Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tak ada misa untuk marcos

Wawancara tempo dengan uskup agung manila, jaime kardinal sin, 57, tentang dukungan gereja terhadap cory, kecaman gereja kepada kecurangan marcos, bahaya komunis, dst.(ln)

1 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"APA yang akan dilakukan Gereja?" Itulah pertanyaan orang menjelang pemilu Filipina, dua pekan lalu. Tapi, tidak ada jawaban yang memuaskan keluar dari Gereja. Ketika seorang pendeta, yang ikut berkampanye dengan partai oposisi, didesak terus untuk memberi jawabannya, maka ia membuka kancing atas jubahnya. Dan, dari balik jubah itu terlihat kaus kuning bertuliskan: "Cory". Pihak Gereja memang selalu bicara dengan kiasan dan perlambang. Tidak heran ketika radio Veritas, yang menyuarakan aspirasi Gereja, mengumandangkan lagu Onward Chrstian Solders, maka para pengamat segera bicara tentang pemberontakan Katolik. "Pemberontakan" memang terjadi waktu konperensi para uskup Filipina (CBCP) mengeluarkan pernyataan empat pasal yang mengecam keras kecurangan pemilu yang, kata mereka, tidak ada duanya dalam sejarah. Vatikan segera memberi dukungan, dan dunia, terutama AS, mulai terbuka matanya: Jaime Kardinal Sin, 57, adalah tokoh paling menentukan di balik pernyataan CBCP itU. Uskup agung Manila ini memang berusaha mempertahankan integritas Gereja dengan selalu mengambil jarak terhadap kelompok mana saja. Tapi ia juga akrab dengan semua pihak yang kini terlibat dalam percaturan politik di Filipina. Mereka meminta nasihatnya, dan, kalau bisa, mengharapkan lebih dari itu - dukungan resmi Gereja. Tapi, kata Sin, ia harus berperan sebagai penengah, dan mesti menjaga keseimbangan. Sin berhasil memainkan peran pelik itu. Sebelum Kardinal Sin berangkat ke Roma Ahad lalu, dua hari sebelum upacara pelantikan Presiden Marcos, ia meluangkan waktu menerima Isma Sawitri dan Seiichi Okawa dari TEMPO. Petikan percakapan mereka: Anda tentu sudah mendengar adanya orang-orang yang sengaja meninggalkan Gereja di saat misa masih berlangsung, Minggu lalu.... Itu tindakan yang direncanakan. Seorang wanita sengaja memutuskan aliran listrik sehingga mikrofon tidak bisa digunakan. Tapi, jemaat tetap sabar menunggu sampai aliran listrik tersambung lagi. Mereka itu mungkin bukan Katolik. Saya tidak tahu bagaimana mereka masuk ke Gereja. Ketika orang-orang itu ramai-ramai keluar, ternyata kamera televisi sudah menunggu untuk merekam peristiwa itu. Karena iu, saya katakan tindakan tersebut direncanakan, disengaja. Apakah ini berarti bahwa akan ada perang antara pemerintah dan Gereja? Apakah permusuhan semacam itu akan meluas ke daerah-daerah? Tidak. Kemarin ada utusan dari Istana Malacanang datang kepada saya, dan mengatakan bahwa Presiden Marcos tidak mengetahui adanya tindakan permusuhan seperti itu. Tapi sumber lain memberi tahu bahwa itu perbuatan para Cronies --orang-orang Marcos -- yang loyal pada Presiden. Mereka mendapat begitu banyak uang dari Marcos, lalu dengan uang itu mereka memancing kerusuhan. Saya rasa Istana Malacanang sudah mengetahui duduk persoalannya, dan akan mencegah agar insiden serupa tidak terulang. Adakah pesan lain yang Anda terima dari Malacanang? Ya, mereka membawa beberapa surat kabar terbitan 1949, yang berjudul "pers bebas". Pada waktu itu, Jose P. Laurel, ayah calon wapres oposisi Salvador Laurel, maju sebagai calon presiden berhadapan dengan Presiden Quirino, yang juga mencalonkan diri. Laurel sebenarnya memenangkan pemilu. Tapi yang dilantik justru Quirino. Waktu itu, juga terjadi civil disobedience seperti sekarang, bahkan perang saudara hampir meletus. Tapi, itu bisa dicegah karena Jose Laurel menyatakan, "Jangan. Saya lebih baik diam agar tidak terjadi pertumpahan darah." Saya tidak mengerti mengapa surat kabar tahun 1949 itu dibawa ke sini. Dan, tanpa komentar apa-apa. Mungkin karena Cory juga melancarkan civil disobedience. Dan, saya kira bukanlah melanggar hukum kalau orang tidak minum Coca-Cola, tidak minum bir, menarik uang dari bank, atau tidak membaca surat kabar. Inilah yang ditentang Cory. Dia juga mengatakan pajak harus dibayar, tapi, nanti, kalau surat teguran sudah datang. Rupanya, "pembangkangan" ini cukup efektif. Kepala Jawatan Pos Roilo Golez mengaku tak tahu harus melakukan apa, dan ingin mengundurkan diri saja. Saya bilang jangan. Tapi, Golez jadi juga mengundurkan diri. Apakah pemerintah minta Anda menghentikan aksi itu? Bagaimana mungkin saya hentikan. Ini gagasan dan partai lain. Tentu, saya bisa menggunakan pengaruh, tapi untuk hal-hal seperti itu kami (Gereja) sudah terlalu sering dipersalahkan. Mereka bahkan menuduh kami terlibat dalam politik, padahal kami tidak berbuat begitu. Belum lama berselang Anda menggambarkan situasi di sini sangat tegang. Satu nyala kecil saja bisa menimbulkan ledakan. Bagaimana penilaian Anda terhadap situasi sekarang. Apakah akan terjadi perang saudara? Saya rasa tidak akan ada perang saudara. Yang mungkin terjadi barangkali konfrontasi kecil. Karena Presiden yang malang itu tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Banyak duta yang tidak bersedia menghadiri upacara pelantikannya. Jadi, adalah suatu keindahan jika akhirnya kita menemukan kebenaran yang sebenarnya. Dan adalah tugas Gereja untuk menjadi saksi bagi kebenaran dan keadilan. Kalau kami gagal, tidak ada lagi gunanya Gereja. Apa peran Gereja dalam kaitan dengan Marcos dan istrinya? Saya selalu berpendapat bahwa Gereja juga didirikan untuk mereka yang berdosa. Kalau tidak karena dosa, tidak ada Kristus. Apakah Anda akan memimpin upacara agama untuk pelantikan Marcos? Kalau bukan Anda, salah satu uskup barangkali? Saya akan ke luar negeri hari Minggu ini. Saya sudah bilang jangan diundang. Tapi di Malacanang ada Chaplain, yang bertugas untuk upacara semacam itu. Saya sendiri sudah menentukan bahwa dalam pelantikan tidak akan ada misa, dan para uskup akan mematuhinya. Mungkin ada pembacaan doa oleh Gereja Protestan atau orang-orang Muslim. Tapi Anda tahu, penganut Protestan dan Muslim juga berada di pihak kami. Presiden yang malang itu kini sudah dikucilkan. Dia terkena ostracism. Dapatkah Anda menjelaskan apa ostracism itu? Dalam agama Kristen, jika Anda tidak berbuat baik, kami juga tidak akan berbuat baik pada Anda -- itulah ostracism. Santo Austin berkata, Tuhan menciptakan dirimu tanpa meminta izinmu, juga tidak akan menyelamatkan dirimu tanpa lebih dahulu berkonsultasi denganmu. Jika kamu mau pergi ke neraka, karena tidak mematuhi larangan Nya, maka kamu akan dibiarkannya. Di Filipina, ada orang yang tidak mematuhi ketentuan hukum. Biarkan saja, jangan bicara padanya, tapi dengan motivasi bahwa orang itu akan belajar dari kesalahan-kesalahannya. Bagaimana kalau tokoh yang menganjurkan civil disobedience kemudian menganjurkan supaya rakyat tidak membayar pajak, misalnya. Tokoh yang melancarkan aksi itu bernama Cory Aquino. Wanita ini, pada pendapat saya, luar biasa. Dia bicara, mengajak rakyat melakukan ini, melakukan itu. Mereka patuh. Mereka menurut. Saya tidak tahu bagaimana Cory bisa menjadi tokoh panutan seperti itu. Ini pertanda bahwa rakyat merindukan nilai-nilai moral dan evangelcal. Mereka jenuh karena korupsi. Mereka memerlukan segala yang baik. Baru sekarang saya sadari bahwa orang Filipina