POLISI Belanda dalam waktu dekat ini tampaknya akan bertambah
sibuk. Kali ini bukan disebabkan oleh orang-orang Maluku di sana
yang sering membuat rusuh, tapi karena telah terbunuhnya Chan
Yuen-muk, 30 tahun, kepala gang dari sindikat judi dan narkotik
di Belanda. Yuen-muk, yang di Hongkong dan Belanda sering diberi
julukan nama "Mao Tse-tung", telah dihalang di suatu jembatan
oleh beberapa orang Cina lainnya. Biarpun "Mao Tse-tung" julukan
ini jalan bersama seorang dari pengawalnya, semburan pelor tidak
bisa dielakkan lagi. Dan bagaikan adegan film, Yuan-muk mati di
tempat. Organisasi Yuen-muk dikenal dengan nama 14-K dan
mempunyai jalur penyebaran narkotik Bangkok dan
Amsterdam-Amerika Serikat. Diduga yang membunuh Yuen-muk adalah
kaki tangan Ng Shum, yang karena bergerak dalam lapangan yang
sama seperti Yuenmuk, keduanya saling baku saing.
Dengan terbunuhnya Chan Yuenmuk, masyarakat Cina di Belanda
berpendapat bahwa saling bunuh antara dua gerombolan tersebut
pasti akan timbul. Karena mereka sebelumnya selalu meributkan
soal daerah operasi untuk memperluas lapangan dagangnya. Di
bulan Maret tahun lalu, Chung Mon, Cina berasal dari Malaysia
dan telah lama menetap di Amsterdam, telah terbunuh. Kematian
Mon, yang juga dipanggil Mr. Big, menyebabkan terungkapnya
sindikat narkotik yang dikendalikan oleh orang-orang Cina di
perantauan.
Suriname
Untuk Eropa, Belanda adalah tempat yang empuk untuk usaha-usaha
semacam ini. Judi memang dilarang, tapi ada tempat judi resmi di
Amsterdam. Pusat penjualan narkotik untuk Eropa kini diduga
berada di Belanda. Tempat-tempat seperti lapangan Dam atau
taman Vondell di Amsterdam adalah tempat anak-anak muda
bergerombol dengan pandangan acuh tak acuh mengisap hasish, pot,
atau istilah lainnya untuk jenis-jenis narkotik. Akhir Januari
ini, polisi Belanda menduga bahwa pasaran penyelundupan narkotik
di Amsterdam telah pindah ke Eindhoven, 125 km dari Amsterdam.
Polisi tidak bisa menangkap begitu saja Cina-Cina yang bermukim
di Belanda yang biasanya dengan izin resmi telah membuka
restoran. Yuen-muk akhir tahun kemarin telah membeli restoran
milik Chung Mon almarhum di Prins Elendrikkade, untuk kemudian
mencoba meneruskan langkah-langkah Chung Mon dalam hal judi dan
narkotik. Polisi telah curiga padanya. Detektif dari kantor
narkotik telah menahannya sesaat dia mendarat di Schiphol.
Barang bukti pil yang berisi opium, telah menyebabkan Yuen-muk
diadili dan dipersilakan meninggalkan Belanda. Tapi seperti
Cina-Cina yang licin seperti belut, Yuen-muk kemudian pergi ke
Suriname dan menjadikan dirinya orang Suriname yang berarti
tidak ada larangan untuk masuk ke Belanda. Yuen-muk masuk
kembali ke Belanda, 5 bulan setelah Mr Big menghembuskan
nafasnya, dan konon awal tahun ini dia telah meneken tiga macam
kontrak dagang besar.
Polisi-polisi Eropa yang tergabung dalam Interpol rupanya
nantinya harus berhubungan dengan rekannya yang ada di Hongkong.
Di London, pemilik sebuah restoran yang bernama Wong Kan mati
terbunuh ketika dia lagi mau mahyong di Soho, pusat keramaian
London. Wong Kan mati dua hari sebelum Yuen-muk dikerubuti
peluru, 25 Pebruari yang lalu. Polisi menduga bahwa kematian
Wong Kan ada hubungannya dengan rebutan rezeki dalam perdagangan
narkotik dan yang membunuh adalah tiga bersaudara Li
(LiKwok-ming, Li Kwok-ling dan Li Kwokyuen, sedangkan Li
Kwok-ming ditangkap di Amsterdam). Tiga Li ini resminya bekerja
di restoran.
Interpol Eropa jadi semakin sibuk untuk mencari-cari koneksi
HongKong, atau Singapura atau Malaysia. Sebab tanggal 9 Maret
yang lalu telah tersingkaplah sejumlah 15 kg heroin yang
terdampar begitu saja di kota kecil Norrkoping, Swedia. Barang
tak bertuan itu berasal dari Paris, dimuat dalam satu peti yang
berisi kaleng-kaleng dengan tulisan Cina dan menerangkan isinya
adalah daging. Masa naas rupanya sedang menimpa sindikat
narkotik. Karena setelah London dan Amsterdam tidak aman lagi
bagi mereka, sangkaan Swedia sebagai tempat labuh yang masih
"bersih" toh keliru. Polisi setempat belum bisa menemukan siapa
pemilik 15 kg heroin tersebut. Sebab ketika polisi masih
menunggu barangkali ada orang yang mengaku memiliki peti
tersebut, koran setempat telah membeberkan berita tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini