Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Indonesia di Turki atau KBRI memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban tewas mau pun luka-luka dalam musibah tergelincirnya pesawat Pegasus Airlines dengan nomor penerbangan 2193. Musibah itu terjadi pada Rabu, 5 Februari 2020 di Bandara Sabiha Gokcen, Istanbul, Turki, dimana dugaan sementara menyebut musibah terjadi karena cuaca buruk dan landasan pacu yang basah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hasil konfirmasi kepada Pegasus Airlines maupun hasil penelusuran ke tiga Rumah Sakit yang digunakan untuk menampung korban kecelakaan, sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban kecelakaan tersebut,” kata Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, Kamis, 6 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas penyelamat mencari korban tergelincirnya pesawat Pegasus saat mendarat di Bandara Sabiha Hokcen, Istanbul, Turki, 5 Februari 2020. REUTERS/Murad Sezer
Pesawat Pegasus Airlines tipe Boeing 737-86J tak bisa melakukan pendaratan dengan mulus pada Rabu, 5 Februari lalu hingga menyebabkan badan pesawat retak menjadi tiga bagian. Belum ada konfirmasi resmi penyebab musibah.
Dalam kecelakaan itu, tiga orang tewas dan 179 penumpan serta awak pesawat mengalami luka-luka. Total ada 183 penumpang dan awak pesawat saat kecelakaan terjadi.
“Menurut informasi yang kami peroleh, pesawat melayang ke darat akibat pendaratan yang keras,” kta Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, seperti dikutip dari npr.org.
Rekaman CCTV memperlihatkan burung besi itu bergerak di landasan sebelum tiba-tiba menghilang yang tampaknya terperosok ke dalam sebuah tebing. Dilaporkan pula sempat terlihat percikan api.
Foto-foto dari tempat kejadian memperlihatkan pesawat itu pecah menjadi tiga bagian, dengan bagian hidung terputus sepenuhnya dari sisa pesawat. Para penumpang harus keluar melalui celah di pesawat yang hancur. Burung besi itu membawa 177 penumpang dan enam awak pesawat.