pada dasarnya baik. Tapi, tampaknya bangsa ini terpecah antara Marcos dan Cory. Benarkah? Itu lumrah, karena ada pemilu. Rakyat tentu boleh memilih pemimpin mereka, sebagian untuk Marcos, sebagian lagi, Cory. Tapi sesudah pemilu ada teknisi komputer Comelec (petugas penghitung suara -- Red.) yang protes, dan tidak mau lagi bekerja. Lalu, di sini saya temukan tiga mata uang P 100 dengan nomor urut yang sama. Ini berarti ada yang mencetak uang dalam jumlah besar. Ada sabotase ekonomi. Ini tentu direncanakan. Karena itu, Gereja angkat bicara. Saya melihat banyak pemuda, terutama mahasisva University of The Philippines, yang bercita-cita sama dengan NPA, padahal mereka bukan komunis. Tapi mereka berpendapat hanya dengan kekerasan mereka dapat melawan praktek kekerasan pemerintahan Marcos. Apa komentar Anda? Kami akan meyakinkan mereka bahwa perjuangan itu sebaiknya tidak melalui kekerasan. Sebab, itu hanya akan memperburuk situasi dan masalahnya belum tentu bisa diatasi. Jika sekelompok pemuda tidak tahu harus melangkah ke mana, dan satu-satu yang menawarkan jalan keluar adalah komunis, mereka tentu akan jadi komunis. Tapi Gereja akan menumbuhkan harapan-harapan akan tidak adanya kekerasan. Orang komunis juga menyusup dalam Gereja, seperti yang terjadi pada diri Pastor Agatep, misalnya. Dapatkah Anda mencegahnya? Apakah penetrasi semacam itu sekarang masih ada? Kalau seseorang menjadi komunis, maka dia bukan penganut Kristen lagi. Komunis itu ateis. Jadi, orang-orang itu bukan lagi anggota Gereja Katolik. Mereka sudah bergabung dengan kelompok lain. Penetrasi komunis sekarang sudah tidak ada lagi. Tapi, hal itu mungkin saja terjadi di luar pengetahuan kami. Cepat atau lambat kami akan tahu juga, dan akan saya perintahkan mereka supaya meninggalkan Gereja. Presiden Marcos selalu mengatakan bahwa komunis adalah ancaman terbesar. Apakah Anda juga melihat bahaya komunis dan alih kekuasaan oleh komunis? Saya bertemu Presiden Desember silam, dan saya bertanya apakah benar bahwa komunis itu kuat? Jawabnya: tidak. Lalu saya tanyakan juga hal itu pada Menhan Juan Ponce Enrille, dan jawabnya sama: Komunis sangat lemah. Menurut mereka, komunis lemah, tapi kepada umum mereka bilang komunis kuat. Saya tidak tahu mana yang mesti dlpercaya. Tapi, menurut penilaian saya, komunis tidak begitu kuat. Apakah pihak oposisi tidak meminta dukungan Anda? Mereka minta saya hadir dalam rapat raksasa di Luneta. Tapi, saya tolak. Kalau saya berada di sana, berarti saya memihak oposisi. Padahal, Gereja tidak punya partai. Kalau saya hadir, mungkin sekali Cory sudah diproklamasikan sebagai presiden. Anda adalah lambang kekuatan moral di negeri ini. Sampai sejauh mana Anda akan menggunakan kekuatan ini? Sampai saya meninggal. Kami ini pendeta. Kami wajib mengandalkan kekuatan moral untuk memberi bimbingan pada umat agar mereka selamat melalui kegelapan. Apakih Anda akan mengusulkan supaya Marcos mundur? Saya rasa dia akan terhina, kalau saya katakan begitu. Tapi jika tekanan terhadapnya berlangsung terus, saya rasa dia akan mempertimbangkan kemungkinan itu. Menghadapi jalan buntu seperti sekarang dengan seorang presiden yang diangkat parlemen secara konstitusional dan seorang pemimpin lain (Cory) yang menjadi favorit rakyat, apakah bukan tidak mungkin kekuatan ketiga muncul dan mengambil alih kekuasaan? Karena itu, kami hati-hati sekali. Kalau Gereja tidak bertindak, kekuatan ketiga akan muncul. Gereja sebenarnya bisa menjadi kekuatan ketiga, tapi kami tidak berambisi untuk itu. Dan kami juga tidak bisa menerima kekuatan lain dengan sistem yang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus