PROSESI pengiring jenazah begitu panjang dan begitu resah. Tak seperti biasanya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, arak-arakan dukacita Kamis pekan lalu itu bukan datang dari penduduk Palestina. Tapi Yahudi. Sebab, jenazah yang mereka iringkan memang seorang Israel: Tirza Porat, cewek 15 tahun. Inilah pertama kalinya jatuh korban di pihak Israel sipil, semenjak intifadeh, huru-hara, Desember lalu meletus di kedua kawasan pendudukan itu. Sekelompok remaja Israel yang bermukim di Tepi Barat, Rabu pekan lalu, jalan-jalan keluar masuk kampung. Entah mengapa acara santai ini mereka lakukan di wilayah bergolak, Tepi Barat. Akibatnya, bentrokan dcngan penduduk Palestina tak bisa dihindarkan, dan tiga nyawa melayang: dua remaja putra Palestina, anonim, dan Tirza Porat itu. Tak ayal lagi, Yahudi di seluruh Israel, khususnya 60.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat, murka. Cerita yang beredar menyebut sang gadis remaja mati dirajam oleh penduduk desa Beita. Menteri kehakiman Israel Avraham Sharir mengusulkan kepada PM Yitzhak Shamir agar menghukum seluruh penduduk kampung Beita yang berjumlah 2.300 orang. Sementara itu, Haim Drucman, anggota parlemen sayap kanan Israel, menuntut Beita "dilenyapkan". Esok hari setelah penguburan, aksi pembalasan pun dilancarkan oleh tentara Israel. Lima rumah tersangka pelaku pelemparan batu dimusnahkan, seorang pemuda Palestina mati ditembak. Lima belas orang resmi ditangkap, dan 300 orang lainnya ditahan untuk "memberikan kesaksian". Menhan Yitzhak Rabin, dalam siaran radio, menyatakan tidak akan menerapkan hukuman berat. Pernyataan Rabin ini bisa jadi karena kesalahan tidak bisa 100% ditimpakan kepada pihak penduduk Palestina. Menurut autopsi yang dilakukan tentara dan secara resmi diumumkan Jumat pekan lalu, Tirza mati karena tertembak peluru di kepala, kejadian yang sebenarnya memang masih belum jelas. Juga mengapa kelompok remala yang dikawal dua orang bersenjata secara provokatif berjalan kaki ria di permukiman Palestina. Cuma diketahui, Romam Aldubi, 26 tahun, salah seorang dari dua pengawal, adalah seorang militan nasionalis, anak buah tokoh ekstrem kanan pendiri Liga Pertahanan Yahudi Rabbi Meir Kahane. Kuat dugaan, Aldubi menembak membabi buta setelah pemukim Palestina melempari mereka dengan batu. Aldubi sendiri kini dalam keadaan kritis, terkena lemparan batu. Sementara itu, upaya perdamaian Menlu AS George Shultz, sampai ia mengakhiri kunjungan ke Timur Tengah, belum ada hasilnya. Farida Sendjaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini