Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Uang Panas di Parlemen Jepang

11 Maret 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Skandal adalah kata yang sangat akrab dalam masyarakat politik Jepang. Sistem politik Jepang yang liberal memungkinkan banyak politisi jatuh karena terlibat skandal, yang biasanya tak jauh dari praktek penyuapan, korupsi, atau perempuan. Recruit dan Sagawa Kyubin adalah dua perusahaan yang menjadi embrio skandal politik di Jepang, yang menggunakan uang untuk menyuap politisi. Saat ini, skandal sedang menyambangi Masakuni Murakami, 68 tahun, bekas Sekretaris Jenderal LDP di Majelis Tinggi. Tentu saja Murakami bukan sembarang politisi. Dialah salah satu dari "kelompok lima", istilah untuk lingkar elite politisi Partai Demokrat Liberal (LDP), yang kini dipimpin oleh Perdana Menteri Yoshiro Mori. Kelompok ini pula yang secara rahasia menyorongkan kursi perdana menteri kepada Mori untuk menggantikan Keizo Obuchi, yang wafat akibat serangan stroke April tahun lalu. Murakami mundur dari Majelis Rendah sejak jaksa penuntut menuduhnya menerima uang suap dari yayasan KSD, yang celakanya adalah sebuah lembaga yang juga penuh aroma skandal. Murakami sudah mulai berhubungan dengan KSD sejak dia terjun dalam kampanye untuk merebut kursi di MajelisTinggi pada 1992, dan terus berlanjut hingga 1998. Untuk itu, KSD harus menguras kasnya sebesar 620 juta yen untuk membiayai kampanye Murakami. Dukungan dana dari KSD luar biasa ampuh, dan menyebabkan Murakami tercatat namanya di urutan kedua dalam daftar kandidat LDP untuk Majelis Tinggi. Bahkan, kelak dia memenangi pertarungan menjadi orang LDP nomor satu di Majelis Tinggi dan sekaligus menjadi salah satu orang kuat di parlemen. Tentu saja, KSD memperoleh imbalan, dan salah satunya yang terkuak adalah bahwa pada Oktober 1996, Murakami mengajukan interpelasi di parlemen yang tujuannya mendorong pemerintah memberi subsidi untuk proyek pendirian Institut Teknologi milik KSD. Upaya Murakami memperoleh respons positif dari Ryutaro Hashimoto, Perdana Menteri Jepang saat itu. Menurut jaksa, campur tangan Murakami untuk kepentingan KSD bisa berhasil karena Murakami adalah anggota parlemen yang berpengaruh sebagai Sekretaris Jenderal LDP di Majelis Tinggi. Untuk jasa ini, KSD masih menyetor 50 juta yen ke pundi-pundi Murakami. Selain itu, KSD juga membayarkan uang sewa kantor Murakami antara 1996 dan 1998 sebesar 23 juta yen. Uang tersebut ternyata tak hanya untuk membiayai kantor Murakami, tapi juga diduga untuk organisasi LDP. Murakami memang tidak sendiri dalam skandal ini. Jaksa sudah mendakwa Takao Koyama, kolega Murakami di Majelis Tinggi. Selain itu, jaksa juga menjebloskan Koseki dan Katsushito Nakamura, keduanya eksekutif KSD, dalam hubungannya dengan pembayaran uang suap 23 juta yen kepada Murakami. Apa kata Murakami tentang tuduhan jaksa itu? "Saya merasa kagum," ujar Murakami. Bahkan, dengan enteng Murakami mengakui kebenaran tuduhan itu, tapi ia menolak menjawab pertanyaan penyidik tentang hubungannya dengan KSD, yang akan merugikan dirinya di depan pengadilan kelak. Skandal penyuapan ini menyeret Perdana Menteri Yoshiro Mori ke dalam pusaran pertarungan politik yang sengit dan lebih dalam lagi. Partai oposisi dan bahkan politisi LDP sendiri menganggap Mori wajib memikul tanggung jawab terhadap skandal uang panas Murakami, dan untuk itu seyogianya dia mundur dari kursi perdana menteri. R.F.X. (Yomiuri Shinbun, Asahi Shinbun)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus