Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teluk Kian Membara

Cina menolak sanksi-sanksi sepihak atas Iran.

5 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEHERAN -- Ketegangan kawasan Teluk Persia jauh dari mereda. Menteri Pertahanan Iran kemarin menegaskan, negerinya memperingatkan keberadaan Angkatan Laut Amerika Serikat di Teluk Persia. Hal ini mengipasi ancaman yang oleh Washington diremehkan karena sebagai sinyal "kelemahan" Teheran.

"Iran akan berbuat apa pun untuk keamanan Selat Hormuz pada pintu masuk ke Teluk," kata Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi di situs televisi pemerintah. "Kehadiran pasukan dari luar wilayah (Teluk) bukan saja percuma, tapi malah bisa menimbulkan guncangan. Kami sudah mengatakan keberadaan pasukan dari luar Teluk Persia tak diperlukan dan berbahaya."

Pernyataan ini menggemakan gertakan yang dilansir Selasa lalu oleh militer Iran bahwa mereka akan bertindak jika sebuah kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat kembali dikerahkan masuk ke Teluk.

Sebaliknya, Gedung Putih menyebut ancaman Iran menunjukkan bahwa Teheran semakin diisolasi internasional, menghadapi masalah-masalah ekonomi dari sanksi, dan ingin mengalihkan perhatian dari problem yang kian berat.

"Itu mencerminkan fakta bahwa Iran berada dalam posisi lemah," ujar juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, kepada wartawan di Washington. Pentagon sendiri menyatakan tidak akan mengubah penyebaran kapal perang ke Teluk. Kapal induk Amerika, USS John C. Stennis, tengah berada di kawasan Teluk Oman setelah pekan lalu berada di Dubai.

Dari Beijing, kemarin Cina menegaskan kembali penentangannya terhadap Amerika yang mendorong sanksi-sanksi unilateral kepada Iran atas program nuklir Teheran.

"Cina secara konsisten yakin bahwa sanksi-sanksi bukanlah cara yang benar untuk meredakan ketegangan atau menyelesaikan masalah program nuklir Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, dalam briefing berita.

"Jalan yang benar adalah dialog dan perundingan. Cina menolak penempatan undang-undang domestik di atas hukum internasional untuk menjatuhkan sanksi-sanksi sepihak kepada negara lain," ujarnya kemarin.

Cina membela hubungan perdagangan dan minyak dengan Iran serta mengkritik sanksi-sanksi Barat. Hong menambahkan, "Cina dan Iran punya perdagangan normal dan transparan serta pertukaran energi yang tidak bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hubungan itu tak akan terpengaruh (oleh sanksi-sanksi)."

Hong juga mengulangi skeptisisme Cina atas efektivitas sanksi dalam penyelesaian sengketa program nuklir Iran dan menyatakan Beijing menentang sanksi yang melampaui langkah-langkah yang diambil Dewan Keamanan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhir pekan lalu mengesahkan rancangan undang-undang penjatuhan sanksi atas institusi finansial yang terkait dengan bank sentral Iran. Sanksi-sanksi baru itu bisa mengancam Cina, yang merupakan pembeli terbesar minyak Iran, diikuti India dan Jepang. Hanya Arab Saudi dan Angola yang menjual lebih banyak minyak mentah daripada Iran ke Cina. REUTERS | AP | XINHUA | ASIAONE | DWI ARJANTO


Gejolak Mata Uang Iran

TEHERAN -- Mata uang Iran, rial, menguat sekitar 20 persen terhadap dolar kemarin setelah bank sentral Iran melakukan intervensi. Rial anjlok hingga rekor terburuk setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhir pekan lalu meneken rancangan undang-undang penjatuhan larangan-larangan transaksi dengan bank sentral negeri itu.

Bila diterapkan sepenuhnya, sanksi baru ini bisa mengguncang kemampuan produsen minyak itu dalam penjualan minyaknya di pasar internasional. Namun Iran membantah kaitan antara melemahnya mata uangnya dan penjatuhan larangan Amerika. Teheran menyebut sejumlah langkah akan diambil guna menjaga nilai tukar rial.

"Nilai tukar dolar Amerika yang berada pada kisaran 18 ribu rial pada Selasa telah jatuh ke 14 ribu pada Rabu," tulis harian Jahan-e-Eqtesad kemarin. Adapun koran Kayhan menulis bahwa Kepala Bank Sentral Iran, Mahmoud Bahmani, mengatakan fluktuasi pasar mata uang adalah suatu "perang psikologi" yang dibuat musuh-musuh Iran. REUTERS | DWI A


Saling Ancam

Iran, Selasa lalu, mengancam akan beraksi jika Angkatan Laut Amerika Serikat menggerakkan sebuah kapal induk masuk ke Teluk Persia. Ini adalah pernyataan paling agresif Teheran setelah berpekan saling ancam seiring dengan sanksi-sanksi finansial Amerika Serikat dan Uni Eropa sudah berdampak atas ekonomi negeri itu. | REUTERS | DWI A

MILITER IRAN
Total pasukan bersenjata aktif523.000
Cadangan350.000
Angkatan Darat350.000
Tank tempur utama1.613
Kendaraan tempur lain1.250
Artileri8.196
IRGC (Korps Garda Revolusioner Iran)125.000
Peluncur rudal24
Kapal patroli95
Kapal amfibi4
Angkatan Laut18.000
Kapal selam23
Kapal patroli/tempur pantai100
Kapal amfibi23
Angkatan Udara30.000
Jet tempur/serangan darat336
Pesawat transpor116
Pesawat latih169
Helikopter34
Paramiliter40.000
500 km
Laut Kaspia
Tabriz
Bandar Azelli
Teheran
Hamadan
Mashad
I R A N
Bandar Khomeini
Kharg
IRAK
KUWAIT
BAHRAIN
Bushehr
Bandar Abbas
Chah Bahar
AFGANISTAN

  • Pangkalan laut
  • Basis-basis utama Angkatan UdaraSumber: The Military Balance 2011
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus