Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ukraina Kecewa Nestle Belum Angkat Kaki dari Pasar Rusia

Ukraina menuduh Nestle sebagai sponsor perang gara-gara perusahaan multinasional itu masih melanjutkan operasionalnya di Rusia.

3 November 2023 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Nestle

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ukrainian National Corruption Prevention Agency (NCPA) pada Kamis, 2 November 2023, menuduh Nestle sebagai sponsor perang gara-gara perusahaan multinasional itu masih melanjutkan operasionalnya di Rusia. Dalam pernyataan NCPA yang disebar di Telegram, disebut meskipun pasar Rusia menyumbang hanya sekitar 2 persen dari total aktivitas Nestle di dunia, namun perusahaan asal Swiss itu masih belum berani angkat kaki dari Negeri Beruang Merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi tuduhan itu, Nestle mengklaim pihaknya telah secara drastris mengurangi portfolio mereka di Rusia sejak konflik Ukraina meletup. Hanya saja, Nestle masih memberikan pada warga lokal barang-barang kebutuhan pokok dan memenuhi seluruh kewajibannya pada karyawan Nestle di Rusia. Di antara produk-produk Nestle yang terkenal adalah KitKat, Nescafe, Nesquik dan Nestea.  

 

NCPA menyebut, selain mengimpor bahan mentah untuk memproduksi makanan dasar, Nestle juga dituduh telah mencoba secara diam-diam mengirimkan peralatan teknologi ke Rusia untuk pengembangan bisnisnya di negara itu.

 

Data yang dipublikasi Forbes menyebut Nestle berada di peringkat 10 besar perusahaan – perusahaan dari negara Barat yang masih bertahan di Rusia di tengah derasnya sanksi yang dijatuhkan ke Rusia. Pada 2022, Nestle dilaporkan mendapatkan revenue lebih dari USD 2 miliar (Rp 31 triliun)

 

Hampir 40 perusahaan internasional dilaporkan masih ragu-ragu angkat kaki dari pasar Rusia. Di antara perusahaan itu adalah PepsiCo, Mars, Unilever, Xiaomi, Bacardi, Procter & Gamble, Yves Rocher, dan Alibaba (pemilik AliExpress).

 

Sebelumnya pada September 2023, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly secara terbuka mengungkap kalau memberikan dukungan ke Ukraina adalah hal yang berat dan menyakitkan. Cleverly menjawab kalau perang Ukraina secara umum menempatkan banyak negara di dunia pada tekanan. Ucapan itu disampaikan Cleverly tak lama setelah Menteri Keuangan Ukraina Sergei Marchenko mengakui kalau ada beberapa negara yang memberikan uang ke Kyev dalam jumlah yang semakin sedikit.

 

 

Sumber: RT.com

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus