Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teror Paling Mematikan di Eropa

23 November 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan di sejumlah tempat di Paris pada Jumat dua pekan lalu merupakan aksi terorisme paling mematikan di Eropa sejak pengeboman kereta komuter di Madrid pada Maret 2004.

7-9 Januari 2015, Prancis:
Tiga orang menyerbu kantor Charlie Hebdo, mingguan yang dikenal berkat karikatur satirenya tentang Islam dan agama lain. Mereka menewaskan 12 orang.

22 Juli 2011, Norwegia:
Seorang ekstremis sayap kanan menewaskan delapan orang dalam serangan bom di Oslo. Dia lalu membunuh 69 orang lainnya.

7 Juli 2005, Inggris:
Empat serangan terpisah dilancarkan bersamaan pada jam sibuk di jalur kereta bawah tanah dan bus. Sebanyak 56 orang tewas.

11 Maret 2004, Spanyol:
Bom berisi pecahan logam meledak di empat kereta komuter yang melaju menuju Stasiun Atocha, Madrid, menewaskan 191 orang. Sebanyak 2.000 orang lainnya luka-luka.

15 Agustus 1998, Inggris:
Sebuah bom mobil meledak di Omagh, kota kecil di Irlandia Utara, menewaskan 29 orang dan melukai 220 lainnya.

19 Juni 1987, Spanyol:
Sebuah serangan bom mobil di Barcelona menewaskan 21 orang dan melukai 45 lainnya.

Sumber: AFP


Memburu Penjahat Berbahaya

Polisi Prancis melancarkan operasi besar-besaran untuk memburu tersangka serangkaian serangan di Paris yang menewaskan 132 orang pada Jumat dua pekan lalu. Bagaimana operasi yang di kalangan penegak hukum digambarkan sebagai "daftar periksa untuk menyingkirkan secara sistematis penjahat berbahaya yang jadi buron" ini dilakukan?

Di Tempat Kejadian

Berkat pengumpulan bukti yang dilakukan cepat, polisi mengidentifikasi Brahim Abdeslam sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri di depan satu bar.

Sebuah VW Polo berpelat nomor asing ditemukan di dekat gedung konser Bataclan. Selembar tiket parkir di dalamnya mengarahkan polisi ke Molenbeek, kota di pinggiran Brussel, yang terkait dengan serangan sebelumnya. Polisi mengetahui mobil itu disewa Salah Abdeslam, adik Brahim Abdeslam.

  • Dua bukti terpenting yang pasti dicari polisi: DNA dan sidik jari.
  • Tak kurang pentingnya adalah keterangan saksi dan, jika ada, cuplikan video yang diambil penonton konser atau orang yang hadir di tempat kejadian.
  • Ditambah rekaman dari CCTV, video itu merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai "forensik digital". Kerap, terutama dengan tingkat kerusakan di tempat kejadian, gambar-gambar ini lebih membantu menemukan tersangka ketimbang DNA dan sidik jari.

    Detail di Sekitar Tempat Kejadian

    Kamera di sekitar tempat kejadian sama bergunanya: membantu mengenali tersangka dan arah pelariannya setelah serangan. Bisa juga tersangka diikuti hingga ke titik yang memungkinkan pengenalan dilakukan, seperti dalam kasus pengeboman di London pada 7 Juli 2005.

  • Teknologi pengenalan wajah kini sudah ada, tapi gambar rekaman CCTV sering kelihatan kabur. Kesulitan ini muncul pada pengejaran pelaku pengeboman di Boston pada 2013.
  • Ada pula pengenalan pelat nomor otomatis, yang menyimpan data tempat suatu kendaraan dipindahtangankan. Prancis punya versinya sendiri, yang memungkinkan polisi melacak di mana saja mobil yang ditemukan di depan gedung konser Bataclan singgah.

    Sumber: BBC, NBC News

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus