Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAYA harap dia menemukan kedamaian di dalam hatinya." Kata-kata ini meluncur dari bibir Presiden Gloria Macapagal-Arroyo sebagai "hadiah" ulang tahun yang ke-64 bekas presiden Joseph Estrada. Pada hari ulang tahun itu, rakyat Filipina justru sibuk menebak: akankah Estrada merayakan ulang tahun di penjara? Maklum, Jaksa Ombusman segera mendaftarkan tuduhan penjarahan ekonomi terhadap Estrada ke Sandiganbayan (pengadilan antikorupsi), yang segera akan diikuti dengan keluarnya surat perintah penangkapan. Dengan berurai air mata haru, Estrada menyaksikan ratusan pendukungnya berduyun-duyun memadati jalan menuju rumahnya di kawasan Buchanan Avenue, Manila. Mereka adalah rakyat miskin kota yang bersedia berjalan kaki dari kantong-kantong kawasan kumuh Kota Metropolitan Manila untuk menunjukkan simpatinya pada pujaan mereka. "Satu-satunya alasan kami datang ke sini adalah kecintaan kami kepada Presiden Joseph (Estrada)," ujar Corazon Escamillan, salah seorang pendukung Estrada.
Sejak Estrada secara sukarela menyerahkan diri ke Sandiganbayan, Senin pekan lalu, bekas bintang film laga ini kembali menjadi magnet bagi pengagumnya. Mereka datang dengan semangat pembelaan ke kediaman Estrada di San Juan, kawasan pinggir Manila, dan di Buchanan Avenue. "Kami akan ke penjara dengannya (Estrada). Saya akan menyerahkan hidup dia untuk dia, termasuk cucu saya," kata Milagros Galiano, 56 tahun, seorang pedagang keliling. Ada juga sekelompok paramiliter yang menyusun barikade di sepanjang jalan menuju ke kediaman Estrada, yang setiap saat siap menggagalkan niat polisi yang akan menggelandang Estrada ke bui.
Simpati dari pendukung Estrada bak kado istimewa untuk ulang tahun Estrada. Tapi ada kado yang tak kalah istimewanya yang berasal dari kantor Sandiganbayan: mereka masih memberi kesempatan lima hari bagi Estrada untuk menghirup udara bebas. Hakim Sandiganbayan meminta Jaksa Ombusman Aniano Desierto memberikan penjelasan dalam waktu lima hari tentang alasan pembatalan lima dari delapan tuduhan terhadap Estrada. Desierto memutuskan untuk membatalkan lima tuduhan itu untuk memfokuskan pada tuduhan yang lebih besar lagi, yakni penjarahan ekonomi selama 31 bulan Estrada berkuasa. "Keputusan Sandiganbayan ini jelas menguntungkan Estrada," ujar Jose Flaminiano, salah seorang pengacara Estrada. Betapa tidak, perintah Sandiganbayan itu praktis menunda keluarnya surat penangkapan terhadap Estrada dengan tuduhan penjarahan ekonomi.
Berdasarkan Pasal 2 Republic Act 7080, tuduhan penjarahan ekonomi ditujukan kepada pejabat negara apabila dirinya, anggota keluarga, atau rekanan bisnisnya mengumpulkan kekayaan secara tidak sah melalui serangkaian atau kombinasi tindak kriminal sekurang-kurangnya bernilai 75 juta peso. Berdasarkan pasal itulah Desierto menjerat Estrada, yang dituduh meraup kekayaan tidak sah selama 31 bulan berkuasa, sebesar 4 miliar peso. Ganjarannya adalah ancaman hukuman mati yang tidak bisa ditebus dengan uang jaminan selama dalam tahanan. Ironisnya, Estrada adalah salah satu senator yang ikut meloloskan undang-undang tentang penjarahan ekonomi ini saat pemerintahan Presiden Corazon Aquino.
Nasib buruk akan segera menyergap Estrada jika pengadilan menerima tuduhan penjarahan ekonomi tersebut karena sel penjara itu akan menjadi kerangkeng bagi Estrada. Kalau itu yang terjadi, inilah pertama kali seorang bekas presiden di Filipina dijebloskan ke bui untuk kasus kriminal.
Tapi tampaknya ilustrasi ini masih jauh panggang dari api. Sandiganbayan seolah terus menunda penangkapan Estrada. Tak aneh jika kelompok militan anti-Estrada mulai menebar sinisme tentang penundaan penahanan Estrada. Bagi kelompok ini, penundaan itu hanya akan merusak kredibilitas pemerintahan Presiden Gloria Arroyo. "Penjara akan menjadi akhir dari sebuah skenario yang buruk dari seorang bekas bintang film," ujar seorang aktivis LSM.
Toh, Estrada masih mampu menunjukkan kemampuannya berlakon. "Terserah mereka mau menangkap saya. Saya akan menghadapi semua tuduhan yang direkayasa untuk saya," kata Estrada dengan gaya acuh tak acuh. Namun, Estrada sempat mengeluh karena merasa dizalimi oleh pemerintahan Presiden Gloria Arroyo, yang sama sekali mengabaikan tuduhan korupsi terhadap bekas presiden Fidel Ramos. Menurut Estrada, Ramos memperoleh keuntungan dari pinjaman yang berasal dari dana Sistem Keamanan Sosial. "Jika benar-benar ingin menerapkan keadilan di negeri ini, pemerintahan Arroyo seharusnya tidak membuat perkecualian dengan hanya memfokuskan diri pada kasus Estrada," ujar Jesus Crispin Remulla, juru bicara Partidong Masang Pilipino (PMP), partai Estrada. Namun, pihak Malacanang menolak tuduhan Remulla. "Tuduhan (korupsi) oleh Estrada terhadap Ramos tidak berdasar dan dibuat-buat. Apalagi tuduhan terhadap Estrada kan bukan dari pemerintah, melainkan dari orang yang memiliki bukti kuat. Malacanang sama sekali tidak terlibat," ujar Renato Corona, juru bicara kepresidenan, kepada TEMPO melalui saluran telepon.
Estrada mungkin lupa bahwa penguasalah yang selalu berhak menentukan keadilan, sebagaimana pernah ia nikmati kala duduk nyaman di Istana Malacanang.
Raihul Fadjri (ABS-CBN, The Manila Times), Gita W. Laksmini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo