orang berbaris untuk memasuki masjid agung Nanterre. Masjid itu dijaga oleh para sukarelawan dengan rompi kuning, sementara beberapa lusin orang menonton dari seberang jalan.

Petugas yang menembak Nahel Merzouk telah menjalani penyelidikan formal atas kasus pembunuhan itu. Mereka ditahan di penjara. Di bawah sistem hukum Prancis, pelaku ditempatkan di bawah penyelidikan formal yang sama dengan yang dituntut di Inggris.

FRANCE 24

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus