Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Upaya memecahkan golan di washington

Babak baru perdamaian timur tengah adalah perundingan suriah dengan Israel di washington pekan ini. dataran tinggi golan merupakan masalah hidup-mati bagi israel.

29 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERDAMAIAN Israel dengan negara-negara Arab tetangganya ibarat bangunan yang belum lengkap fondasinya. Apalagi kalau perundingan damai dengan Suriah belum juga berjalan mulus, sebagian fondasi yang sudah diselesaikan Israel dengan Palestina, yang belum matang benar itu, bisa-bisa mentah lagi. Setidaknya itulah pendapat Pesiden AS Bill Clinton. "Suriah adalah kunci untuk sebuah perdamaian yang komprehensif dan langgeng antara Israel dan para tetangga Arabnya," kata Clinton seusai berbicara selama lebih dari lima jam dengan Hafez Assad di Jenewa dua pekan lalu. Dan pekan ini juga, delegasi dari Suriah, dari Libanon, dan juga dari Yordania berada di Washington untuk melanjutkan kontak dengan Israel dan mengadakan perundingan yang gagal dilaksanakan musim panas tahun lalu. Clinton sudah memastikan acara ini pada konferensi persnya di Jenewa. Hafez Assad sudah menyatakan secara terbuka niatnya berdamai dengan Israel. "Kami siap menandatangani akta perdamaian sekarang," katanya. "Kami berperang secara terhormat, bernegosiasi dengan terhormat, dan seyogyanya bisa menggalang perdamaian secara terhormat pula." Dan biasa, bila pihak Israel menampilkan wajah ogah-ogahan, menanggapi niat baik Assad. Para pejabat Israel bersilang pendapat dalam menyambut ajakan Suriah. Bagi mereka, damai yang dimaksudkan oleh Hafez Assad itu masih belum jelas akan sampai sejauh mana: sekadar perjanjian perbatasan, hubungan dagang, atau sampai pembukaan hubungan diplomatik. Ganjalan utamanya adalah soal Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel sejak perang tahun 1967. Suriah menghendaki Israel mundur dari wilayah itu, sekali gebrak. Boleh jadi pemerintah Israel akan bersedia kalau ada jaminan dari Suriah bahwa tidak akan menggunakan dataran tinggi yang stretegis itu untuk mengancam keamanan Israel. Persoalannya sekarang: ada 13.000 warga Yahudi yang sudah menetap di Golan. Dan, sebenarnya, pernah ada tawaran dari Rabin untuk menarik tentara Israel secara bertahap dari Golan. Waktu itu tawaran ini ditolak oleh Suriah. Untuk mengadakan perundingan dengan Suriah di Washington sekarang, Perdana Menteri Yitzhak Rabin akhirnya menyetujui diadakannya suatu referendum. Lebih dari sekadar upaya memperoleh dukungan dari oposisi di luar dan di dalam Partai Buruh sendiri, referendum itu perlu bagi Rabin sebagai alat untuk membuktikan kepada Hafez Assad bahwa perdamaian itu sulit, dan supaya Suriah lebih luwes dalam pembicaraan menyangkut Golan. Lewat referendum itu, kabinet koalisi Yitzhak Rabin yang lemah memerlukan dukungan dari Partai Shas agar bisa menenangkan 13.000 warga Yahudi di Golan, sehingga tidak menentang rencana damai dengan Suriah. Sementara itu, para pejabat Suriah sudah memberikan pernyataan bahwa perundingan di Washington akan sia-sia kalau Israel tidak mengakui kekuasaan Suriah atas Dataran Tinggi Golan. Makanya ada dugaan, untuk memperkuat niat Suriah yang hendak berdamai dengan Israel, ada satu konsesi yang ditawarkan oleh Bill Clinton kepada Hafez Assad. Di Jenewa pekan lalu itu, setelah pembicaraan yang didampingi anggota delegasi masing- masing usai, Clinton dan Assad mengadakan pembicaraan tersendiri selama sekitar satu jam. Pihak Israel sempat penasaran terhadap isi pembicaraan tertutup tersebut. Tapi, kalaupun itu menyangkut suatu konsesi yang kemungkinan akan diterima oleh Hafez Assad, tampaknya lebih banyak berkaitan dengan urusannya di dalam negeri. Saat ini posisi Assad sedang terancam oleh perebutan kekuasaan untuk menggantikannya. Assad, 63 tahun, dengan keberhasilannya membangun ekonomi, sehingga tahun 1993 pertumbuhannya 5% setahun dan tahun 1994 diperkirakan 5,5%, merasa memiliki legitimasi untuk bertahan. Tapi kesehatannya tampaknya tak memungkinkan. Sejak 10 tahun lalu ia terkena diabetes, misalnya. Ataupun kalau ia harus mundur, ada kemungkinan ia akan memberi kekuasaan kepada anak lelakinya, Basil, 34 tahun, seorang perwira angkatan udara (seperti sang ayah). Basil sudah dilibatkan dalam pemberantasan korupsi di antara pejabat, dan oleh koran milik pemerintah sudah dinobatkan sebagai Si Tuan Bersih. Gerakan antikorupsi di tahun 1992 itu, oleh Pemerintah juga dimaksudkan untuk meyakinkan dunia luar bahwa birokrasi di Suriah bisa diandalkan, terutama untuk mengundang investor asing. General Motor dari AS pun sudah berminat membuka pabrik perakitan truk dan sedan di Suriah. Tapi sayang, akhir pekan lalu Basil, yang potretnya dipasang besar di jalan protokol di Damaskus, cedera berat dalam suatu kecelakaan lalu-lintas, dan akhirnya meninggal dunia. Maka orang kembali pada analisa beberapa tahun lalu, bahwa di Suriah penguasa sebenarnya adalah militer dan intelijen. Trio militer- intelijenlah sebenarnya yang berkuasa di negeri ini: Hikmat Shehabi, Pangab Adan Makhlouf, kepala pengawal presiden dan Ali Duba, kepala intelijen militer. Maka, tidak terburunya Assad mengikuti jejak Yasser Arafat -- berdamai dengan Israel -- mencerminkan sikap militer dan intelijen Suriah. Mungkin karena ini, Israel pun bersikap alot: Dataran Tinggi Golan, yang merupakan benteng alami buat menahan yang datang dari Suriah, terlalu berbahaya diserahkan pada negeri yang dikuasai militer. Clinton pun sulit mengubah ini.Mohamad Cholid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum