Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Survei: Warga Rusia yang Tak Suka dengan LGBT Naik

Survei memperlihatkan ada kenaikan jumlah pada warga Rusia yang tak menyukai kelompok LGBT.

21 November 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Survey yang dilakukan Levada Center memperlihatkan lebih dari separuh warga Rusia memiliki opini negative terhadap kalangan LGBT. Sebanyak 44 persen responden menilai gay dan lesbian sebagai hal yang menjijikkan dan menakutkan, 15 persen responden kesal dengan kelompok LGBT dan 10 persen waspada dengan hal itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perilaku negatif terhadap LGBT di kalangan masyarakat Rusia meningkat,” demikian keterangan Levada Center dalam website mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Survei tersebut dipublikasi pada Senin, 18 November 2024, dan dilakukan pada periode 24 dan 30 Oktober 2024 melibatkan 1.617 responden dari 137 kota besar, kota kecil dan desa-desa di Rusia. Sekitar 26 persen responden menggambarkan sikap mereka terhadap isu LGBT ini cukup tenang dan tidak emosional. Mereka yang punya perasaan positif terhadap komunitas LGBT hanya 1 persen responden dalam survey ini dan 0 persen yang punya ketertarikan pada minoritas seksual. 

Jumlah responden yang mengutarakan rasa takut dan jijik terhadap orientasi seksual minoritas tumbuh tiga perempat sejak studi serupa dilakukan pada 2013, yang ketika itu sekitar 27 persen (yang merasa takut dan jijik terhadap LGBT). Dalam lima tahun terakhir, jumlah warga Rusia yang tidak setuju dengan gagasan kaum gay dan lesbian harusnya bisa menikmati hak yang sama dengan warga Negara Rusia lainnya, mengalami pertumbuhan. 

Survei terbaru yang dilakukan memperlihatkan ada 62 persen yang tidak setuju kelompok LGBT bisa menikmati hak yang sama dengan warga lain. Hampir dua pertiga responden dalam survei Levada Center mengungkap mereka waswas dengan anak dan cucu mereka akan menjadi korban propaganda gay.      

Sebelumnya pada 2021, mantan Presiden Republik Ceko, Milos Zeman, membuat pernyataan kontroversial dengan mengatakan warga transgender menjijikkan. Hal itu ia sampaikan ketika membahas soal kisruh kebijakan LGBT di Hungaria, di mana Parlemen Hungaria meloloskan kebijakan yang melarang materi terkait LGBT beredar di sekolah. Menurut Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, kebijakan itu penting sifatnya untuk memastikan pendidikan soal seks dan gender kembali ke orang tua, bukan sekolah. Ia tidak ingin keputusan pelajar soal seks dan gender diputuskan tanpa sepengetahuan orang tua.

Sumber: RT.com

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini


  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus