Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sumber maut dekat penduduk

Ledakan depot gas, San Juan Ixhuatepec, Mexico City, merenggut ratusan korban akibat terbakar dan menghancurkan permukiman miskin. Tragedi terbesar itu akibat kurang pengawasan terhadap instalasi. (ln)

1 Desember 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAM bagaikan berganti siang di San Juan Ixhuatepec, yang terletak sebelah utara Mexico City, ketika api, hampir setinggi dua kilometer, menjulang dari instalasi gas milik Petroleos Mexicanos (Pemex). Bencana pekan lalu itu, yang merenggut ratusan korban dan membakar permukiman miskin, mengajarkan kepada dunia bagaimana mengelola kota besar yang dipadati manusia. Lebih dari 500 korban tewas dan 1.800 cedera akibat ledakan di depot gas milik negara itu. Sekitar 30.000 dari 300.000 warga yang harus mengungsi kehilangan tempat berteduh. Kerugian Pemex tengah ditaksir. Sadar akan kenyataan yang dihadapinya, gubernur Mexico City Alfredo de Mazo berkata, memang tidak bijaksana membangun kawasan industri di daerah permukiman. Tapi semuanya itu sudah telanjur terjadi di ibu kota Meksiko itu. "Mexico City", tulis surat kabar Ovaciones, "adalah perangkap maut". Di kota itu sekarang bertimbun lebih dari separuh industri berat Meksiko, dan sekitar 75 depot minyak serta gas alam cair - semuanya di tengah-tengah tempat tinggal jutaan penduduk. "Masa depannya betul-betul bagaikan panorama yang kelam," kata Javier Caraveo, kepala badan perencanaan Mexico City. Dari 1940-an hingga kini, jumlah penghuni kota itu naik sepuluh kali lipat. Sekarang, lebih dari seperlima rakyat Meksiko tumplek ke ibu kota. Dengan penduduk 17 juta jiwa, Mexico City menjadi kota terpadat di muka bumi. Bahkan, jika laju pertumbuhan warga tetap seperti sekarang, menurut perklraan PBB, pada tahun 2000 kota itu akan ditempati 25 juta manusia. Kepadatan kota bukan masalah Meksiko satu-satunya. Permukiman liar yang tumbuh semaunya serta rendahnya pengawasan terhadap instalasi berbahaya, kata seorang diplomat, selalu berakibat fatal. Juni lalu, sebuah pipa gas bocor dan meledak, memakan korban enam orang tewas. Sebulan kemudian, kejadian serupa terulang di saat pipa minyak di Tabasco bocor dan terbakar. Ledakan di San Juan Ixhuatepec, minggu lalu itu, yang semula disebut berawal di depot gas milik Unigas, perusahaan swasta tetangga Pemex, akibat meletusnya 10 tangki gas. Kemudian berbagai bagian instalasi itu terlempar sejauh 1,5 kilometer, dan menghantam gubuk karton di permukiman kaum pekerja. Tapi kemudian, menurut keterangan Pemex, diduga adanya kebocoran pada instalasi mereka. Karena itulah menteri energi Meksiko Francisco Labastida memerintahkan pemeriksaan pengamanan kilang-kilang gas di seantero kota. "Ini adalah tragedi terbesar yang menimpa Meksiko beberapa tahun belakangan ini," kata Presiden Miguel de la Madrid seusai meninjau daerah bencana. Ia lalu memerintahkan pengeluaran dana US$ 20 juta untuk memugar instalasi yang rusak dan buat memukimkan kembali kaum pekerja yang kehilangan tempat tinggal. Hingga akhir pekan lalu, sebagian dari mereka masih tinggal di kamp pengungsi, 24 kilometer dari tempat ledakan. Sekitar empat juta anggota Federasi Buruh Meksiko menyumbangkan gaji sehari kerja bagi para korban, dan Amerika Serikat mengirimkan uang US$ 25.000 berikut 6.000 ton obat serta makanan. Sampai minggu lalu, di daerah bencana yang terlihat legam, para pekerja masih sibuk menymgklrkan puing-puing dan memeriksa kebocoran di berbagai tempat. Dan daerah itu disemprot dengan cairan antikuman, dan penduduk mendapatkan vaksinasi. Tragedi ini amat memukul Pemex. Perusahaan milik negara itu dikritik karena tak dapat merencanakan pengembangan sarananya sesual dengan pertumbuhan produksi minyak dan gas bumi Meksiko. Bagi Mexico City, masalahnya tampak makin pelik. Sepuluh tahun mendatang sebagian wilayahnya tak akan layak lagi dihuni, karena padatnya industri. "Kecuali kalau 130.000 pabrik yang ada di sana disingkirkan ke luar kota," kata Caraveo. Agustus lalu, pemerintah Meksiko mencanangkan rencana penanggulangan kepadatan penduduk - sesuatu yang selama ini tampaknya diabaikan. San Juan Ixhuatepec, yang ditelan bencana itu, misalnya, ketika dibangun beberapa tahun silam adalah kawasan yang sunyi. Tapi beberapa tahun kemudian di daerah yang berjarak 16 kilometer dari pusat kota itu, telah bersusun permukiman baru, dan tanpa perencanaan yang matang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus