Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hari h: 20 maret hari-h: 20 maret

Pro dan kontra mempertahankan pasukan AS di Muangthai makin menghangat. mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran mendukung pemerintah mengeluakan pasukan AS dari muangthai.(ln)

20 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TADINYA tanggal penting yang dinantikan di Muangthai adalah 4 April. Hari itu bakal jadi hari penentu bagi hari depan pemerintahan sipil Muangthai yang masih amat muda. Pemilihan umum di seluruh kerajaan akan bermula hari itu. Tapi bahkan jauh sebelumnya, suasana politik yang panas tidak jarang berubah jadi peristiwa berdarah yang mengerikan. Sekretaris Jenderal Partai Sosialis, Dr Boonsanong Bonyerthayan, dibunuh secara keji ketika mengendarai mobilnya di malam buta tanggal 28 Pebruari yang lalu. "Ini perbuatan orang-orang sayap kanan", kata Somkid Srisangkom, ketua Partai Sosialis yang juga mengaku jiwanya terancam. Tapi pertentangan Kiri versus Kanan itu tiba-tiba mendapatkan bentuknya menjelang suatu hari sebelum pemilu. Sudah sejak tahun silam, tanggal 20 Maret ini sebenarnya bakal jadi penting bagi Muangthai. Tanggal yang bertepatan dengan hari Sabtu pekan ini bakal merupakan hari terakhir kehadiran pasukan-pasukan Amerika Serikat di Muangthai. Keputusan istimewa ini dirumuskan dengan penuh semangat oleh pemerintahan sipil Muangthai yang tahun silam secara amat gugup menanggapi jatuhnya Indocina. Keputusan itu dengan amat bersemangat telah pula mendapat dukungan para mahasiswa yang di tahun 1973 menjadi pahlawan penggulingan rezim militer. Pekan silam, suasana sudah terlalu jauh berubah dari tahun dirumuskannnya keputusan keberangkatan pasukan-pasukan Amerika itu. Justru di kalangan mahasiswa sendiri timbul fraksi sayap kanan yang cukup kuat dan dengan penuh napsu bertekad mempertahankan kehadiran Amerika di Muangthai. "Mereka yang mendesak agar Amerika segera pergi dari sini sebenarnya hanya mempersiapkan negeri ini bagi kedatangan Soviet yang kini sudah aktif di Laos", kata Suchart Prapaihatn, ketua mahasiswa sayap kanan yang umumnya terdiri dari mahasiswa kejuruan. Pernyataan ini ternyata senada dengan kegusaran para perwira Angkatan Darat Muangthai yang juga cemas dengan rencana penarikan total pasukan-pasukan Amerika itu. Pekan silam, dari Manila, tersiar kabar mengenai desakan sejumlah komandan tentara Muangthai Komandan Divisi I, Panglima Operasi Intel dan Panglima Angkatan Darat-kepada pemerintahan Kukrit. "Sampai kita kuat, sebaiknya pasukan-pasukan Amerika itu berada di sini", kata seorang di antara perwira tersebut. Kepada Kukrit, perwira itu juga memperingatkan keadaan Muangthai yang sebagian wilayahnya -- 34 dari 71 propinsi berada dalam keadaan hampir dikuasai oleh, pemberontak Komunis. Pertentangan pro dan kontra kehadiran pasukan Amerika itu nampaknya menarik juga perhatian-kabinet. Pada tanggal 4 Pebruari yang lalu, pemerintah Muangthai telah mengirim nota kepada Kedutaan Besar Amerika mengenai kemungkinan tinggalnya sebagian pasukan Amerika di Muangthai, dengan syarat bahwa segala tindakannya harus sepengetahuan dan seizin pemerintah Bangkok. Pihak Amerika yang sebenarnya masih ingin mempertahankan sejumlah awak bagi pengawas satelit dan dinas monitoring, hingga pekan silam belum memberikan jawaban yang memuaskan. Jam Malam Dan ketegangan pun makin memuncak akibat situasi tak menentu itu". Tidak adanya jawaban dari Kedutaan Amerika harus ditafsirkan bahwa pasukan mereka akan ditarik habis pada tanggal 20 Maret nanti", kata Nissei Vejajava, juru bicara Deplu Muangthai. Keadaan seperti ini mendapat sambutan hangat dari mahasiswa golongan kiri Kriangkamot Laophairoj, Sekjen Persatuan Nasional Mahasiswa Muangthai yang kiri. Pekan silam mengumumkan rencana demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Maret ini "untuk mendukung keputusan pemerintah mengeluarkan tentara Amerika dari sini". Lantas saja keputusan NSCT itu mendapat jawaban dari para mahasiswa sayap kanan. Front Anti Imperialis Komunis dengan tegas mendesak agar pemerintah memperlakukan jam malam pada saat-saat golongan kiri merencanakan aksi. "Setiap demonstrasi anti Amerika", kata pemimpin Front mahasiswa sayap kanan itu, "akan dihadapi dengan tindakan balasan". Mereka bahkan menasehatkan agar orang banyak menghindari jalan-jalan yang mungkin dipergunakan untuk aksi-aksi tersebut sekitar tanggal 20 Maret ini. Nampaknya tanggal itu bakal jadi semacam Hari-H perkelahian jalan raya. "Siapa tahu terjadi perjuangan sengit bagi NSCT yang sudah sekarat itu", kata Suchart Prapaihom. Sementara semuanya menanti dengan tegang, Radio Laos dari Vientiane, pekan silam, ada memberitakan persetujuan Bangkok bagi menetapnya sekitar 3 ribu pasukan Amerika dalam pakaian sipil. Apakah berita ini seraja ditiupkan oleh Laos yang sudah jadi komunis guna lebih membikin ruwet tetangganya, entahlah. Tapi kata Menlu Chunhavan: "Yang akan tinggal dari tentara Amerika itu hanya 270 orang". Itu pun tidak dalam keadaan siap tempur. Sebab "mereka hanya penasehat sesuai dengan perjanjian tahun 1950".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus