Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin diawali dengan Presiden Vladimir Putin yang diminta mundur oleh sejumlah pejabat Rusia. Pangkal sebabnya antara lain kekalahan Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita top 3 dunia kedua adalah Rusia hingga Myanmar tak diundang dalam pemakaman Ratu Elizabeth II. Terakhir yaitu Pangeran William yang mendapat warisan Rp 17 triliun dari Raja Charles. Berikut selengkapnya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Pejabat Rusia Teken Petisi Minta Putin Mundur dan Tuduh Berkhianat
Puluhan deputi kota dari Moskow dan St. Petersburg telah meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengundurkan diri dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan Senin, 12 September 2022. Seruan agar Presiden Rusia mundur muncul di tengah klaim kecurangan suara dalam pemilihan lokal dan regional akhir pekan ini serta kemajuan besar-besaran oleh pasukan Kyiv yang menandai kemunduran terbesar bagi invasi Moskow ke Ukraina.
“Tindakan Presiden Putin merugikan masa depan Rusia dan warganya. Kami menuntut pengunduran diri Vladimir Putin dari kantor Presiden Federasi Rusia,” demikian bunyi petisi yang dibagikan di Twitter oleh Ksenia Torstrem, seorang deputi distrik Semyonovsky di St. Petersburg, dikutip dari Moskow Times, Selasa, 13 September.
Menurut Torstrem, selain dirinya 84 orang lainnya menandatangani petisi pada Senin. Sehari sebelumnya pada Minggu, 11 September 2022, Anggota dewan St Petersburg lainnya, Kunin Vasily Evgenievich, dengan berani mengajukan petisi untuk pemakzulan Putin atas dasar pengkhianatan. Ia juga menyalahkan Putin karena melemparkan Rusia ke dalam isolasi internasional sambil menyoroti represi rezim yang dianggap otoriter.
Seruan dari para deputi agar Putin mundur awalnya muncul minggu lalu setelah Dmitry Palyuga, seorang deputi dari distrik Smolninskoye, St. Petersburg. Ia meminta Duma Negara untuk mengadili presiden dengan tuduhan pengkhianatan atas invasinya ke Ukraina.
Kremlin tidak pernah secara terbuka menanggapi kabar penggulingan Putin. Namun Kantor Presiden Rusia biasanya bersikap tegas terhadap suara berbeda.
Palyuga dipanggil ke kantor polisi dengan tuduhan "mendiskreditkan" tentara Rusia, tetapi kemudian dibebaskan. Penandatangan petisi kemarin menempatkan para politisi tersebut pada risiko hukuman di bawah undang-undang yang disahkan tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. Hukum itu diberlakukan untuk melarang hampir semua perbedaan pendapat anti-perang.
Sebelumnya, pengawas pemilu independen Golos melaporkan lusinan kasus pengisian surat suara, intimidasi, pembelian suara, dan kesalahan pencatatan suara setelah kandidat pro-Kremlin memenangkan pemilihan lokal dan regional Rusia.
Sementara di medan peperangan, Rusia dilaporkan tengah menderita. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya berhasil merebut kembali 6.000 kilometer persegi wilayahnya dari Rusia dalam serangan balasan bulan ini. Kemenangan ini menandai kekalahan terburuk Moskow dalam perang Rusia Ukraina yang berlangsung hampir tujuh bulan itu.
“Sejak awal September, tentara kami telah membebaskan 6.000 kilometer persegi wilayah Ukraina di timur dan selatan. Kami bergerak lebih jauh,” kata Zelensky dalam pidato hariannya, Senin, 12 September 2022, seperti dilansir Reuters.
2. Inilah 5 Negara Asia yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa
Antara abad ke-15 dan ke-20, kekuatan Eropa berusaha mengendalikan seluruh dunia beserta kekayaannya. Mereka berhasil menguasai sebagian besar benua Amerika, Afrika, Australia, dan tak terkecuali Asia. Namun demikian, ada beberapa negara Asia yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa.
Mengutip buku Indonesia: Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, penjajahan atau juga dikenal dengan istilah kolonialisme adalah satu usaha pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya. Meski sudah ada sejak zaman kuno, kolonisasi Barat diketahui sebagai tindakan penjajahan paling luas dan merusak.
Motif kolonialisme bangsa Eropa ke Asia, melansir uii.ac.id, secara umum dilandasi keinginan untuk berdagang. Para penguasa dan pengusaha Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke daerah penghasil komoditi rempah-rempah di sejumlah negara Asia. Niat berdagang itu berubah menjadi ambisi eksploitasi ekonomi, wilayah, dan budaya melalui usaha penjajahan.
Kecuali beberapa negara, setiap negara lain di Asia pernah mengalami peristiwa penjajahan di masa lalu. Melansir World Atlas, beberapa negara Asia yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Nepal
Nepal tidak pernah dijajah negara manapun. Negara ini memiliki sejarah panjang dan telah mempertahankan kedaulatan negara sebelum adanya kolonialisme. Meski demikian, ada beberapa wilayah dari negara Nepal yang ditaklukkan menjadi wilayah India.
2. Afghanistan
Semua upaya untuk menaklukkan dan menjajah Afganistan sia-sia. Inggris mencoba dua kali antara tahun 1839 dan 1880 tetapi mereka dikalahkan. Peristiwa ini dikenal sebagai Perang Anglo-Afghanistan.
3. Thailand
Beberapa upaya untuk menaklukkan Kerajaan Thailand tidak berhasil. Thailand dulunya bernama Siam. Ini adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak mengalami kolonialisme. Raja Siam (Thailand) saat itu, Raja Chulalongkorn, menghindari penjajahan dengan membangun hubungan dengan Inggris serta membuat kebijakan yang sesuai dengan kebiasaan Inggris.
4. Arab Saudi
Arab Saudi didirikan pada 1932. Terlepas dari laporan yang saling bertentangan mengenai pendudukan Arab Saudi oleh Portugis, namun negara Timor Tengah ini tidak pernah mengalami penjajahan di masa lalu. Mereka tidak merayakan kemerdekaan, melainkan lebih memilih unifikasi dengan penyatuan empat wilayah mereka sebagai satu negara.
5. Cina
Cina membangun Tembok Besar di atas medan untuk mencegah invasi negara lain. Hanya bangsa Mongol dan Manchu yang berhasil menaklukkan Cina dalam sejarah, meskipun dengan jumlah korban jiwa yang besar. Inggris, Uni Soviet, dan Arab juga mencoba menyerang Cina Barat tetapi semuanya gagal.
3. Pangeran William Dapat Warisan Rp 17 Triliun dari Raja Charles
Pangeran William, anak pertama Raja Charles dan Putri Diana, mendapat warisan wilayah Cornwall dari ayahnya. Warisan itu didapat setelah Charles menjadi raja di Inggris menggantikan Ratu Elizabeth II.
Dilansir dari CNN, Rabu, 14 September 2022, Pangeran William mewarisi tanah pribadi di Duchy of Cornwall yang luasnya hampir 140.000 hektare. Tanah itu sebagian besar berada di barat daya Inggris.
Wilayah tersebut dibangun pada 1337 oleh Raja Edward III. Kini nilainya ditaksir mencapai £ 1 miliar atau setara Rp 17 triliun. Menurut situs web Duke of Cornwall, pendapatan dari perkebunan akan digunakan untuk mendanai kegiatan publik, swasta dan amal.
Sejauh ini bagian terbesar dari kekayaan keluarga Crown Estate senilai £ 16,5 miliar atau setara US$ 19 miliar menjadi milik Raja Charles sebagai raja yang berkuasa. Namun di bawah pengaturan sejak 1760, raja menyerahkan semua keuntungan dari perkebunan kepada pemerintah.
Perkebunan milik keluarga Kerajaan Inggris menghasilkan laba bersih hampir £ 313 juta atau setara Rp 5,4 triliun. Dari laba tersebut, Departemen Keuangan Inggris membayar soverign grant untuk ratu sebesar £ 86 juta atau setara Rp 1,5 triliun. Sebagian besar uang ini dihabiskan untuk memelihara properti keluarga kerajaan dan membayar staf.
Raja Charles juga mewarisi Duchy of Lancaster, tanah milik pribadi sejak tahun 1265, yang bernilai sekitar £ 653 juta atau setara Rp 11,4 triliun. Pendapatan dari investasinya menutupi biaya resmi yang tidak dipenuhi oleh sovereign grant, dan membantu menyokong anggota keluarga Kerajaan lainnya.
Hingga kematiannya, jumlah harta kekayaan Ratu Elizabeth II tidak pernah dipublikasikan dan akan tetap menjadi rahasia keluarga.
Namun Forbes memperkirakan tahun lalu bahwa kekayaan pribadi Ratu Elizabeth II itu bernilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun. Hartanya terdiri dari perhiasan, koleksi seni, investasi, dan dua tempat tinggalnya, Kastil Balmoral di Skotlandia dan Rumah Sandringham di Norfolk. Sang Ratu juga mewarisi kedua properti dari ayahnya, Raja George VI.
“Kami tidak tahu sebenarnya apa yang ada di dalamnya dan apa nilainya, dan itu tidak pernah dipublikasikan,” ujar Laura Clancy, dosen media di Universitas Lancaster dan penulis buku tentang keuangan kerajaan. Sebagian besar kekayaan keluarga Kerajaan yang ditaksir bernilai £ 18 miliar dalam bentuk tanah, properti, dan investasi.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | CNN