Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Korea Selatan yang Baru

Mantan Jaksa Agung, Yoon Suk-yeol, terpilih sebagai Presiden Korea Selatan yang baru. Dia akan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat sebagai kebijakan luar negeri menghadapi Cina.

12 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Mantan Jaksa Agung terpilih sebagai Presiden Korea Selatan.

  • Putra mantan presiden Ferdinand Marcos unggul dalam survei calon Presiden Filipina.

  • Intelijen Taiwan membenarkan kabar pesawat Cina jatuh di Laut Cina Selatan.

Korea Selatan

Mantan Jaksa Agung Terpilih sebagai Presiden

MANTAN Jaksa Agung, Yoon Suk-yeol, terpilih sebagai Presiden Korea Selatan dalam pemilihan presiden pada Rabu, 9 Maret lalu. Dari lebih dari 98 persen suara yang dihitung, Yoon meraih 48,6 persen suara, unggul tipis atas pesaingnya, Lee Jae-myung, kandidat dari partai penguasa Partai Demokratik, yang mendapat 47,8 persen suara. "Kompetisi kita sudah berakhir sekarang. Kita harus bergandengan tangan dan bersatu untuk rakyat dan negeri ini," kata kandidat dari partai oposisi Partai Kekuatan Rakyat itu, Kamis, 10 Maret lalu, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yoon Suk-yeol meniti karier sebagai jaksa pada 1994. Dia menangani banyak kasus kakap. Salah satu yang terkenal adalah skandal yang melibatkan Choi Soon-sil, penasihat spiritual yang dekat dengan Park Geun-hye, Presiden Korea saat itu. Choi terbukti mempengaruhi kebijakan Park serta terlibat dalam pemberian suap dan penyalahgunaan kekuasaan. Kasus ini berujung pada pemakzulan Park pada 2016.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yoon akan memimpin negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia itu mulai Mei nanti. Konstitusi hanya mengizinkan presiden berkuasa dalam satu periode, yakni lima tahun, dan tak dapat dipilih kembali pada periode berikutnya. Yoon menyatakan akan tegas menghadapi provokasi Korea Utara serta mendorong kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat dan Jepang. Dia juga menyatakan akan memperkuat aliansi dengan Amerika sebagai kebijakan luar negerinya dalam menghadapi Cina.


Filipina

Putra Marcos Kandidat Presiden Terkuat

FERDINAND “Bongbong” Marcos Jr., putra mantan presiden Ferdinand Marcos, unggul dalam survei calon Presiden Filipina yang diadakan Manila Bulletin dan Tangere yang hasilnya dirilis pada Rabu, 9 Maret lalu. Negeri itu akan menggelar pemilihan umum pada 9 Mei nanti.

Ferdinand Marcos Jr. REUTERS/Lisa Marie David

Hasil survei di awal bulan ini menunjukkan Bongbong didukung 48,75 persen responden. Posisi kedua diduduki Francisco “Isko Moreno” Domagoso, Wali Kota Manila dan aktor tenar. Posisi ketiga hingga keempat berturut-turut dipegang Maria Leonor “Leni” Robredo, Wakil Presiden Filipina; senator Panfilo “Ping” Lacson; dan senator Emmanuel “Manny” Pacquiao.

Dalam survei calon wakil presiden, posisi pertama dipegang Sara Duterte-Carpio, Wali Kota Davao dan putri Presiden Rodrigo Duterte yang akan menjadi pasangan Bongbong dalam pemilihan umum nanti. Posisi kedua dan ketiga dipegang Vicente “Tito” Sotto III, Presiden Senat; dan dokter Willie Ong. Pemilihan presiden dan wakil presiden di negeri itu dilakukan secara terpisah, bukan sebagai pasangan calon seperti di Indonesia.


Taiwan

Pesawat Cina Jatuh di Laut Cina Selatan

BIRO Keamanan Nasional (NSB), badan intelijen Taiwan, membenarkan dugaan bahwa sebuah pesawat Tentara Pembebasan Rakyat Cina jatuh di perairan Laut Cina Selatan pada awal Maret lalu. "Pesawat itu tidak sengaja jatuh ke laut," tutur Chen Ming-tong, Direktur Jenderal NSB, pada Kamis, 10 Maret lalu.

Chen memberikan keterangan tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Pertahanan Nasional dan Luar Negeri pada Yuan Legislatif, parlemen negeri itu. Dia menyatakan Cina kemudian menetapkan zona pengecualian navigasi di perairan yang berdekatan untuk melakukan pencarian, tapi menyebutnya pelatihan militer. Tak ada pengumuman dari Cina mengenai kecelakaan ini.

Hal ini menjelaskan keluarnya pengumuman Administrasi Keselamatan Maritim Hainan, Cina, yang melarang kapal mana pun memasuki area sekitar Teluk Tonkin di Laut Cina Selatan karena kawasan itu ditutup untuk pelatihan militer. Sebagian wilayah tersebut berada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam. Kementerian Luar Negeri Vietnam memprotes dan meminta Cina menghormati ZEE serta landas kontinennya. Tapi Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan mereka sah "melakukan pelatihan militer di depan pintu rumah sendiri".

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus