Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Moskow - Nama Mikhail Mishustin, 53 tahun, muncul sebagai kandidat tunggal pengganti Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Medvedev mengumumkan pengunduran dirinya sekaligus pembubaran kabinet seusai pidato kenegaraan Putin pada Rabu, 15 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dia lebih dikenal sebagai birokrat sejati,” kata Gleb Pavlosky, yang pernah menjadi penasehat Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti dilansir Euro News pada Rabu, 15 Januari 2020.
Nama Mishustin, yang lahir pada 1966, kurang dikenal di dunia politik Rusia. Ini karena dia bekerja sebagai Kepala Pajak Federal Rusia sejak 2010.
Mishustin juga pernah menjabat sebagai kepala dari perusahaan investasi asal Rusia yaitu UFG. Perusahaan ini menjalin kerja sama bisnis dengan bank raksasa asal Jerman yaitu Deutsche Bank.
Mishustin memiliki latar belakang pendidikan insinyur karena dia lulus dari Institut Istrumen Mesin STANKIN di Moskow.
Kampus ini telah beralih nama menjadi Universitas Teknologi Negara Moskow STANKIN.
Mishustin juga pernah bekerja sebagai ahli teknologi informasi pada 1990 di Klub Komputer Internasional.
Klub ini, menurut media TASS, bertugas untuk mencari teknologi terbaru Barat untuk dikembangkan di Rusia.
Mishustin memiliki kesamaan pendekatan dengan Medvedev yaitu melakukan pembaruan teknologi di Rusia.
Mantan pejabat pajak ini disebut sukses mengadopsi teknologi digital untuk memperbarui sistem pajak Rusia.
Teknologi baru ini dianggap berhasil mengurangi penghindaran pajak. Selain itu, perusahaan kecil juga bisa terintegrasi ke sistem ekonomi formal karena memiliki identitas pajak.
Kepada media Kommersant pada 2019, Mishustin mengatakan Rusia harus mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan teknologi digital.
“Jika kita tidak mengerti cara dunia ini bekerja, apa aturannya, jika kita ngotot negara kita bagian dari sistem lama, maka dunia baru ini akan membuat kita menjadi korbannya,” kata dia, yang dikenal hobi bermain hoki.
Ayah tiga anak ini terlihat kerap bermain hoki dengan para pejabat keamanan. Dia juga merupakan anggota dari federasi hoki es Rusia.
Media Forbes mencantumkannya pada urutan ke 54 pejabat negara dengan bayaran terbesar. Dia disebut mendapat 183 juta rubel atau US$3 juta dolar atau Rp41 miliar pada 2015.
Putin mengucapkan terima kasih kepada kabinet Medvedev namun menilai pencapaian ekonomi pemerintah belum mengenai target.