Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan mahasiswa yang dipanggil untuk bertugas sebagai tentara cadangan dalam Operasi Pedang Besi di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menerima hibah masing-masing sebesar seribu Shekel atau setara dengan Rp3,9 juta dari Universitas Tel Aviv (TAU) di Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut data terbaru, lebih dari 5 ribu mahasiswa TAU telah dipanggil sejak pecahnya perang di wilayah pendudukan Palestina menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Mereka akan menerima dana hibah dalam beberapa hari ke depan sebagai tanda apresiasi dari universitas, dan sebagai bantuan untuk meringankan beban mereka ketika kembali belajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“TAU berkewajiban membantu mahasiswanya yang secara pribadi terkena dampak kesulitan perang. Tentu saja, yang berada di urutan pertama adalah pelajar yang sekarang bertugas sebagai tentara cadangan, serta pelajar dari Israel selatan dan utara yang sedang menghadapi kesulitan keuangan,” kata Presiden TAU, Ariel Porat.
Mahasiswa yang tinggal di asrama yang dipanggil untuk menjadi tentara cadangan dibebaskan dari pembayaran uang sewa asrama Oktober dan November. TAU juga menjanjikan ratusan beasiswa untuk membantu pembayaran sewa penghuni asrama yang belum dipanggil untuk bertugas, berdasarkan pertimbangan sosial ekonomi.
Selain itu, TAU juga mengatakan akan memberikan hibah tambahan yang besar, terutama bagi mereka yang bertugas di unit tempur atau pendukung tempur.
“Kami memulai dengan hibah kecil dan bermaksud untuk meningkatkannya di kemudian hari. Selain bantuan keuangan, kami juga akan menawarkan dukungan akademis setelah tahun ajaran dimulai,” sambung Porat.
Wajib militer di Israel berlaku bagi warga negara yang berusia di atas 18 tahun. Setelah mendaftar, laki-laki diharapkan bertugas selama 32 bulan dan perempuan selama 24 bulan.
Menurut Neraca Militer 2023 Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), Israel memiliki 169.500 personel militer aktif di angkatan darat, angkatan laut, dan paramiliter. Sebanyak 465.000 lainnya merupakan pasukan cadangan, sementara 8.000 lainnya merupakan bagian dari paramiliter.
Israel melancarkan Operasi Pedang Besi sebagai balasan dari Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober lalu yang menewaskan setidaknya 1.400 warga Israel. Serangan balasan yang telah merenggut nyawa lebih dari 8 ribu warga Palestina ini telah dikecam oleh komunitas internasional karena dinilai tidak berimbang. PBB mendesak Israel untuk menghentikan “hukuman kolektif” yang dilakukannya terhadap populasi Gaza, menyebut hal itu sebagai kejahatan perang.
“Bencana kemanusiaan terjadi pada 2,2 juta orang yang terkurung di Gaza dan dihukum secara kolektif. Hukuman kolektif adalah kejahatan perang. Hukuman kolektif Israel terhadap seluruh penduduk Gaza harus segera dihentikan,” kata juru bicara Kantor HAM PBB Ravina Shamdasani kepada konferensi pers di Jenewa pada Jumat, 27 Oktober 2023.
THE JERUSALEM POST | ANADOLU | AL JAZEERA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini