Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia: Senjata Rusia Setelah 3 Tahun Perang, Spanyol Enggan Kirim Tentara ke Ukraina

Top 3 dunia adalah situasi persenjataan Rusia setelah perang dengan Ukraina hingga Trump ingin kirim tentara untuk menjaga tambang di Ukraina.

19 Februari 2025 | 06.00 WIB

Prajurit dari Brigade Mekanik ke-24 yang diberi nama Raja Danylo dari Angkatan Bersenjata Ukraina bersiap menembakkan howitzer ke arah pasukan Rusia di garis depan dekat kota Chasiv Yar di wilayah Donetsk, Ukraina, 7 Februari 2025. Reuters/Oleg Petrasiuk
Perbesar
Prajurit dari Brigade Mekanik ke-24 yang diberi nama Raja Danylo dari Angkatan Bersenjata Ukraina bersiap menembakkan howitzer ke arah pasukan Rusia di garis depan dekat kota Chasiv Yar di wilayah Donetsk, Ukraina, 7 Februari 2025. Reuters/Oleg Petrasiuk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin berisi berita-berita dari perang Rusia Ukraina. Tiga tahun perang dengan Ukraina, Rusia disebut mengirimkan senjata menggunakan keledai. Kondisi persenjataan Rusia dikabarkan merosot dibandingkan tahun sebelumnya.

Berita top 3 dunia lainnya adalah Presiden AS Donald Trump yang mengancam mengirimkan tentaranya untuk menjaga mineral di Ukraina. Terakhir dari top 3 dunia adalah Spanyol menolak pengiriman tentara ke Ukraina. Berikut berita selengkapnya:     

1. Tiga Tahun Perang dengan Ukraina, Bagaimana Kondisi Persenjataan Rusia?

Tiga tahun perang dengan Ukraina, pasukan Rusia  tidak segagah seperti awal invasi. Tahun lalu, Rusia mulai menggunakan sepeda motor, motor trail, skuter Listrik dan mobil sipil untuk serangan frontal terhadap posisi  Ukraina. Kini, mereka menggunakan keledai sebagai moda transportasi terbaru di garis depan Ukraina timur, menurut tentara Moskow dan blogger pro-perang, seperti dikutip Al Jazeera.

Penggunaan hewan berkaki empat untuk mengirimkan amunisi dan pasokan adalah hal yang "lumrah", demikian menurut pensiunan Letnan Jenderal Rusia Viktor Sobolev. "Lebih baik seekor keledai dibunuh daripada dua orang yang mengantarkan kargo dengan kendaraan mereka," katanya kepada situs web Gazeta.ru pada 6 Februari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Para pengamat mengatakan bahwa penurunan peringkat ini mencerminkan tren yang berkembang yang secara signifikan menghambat kemajuan Rusia yang sudah lambat di medan utama perang – wilayah Donbas tenggara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Untuk saat ini setidaknya, Rusia berada dalam posisi yang lebih kuat daripada Ukraina di medan perang meskipun Kyiv secara serius mengurangi ruang gerak Armada Laut Hitam Rusia yang dulunya sangat tangguh, demikian ungkap para ahli di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London, seperti dilaporkan oleh Reuters.

"(Dengan) gesekan yang menjadi faktor penting di darat, Rusia memiliki inisiatif dan Ukraina bertempur dalam pertempuran darat yang defensif," kata analis perang darat senior IISS, Ben Barry.

Simak berita selengkapnya di sini.


2.
Trump Ancam Kirim Tentara AS, Ingin Kuasai 50 Persen Mineral Ukraina

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berusaha mendapatkan 50 persen mineral langka Ukraina. Ia mengisyaratkan secara terbuka mengerahkan pasukan Amerika Serikat guna menjaga mineral tanah langka Ukraina jika ada kesepakatan dengan Rusia untuk mengakhiri perang.

Pernyataan Trump itu dilaporkan oleh NBC yang mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan rancangan perjanjian tersebut kepada Presiden Volodymyr Zelensky selama kunjungan ke Kyiv pada 12 Februari 2025.

Zelensky menolak menandatangani perjanjian setelah presentasi Bessent. Ia mengatakan perlu mempelajari dan berkonsultasi dengan orang lain menurut laporan NBC yang mengutip delapan pejabat AS yang diberi pengarahan tentang pertemuan tersebut.

Pada Konferensi Keamanan Munich, Zelensky mengatakan pada 14 Februari 2025 bahwa pengacaranya akan memeriksa dokumen yang diserahkan oleh Bessent di Kyiv dan membuat beberapa perubahan padanya. Ia menyebut usulan AS sebagai sebuah memorandum, bukan perjanjian keamanan.

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji untuk menengahi kesepakatan damai yang cepat guna mengakhiri perang skala penuh Rusia melawan Ukraina. Menindaklanjuti usulan sebelumnya untuk memastikan dukungan AS bagi Ukraina dengan imbalan mineral tanah jarang, Trump mengklaim bahwa Kyiv pada dasarnya telah menyetujui kesepakatan sumber daya senilai US$ 500 miliar.

Simak di sini untuk berita selengkapnya.

3. Spanyol Tolak Usul Inggris untuk Kirimkan Pasukan Perdamaian ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menyatakan negaranya menolak usulan Inggris untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina

"Masih terlalu dini untuk berbicara tentang pengerahan pasukan ke Ukraina karena saat ini belum ada perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares kepada wartawan menjelang pertemuan puncak darurat para pemimpin Eropa tentang perang Ukraina, Senin, 17 Februari 2025, dikutip dari Reuters

Lebih lanjut, Albares mengatakan negosiasi untuk mengakhiri perang tiga tahun itu seharusnya tidak berakhir dengan agresi Rusia.

"Perang agresi tidak dapat dibalas, kami tidak dapat mendorong pihak lain untuk melancarkan perang agresi," ujar Albares dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Onda Cero.

"Hari ini saya yakin Putin akan terus menyerang dan mengebom Ukraina. Jadi saya tidak melihat perdamaian di cakrawala saat ini."

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menjadi pemimpin Eropa pertama yang mengatakan bahwa dia siap menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina. Dia membuat komitmen tersebut menjelang pertemuan darurat para pemimpin di Paris untuk membahas peran Eropa dalam gencatan senjata.

Berita selengkapnya baca di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus