Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Turki Tak Penuhi Permintaan Ukraina Cegah Kapal Rusia ke Laut Hitam

Turki tidak dapat menghentikan kapal perang Rusia menuju Laut Hitam melalui selatnya, seperti yang diminta Ukraina karena terikat pakta internasional

26 Februari 2022 | 06.27 WIB

Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar di Bosphorus, dalam perjalanannya ke Laut Hitam, di Istanbul, Turki 13 Februari 2022. REUTERS/Yoruk Isik
Perbesar
Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar di Bosphorus, dalam perjalanannya ke Laut Hitam, di Istanbul, Turki 13 Februari 2022. REUTERS/Yoruk Isik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Turki tidak dapat menghentikan kapal perang Rusia menuju Laut Hitam melalui selatnya, seperti yang diminta Ukraina, karena klausul dalam pakta internasional memungkinkan kapal untuk kembali ke pangkalan mereka, kata Menteri Luar Negeri Turki, Jumat, 25 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ukraina meminta Turki memblokir kapal perang Rusia melewati Selat Dardanelles dan Bosphorus yang mengarah ke Laut Hitam, setelah Moskow meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina dari darat, udara dan laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasukan Rusia mendarat di pelabuhan Laut Hitam dan Azov Ukraina sebagai bagian dari invasi.

Di bawah Konvensi Montreux 1936, Turki memiliki kendali atas selat dan dapat membatasi perjalanan kapal perang selama masa perang atau jika terancam, tetapi permintaan tersebut telah menempatkan anggota NATO ini dalam posisi sulit karena mencoba untuk mengelola komitmen Barat sekaligus hubungan dekat dengan Rusia. 

Berbicara di Kazakhstan, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki sedang mempelajari permintaan Kyiv tetapi mengatakan Rusia memiliki hak berdasarkan Konvensi untuk mengembalikan kapal ke pangkalan mereka, dalam hal ini Laut Hitam.

Jadi bahkan jika Turki memutuskan setelah proses hukum untuk menerima permintaan Ukraina dan menutup selat untuk kapal perang Rusia, katanya, mereka hanya akan dicegah untuk melakukan perjalanan ke arah lain, jauh dari pangkalan mereka ke Mediterania.

"Jika negara-negara yang terlibat dalam perang mengajukan permintaan untuk mengembalikan kapal mereka ke pangkalan mereka, itu harus diizinkan," kata Cavusoglu seperti dikutip harian Hurriyet.

Berikutnya: Sikap Turki terhadap Invasi Rusia 

 

Cavusoglu menambahkan bahwa para ahli hukum Turki masih mencoba untuk menentukan apakah konflik di Ukraina dapat didefinisikan sebagai perang, yang akan memungkinkan mandat konvensi untuk dijalankan.

Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, mengatakan pada hari Jumat bahwa Kyiv mengharapkan "tanggapan positif" dari Ankara.

Cavusoglu juga menegaskan kembali penolakan Ankara untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia, sikap yang telah membedakan Turki dari sebagian besar sekutu NATO-nya yang telah mengumumkan tindakan tersebut.

Presiden Tayyip Erdogan kemudian mengatakan bahwa reaksi dari NATO dan negara-negara Barat terhadap serangan Rusia belum final, menambahkan ia berharap pertemuan puncak NATO pada hari Jumat akan memutuskan sikap aliansi.

Turki membina hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Turki menyatakan, serangan Rusia tidak dapat diterima dan mendukung integritas teritorial Ukraina tetapi mereka menghindari penggunaan kata-kata seperti "invasi" untuk menggambarkan apa yang terjadi.

Ankara telah menjalin kerja sama dengan Moskow pada pertahanan dan energi tetapi juga telah menjual drone ke Ukraina dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak. Mereka juga menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta aneksasi Krimea pada 2014.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus