Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ukraina dan AS akan bertemu di Riyadh Usai Pembicaraan dengan Rusia

Delegasi Ukraina dan Amerika Serikat dijadwalkan bertemu pada Selasa di Riyadh, Arab Saudi menyusul pembicaraan Rusia-AS di sana sehari sebelumnya

25 Maret 2025 | 14.00 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio,  Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Penasihat Keamanan Nasional Saudi Mosaad bin Mohammad Al-Aiban, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan penasihat kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin Yuri Ushakov, di Istana Diriyah, di Riyadh, Arab Saudi, 18 Februari 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Penasihat Keamanan Nasional Saudi Mosaad bin Mohammad Al-Aiban, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan penasihat kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin Yuri Ushakov, di Istana Diriyah, di Riyadh, Arab Saudi, 18 Februari 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Ukraina dan Amerika Serikat dijadwalkan bertemu pada Selasa 25 Maret 2025 di Riyadh, Arab Saudi menyusul pembicaraan Rusia-AS di sana sehari sebelumnya. Pembicaraan antara Washington dan Moskow sepertin dilansir Reuters, tentang proposal gencatan senjata terbatas Laut Hitam yang diharapkan akan membuka jalan bagi negosiasi damai yang lebih luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato pada Senin malam bahwa para pejabatnya di Riyadh akan bertemu dengan tim AS setelah pembicaraan Rusia-AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penyiar nasional Ukraina Suspilne mengutip seorang sumber dalam delegasi Ukraina yang mengatakan pembicaraan akan berlangsung pada Selasa.

Pembicaraan sehari pada Senin di Arab Saudi antara pejabat Rusia dan AS digambarkan oleh Washington sebagai langkah Presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang tiga tahun itu.

Seorang sumber Gedung Putih mengatakan kemajuan sedang dibuat dalam pembicaraan Riyadh dan bahwa "pengumuman positif" diharapkan "dalam waktu dekat."

Sebuah sumber Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan Riyadh telah berakhir pada Senin malam dan rancangan pernyataan bersama telah dikirim ke Moskow dan Washington untuk disetujui. Kedua negara dijawalkan untuk merilis kesepakatan pada hari ini.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sebelumnya bahwa tidak ada dokumen yang akan ditandatangani, agensi TASS melaporkan.

CBS News melaporkan bahwa AS dan Rusia diperkirakan akan merilis pernyataan bersama pada Selasa pagi tentang pembicaraan mereka di Riyadh.

Pekan lalu, Rusia menolak proposal Trump untuk gencatan senjata 30 hari penuh di Ukraina, dan sejauh ini hanya menyetujui moratorium serangan infrastruktur energi.

Pada Senin, Trump mencantumkan isu-isu yang dia katakan ada di atas meja: "Kami berbicara tentang wilayah sekarang. Kami berbicara tentang garis demarkasi, berbicara tentang listrik, kepemilikan pembangkit listrik."

Ketika pembicaraan Rusia-AS berlangsung pada Senin, Ukraina dan Rusia melanjutkan serangan mereka, dengan Kyiv mengatakan serangan rudal Rusia melukai sedikitnya 88 orang. Sementara Moskow menuduh Ukraina melakukan serangan yang ditargetkan dengan menewaskan dua wartawan dan sopir mereka.

"Moskow berbicara tentang perdamaian saat melakukan serangan brutal di daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha. "Alih-alih membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kami dan mengakhiri perangnya terhadap warga sipil."

Pembicaraan Senin di Arab Saudi menyusul panggilan telepon pekan lalu antara Trump dan Zelensky serta Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini menyusul pertemuan antara pejabat Ukraina dan Amerika di Arab Saudi pada Ahad.

Trump, yang telah mengurangi dukungan diplomatik AS untuk Ukraina dan bergeser secara terbuka ke sikap yang jauh lebih kritis terhadap Rusia daripada pendahulunya Joe Biden, mengatakan dia bertujuan untuk mengakhiri perang dengan cepat.

Gedung Putih mengatakan tujuan awal pembicaraan di Arab Saudi adalah untuk mengamankan gencatan senjata maritim di Laut Hitam, memungkinkan arus bebas pelayaran.

Namun, pertempuran maritim telah menjadi aspek perang yang relatif terbatas sejak 2023, setelah serangan Ukraina mendorong Moskow untuk memindahkan angkatan lautnya jauh dari perairan yang diperebutkan. Ini memungkinkan Ukraina untuk membuka kembali pelabuhan dan melanjutkan ekspor.

"Ini terutama tentang keselamatan navigasi," kata juru bicara Kremlin Peskov. Dia mengatakan perjanjian yang didukung PBB sebelumnya tentang pengiriman Laut Hitam telah gagal memenuhi beberapa tuntutan Moskow.

Seorang sumber yang diberi pengarahan tentang perencanaan pembicaraan di Arab Saudi mengatakan pihak AS dipimpin oleh Andrew Peek, seorang direktur senior di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan Michael Anton, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

Rusia diwakili oleh Grigory Karasin, mantan diplomat yang sekarang menjadi ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi Rusia.

Karasin dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan selama jeda dalam pembicaraan pada Senin, bahwa kedua belah pihak membahas isu-isu yang dianggap sebagai "iritasi" dalam hubungan bilateral.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Mike Waltz mengatakan kepada CBS "Face the Nation" pada Ahad bahwa delegasi AS, Rusia dan Ukraina berkumpul di fasilitas yang sama di Riyadh.

Di luar gencatan senjata Laut Hitam, Waltz mengatakan tim akan membahas "garis kontrol" antara kedua tentara, yang dia gambarkan sebagai "tindakan verifikasi, pemeliharaan perdamaian, membekukan garis di mana mereka berada".

Trump telah menyatakan kepuasan atas cara pembicaraan ini dan memuji keterlibatan Putin.

Namun, kekuatan besar Eropa meragukan apakah Putin siap untuk membuat konsesi nyata atau akan tetap berpegang pada apa yang mereka lihat sebagai tuntutan maksimalisnya. Tampaknya tuntutan Putin tidak berubah sejak dia mengirim pasukan ke Ukraina pada 2022.

Putin mengatakan dia siap untuk membahas perdamaian, tetapi Ukraina harus secara resmi membatalkan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari seluruh empat wilayah Ukraina yang telah dianeksasi Rusia secara sepihak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus